Nasional

Ketua Komisi X DPR RI : Pendidikan Vokasi Semakin Jauh dari Kebutuhan Industri

JAKARTA – Ketua Komisi X DPR RI, Syaiful Huda mengatakan, pendidikan vokasi sampai dengan hari ini masih menyisakan berbagai masalah. Sumber dari Kamar Dagang dan Industri (Kadin), diantaranya lapangan kerja rata-rata hanya menyerap sekitar 40 persen lulusan vokasi. Realitas yang sama juga didapat berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), pengangguran terdidik terbuka justru ada pada lulusan SMK.

Ia menyampaikan, sarana fasilitas untuk pemagangan guru, dosen dan peserta didik di dunia usaha dan industri masih sangat minim. Program vokasi di tingkat magister dan doktor terapan juga masih sangat terbatas. Akibatnya kurangnya jumlah mahasiswa yang ahli di bidang vokasi.

“Tidak berjalannya konsep link and match yang menyebabkan pendidikan vokasi semakin jauh dari kebutuhan industri. Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) yang kami undang pada tanggal 20 Januari 2020 menyampaikan beberapa hal terkait dengan penyelenggaraan pendidikan vokasi. Diantaranya adalah kondisi ketenagakerjaan masih terjadi mismatch yang sangat tinggi antara kebutuhan dan ketersediaan skill tenaga kerja,” katanya.

Adanya potensi disrupsi dan terciptanya jenis pekerjaan baru, lanjutnya, akibat dari perkembangan teknologi digital dan otomatisasi di dunia industri.

“Dan adanya perbedaan penilaian antara standar kompetensi lulusan dengan standar kompetensi kerja nasional Indonesia,” ungkap Syaiful Huda.

Sementara itu, anggota Komisi X DPR RI Adrianus Asia Sidot menyampaikan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, arah pendidikan Indonesia ke depan kontennya akan lebih kepada pendidikan vokasi. Yakni, pendidikan yang menunjang pada penguasaan keahlian terapan tertentu.

“Skill label kita yang memang menjadi problem besar pada saat ini. Oleh karenanya kami menaruh harapan besar terhadap kontribusi dari pihak swasta, terutama sebagai user dalam menyerap tenaga kerja, yang produsennya itu justru berada di dunia pendidikan atau di sekolah-sekolah,” ujar Adrianus.

Ia mengatakan, problem-problem yang ada, seperti tidak matching-nya antara kompetensi lulusan dengan kompetensi yang diperlukan oleh dunia industri akan menjadi bahan diskusi Komisi X DPR RI dengan Kementerian Pendidikan. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

BPJS Ketenagakerjaan Magelang Evaluasi Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi SRC

MAGELANG, siedoo.com - Kolaborasi bersama PT HM Sampoerna, BPJS Ketenagakerjaan Magelang Evaluasi Perlindungan Jaminan Sosial Ketenagakerjaan bagi SRC. Sampoerna Retail…

2 jam ago

Zaleha Rumadi Mahasiswa UNIMMA Lolos IISMA 2024

MAGELANG, siedoo.com - Mahasiswa S1 Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan (Fikes) Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA), Zaleha Rumadi berhasil lolos menjadi awardee Indonesia International Student…

11 jam ago

ITS Targetkan Kenaikan Penerima Beasiswa

SURABAYA, siedoo.com - Anggaran pencairan beasiswa yang berhasil dikumpulkan oleh Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) baik dari internal maupun eksternal…

2 hari ago

Pj Bupati Magelang: Momentum Idul Fitri Harus Bisa Membawa Semangat

MAGELANG, siedoo.com - Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto mengatakan momentum Idul Fitri ini harus bisa membawa semangat khususnya kepada para…

3 hari ago

347 Kabupaten/Kota Telah Membentuk Satgas PPKSP, Apa Fungsinya

JAKARTA, siedoo.com - Kemendikbudristek telah mengeluarkan Permendikbudristek Nomor 46 tahun 2023 yang mengatur tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan di Lingkungan…

4 hari ago

Kembangkan Aplikasi Pemantau Pasien Gagal Ginjal Kronis

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menggandeng Rumah Sakit Universitas Airlangga (RSUA) dalam pengembangan terobosan aplikasi SahabatCAPD, sebuah…

2 minggu ago