Daerah

Sulteng Bakal Terapkan Zonasi Guru SMA Tahun 2020, Berikut 4 Alasannya

SULTENG – Zonasi bukan hanya untuk penerimaan siswa, tetapi juga guru. Hal ini bakal diterapkan di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sulteng) pada tahun 2020 untuk guru SMA. Guna mendukungnya saat ini pemerintah provinsi setempat tengah melakukan pendataan guru terkait tempat tinggal dan tempat tenaga didik tersebut mengajar.

“Keuntungannya kami dekatkan dengan tempat tinggal guru dengan tempat mengajar, kemudian manfaatnya yaitu jarak tempat tinggal guru dari tempat mengajar akan dekat sehingga mengefisienkan waktu tempuh,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Plt Kadis Dikbud) Provinsi Sulawesi Tenggara Asrun Lio dilansir dari antara.com.

Kedua, lanjutnya, adalah dapat menghemat transportasi. Yang tadinya penghasilannya banyak dikeluarkan jasa transportasi bisa berkurang. Ketiga bisa mengatasi kemacetan.

“Bayangkan kalau sudah jam kerja terus dengan jarak yang jauh. Keempat adalah kalau rumahnya dekat dengan tempat mengajar maka guru tersebut dapat datang dengan tepat waktu,” ujarnya.

Asrun juga menjelaskan, sistem zonasi guru akan berlaku ditingkat SMA/SMK dan SLB. Kalau sistem zonasi pelajar, katanya, itu berlaku saat siswa itu mendaftar.

Zonasi guru pernah digulirkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan zamannya Muhadjir Effendy. Dijelaskan Muhadjir, saat masih menjabat menteri tersebut,  tujuan rotasi adalah pemerataan guru.

“Sehingga tidak ada lagi sekolah yang isinya tumpukan guru PNS, sementara ada sekolah yang isinya tumpukan honorer,” terang dilansir dari jawapos.com.

Muhadjir mengatakan, rotasi tersebut berbasis zonasi. Para guru tidak perlu resah karena perpindahan itu tidak jauh-jauh. Rotasi akan dilakukan by sistem yang terpusat di Kemendikbud. Bila sudah waktunya dirotasi, guru tinggal diberitahukan kepada kepala daerah.

Guru akan dirotasi berdasar masa kerja di sekolah masing-masing. ”Maksimal enam tahun lah,” tutur mantan rektor Universitas Muhammadiyah Malang tersebut.

Sebagai contoh guru SD. Karena berbasis guru kelas, dia akan mendidik siswa yang sama sejak kelas I hingga VI. Begitu siswa kelas I naik tingkat, gurunya akan mengikuti.

Muhadjir mengungkapkan, pihaknya akan menggodok aturan tersebut sebelum diterapkan setidaknya pada 2020. Penerapan di Solo, Malang, dan Surabaya disebut sudah mendahului.

”Bahkan, kakaknya ibu negara juga kena rotasi,” ucap Muhadjir. Dia berprofesi guru SMP di Solo. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?

Recent Posts

Berikut Sistem Penanganan Medis Berbasis Metaverse yang Gagasan Mahasiswa ITS

SURABAYA, siedoo.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama…

20 jam ago

Ikuti POPDA Eks Kedu, 160 Atlet dan Official asal Kota Magelang Dilepas

MAGELANG, siedoo.com - Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melepas 160 atlet termasuk pelatih/official Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Kota Magelang,…

2 hari ago

Luar Biasa! ITS Naik Peringkat II Pendanaan PKM Terbanyak Nasional

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan tinggi dengan proposal yang mendapatkan pendanaan…

2 hari ago

Dua Pelajar Indonesia Raih Emas dalam Ajang Internasional di Australia

JAKARTA, siedoo.com - Pelajar kelas 10 Sekolah Insan Cendekia Madani, Ronald Rauf Nurima, meraih prestasi gemilang dengan menyabet medali emas…

3 hari ago

17 Rektor PTN Ikuti Program Kepemimpinan di Korsel, Siapa Sajakah Mereka?

JAKARTA, siedoo.com - Pelepasan Peserta Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) untuk Rektor Tahun 2024 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,…

3 hari ago

Ini Dia Sosok Wisudawan Sarjana Terbaik ITS dengan IPK 3,96

SURABAYA, siedoo.com - Menempuh pendidikan selama 3,5 tahun di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak menghalangi Benedictus Kenny Tjahjono sematkan…

4 hari ago