MAGELANG – SMK Muhammadiyah 1 Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menggelar pelatihan jurnalistik, Sabtu (25/1/2020), di sekolah setempat. Pelatihan ini untuk menumbuhkan serta mendongkrak siswa dalam bidang literasi.
Mewakili pihak sekolah, Pembina Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM), Achmat Khoirul Fata mengatakan, peserta pelatihan memang baru terbatas 15 siswi. Mereka diharapkan nantinya menjadi pelopor literasi di sekolah.
“Ini merupakan langkah awal positif bagi para siswa kami. Dari 15 ini diharapkan ke depan dapat menularkan ilmu jurnalistik yang mereka dapat kepada yang lain,” katanya.
Khoirul menambahkan, belajar jurnalistik ini untuk mengembangkan bakat siswa dalam bidang menulis. Karena tidak menutup kemungkinan ke depan mereka bisa menjadi penulis terkait jurusan masing-masing.
“Misal mereka yang jurusan tata busana, bisa mereka jadi penulis buku tentang fashion atau mode pakaian terbaru,” tambah Khoirul.
Sebagai pematerinya, Narwan Sastra Kelana dari siedoo.com menyatakan, menulis merupakan salah satu budaya warisan nenek moyang bangsa Indonesia. Ribuan karya tulis buah pikiran para pujangga Nusantara masih tersimpan hingga saat ini di Museum Leiden, Belanda. Hal itu menunjukkan bahwa karya tulis nenek moyang bangsa Indonesia diakui memiliki nilai seni tinggi.
“Setiap orang tentu memiliki bakat menulis, hanya perlu diasah dan dikembangkan. Termasuk para pelajar, seperti siswa di sini,” tandasnya.
Dalam pelatihan tersebut para siswa ditekankan bahwa belajar jurnalistik tidak melatih seseorang untuk menjadi wartawan. Namun belajar bagaimana mengungkapkan ide, gagasan, perasaan, atau karya sastra dalam bentuk tulisan atau karya tulis.
Salah satu peserta pelatihan, Bekti Rismawati dari kelas XI Jurusan Akuntansi dan Keuangan Lembaga mengaku senang dengan pelatihan ini. Dia antusias mengikutinya dan aktif bertanya.
“Saya berharap ke depan, jurnalistik dapat terealisasi sebagai kegiatan ekstra kurikuler di sekolah kami,” harapnya.
Selain mendapatkan materi jurnalistik, peserta juga berkesempatan bertanya pada sesi tanya jawab. Sedangkan pada sesi terakhir peserta diajak langsung praktik menulis sebuah berita dengan sudut pandang yang berbeda-beda. (Siedoo)