Siedoo.com - PTK harus dilakukan guru di kelasnya. l ilustrasi : arah.com
Opini

PTK Buatan Guru Berpeluang Besar Diterima, Bila Memenuhi 5 Syarat Ini

Siedoo, Diakui guru merupakan ujung tombak di kelas dalam kerangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Bahkan karena hal itu, oleh pemerintah, guru telah ditetapkan sebagai salah satu pekerjaan profesi yang setara dengan profesi lainnya seperti dokter, pengacara, akuntan, dan sebagainya.

Penetapan ini tentu saja membawa konsekuensi bahwa guru mempunyai kewajiban untuk meningkatkan profesionalitasnya seiring dengan peningkatan kesejahteraan yang diperolehnya. Salah satu bentuk peningkatan profesionalisme guru yang saat ini banyak disorot adalah penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Di antaranya, adalah laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).

Penyusunan laporan PTK bagi seorang guru di samping sebagai bentuk implementasi peningkatan profesionalismenya, juga merupakan salah satu komponen yang diperlukan untuk kenaikan pangkat.

Tidak sedikit yang kecewa manakala mengajukan Penilaian Angka Kredit (PAK), PTK yang dibuat mendapat nilai 0. PTK yang telah disusun dengan susah payah dalam waktu cukup lama tiba-tiba tidak diakui. Padahal, guru yang bersangkutan sudah berusaha memenuhi aturan yang berlaku.

Seperti mengikuti beberapa teori tentang teknik membuat PTK yang baik, penggunaan bahasa ilmiah, dan sistematika yang telah ditentukan. Akan tetapi, mengapa PTK tersebut masih ditolak?

Perlu diketahui, sebuah PTK hanya akan mendapatkan nilai 4 atau 0. Tidak ada dinilai 1,2, atau 3. Nah, agar PTK bisa mendapatkan nilai 4 maka harus memenuhi syarat sebuah PTK. Apa saja syaratnya? Simak berikut ini.

1. Judul PTK Harus Bercirikan PTK 

Judul PTK Pada umumnya diawali dengan kata Penggunaaan atau kata Peningkatan, atau kelompok kata Upaya Meningkatkan. Selain itu, judul PTK harus memuat empat hal yang harus ada. Ibarat sebuah penyembuhan suatu penyakit, maka harus ada penyakit, obat, pasien, dan rumah sakit.

Baca Juga :  Wow! Purbalingga Kekurangan 1.000 Guru

Yang dimaksud penyakit yaitu Kompetensi Dasar (KD) apa yang belum tuntas. Obat adalah tindakan apa yang akan dilakukan. Kemudian pasien, adalah siswa di kelas berapa, dan rumah sakit, adalah sekolah yang digunakan untuk penelitian, yaitu SD/SMP/SMA mana.

Contoh judul, “Peningkatan Prestasi Belajar Operasi Hitung Campuran Bilangan Bulat  Menggunakan Permainan Puzzle Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Margoyoso Salaman Magelang”.

2. Penelitian Dilakukan di Kelas Tempat Guru Mengajar

Laporan yang disusun akan dikatakan sebagai sebuah Penelitian Tindakan Kelas. Hal itu berarti penelitian dilakukan di kelas tempat guru tersebut mengajar. Dengan demikian, sebenarnya menulis PTK itu tidaklah terlalu sulit karena yang ditulis adalah pengalaman yang dilakukan saat mengajar.

Dengan demikian, apabila ada guru kelas 2 melakukan penelitian di kelas 3, sudah dapat dipastikan PTK akan ditolak. Begitu pula apabila ada guru mengajar di SD A namun melakukan penelitian di SD B, PTK juga pasti ditolak.

Sehingga penting diperhatikan, bahwa penelitian harus dilakukan guru yang bersangkutan di kelas yang bersangkutan dan di sekolah tempatnya mengajar.

3. PTK yang Disusun Berdasarkan Prosedur yang Benar

Sebuah PTK selalu ditandai dengan adanya siklus, bisa dua siklus, bisa juga tiga siklus. Tidak pernah ada sebuah PTK yang hanya ada satu siklus karena belum terlihat adanya peningkatannya.

Bila dibandingkan dengan prasiklus, itu bukanlah PTK, tetapi sebuah penelitian eksperimen. Hasil prasiklus sebagai kelompok kontrol. Sedangkan hasil siklus satu merupakan kelompok eksperimen.

Begitu juga tidak pernah ada PTK yang memiliki lebih dari tiga siklus. Bila itu terjadi berarti tindakannya perlu diganti, dengan istilah obatnya tidak manjur.

Mengenai berapa pertemuan setiap siklusnya? Memang ada yang mengatakan bahwa setiap siklus diusahakan memiliki lebih dari satu pertemuan karena kalau hanya satu pertemuan dianggap program remidi, bukan PTK.

Baca Juga :  Konsep Sehat Raga tentang Asupan Air di Tubuh

4. Lampiran PTK Harus Lengkap

Sebuah lampiran dalam PTK jangan diremehkan. Lampiran dalam PTK sangat dibutuhkan untuk membuktikan keabsahan hasil penelitian. Lampiran akan meyakinkan tim penilai, apakah PTK tersebut benar-benar dilakukan atau sekadar laporan fiktif.

Hal-hal yang perlu dilampirkan antara lain: surat izin penelitian, RPP masing-masing siklus, instrumen yang digunakan berupa lembar observasi dan tes, contoh hasil kerja siswa, dan foto-foto kegiatan.

5. PTK Telah Diseminarkan 

Perlu diperhatikan pula hal ini, PTK yang akan diajukan untuk kenaikan pangkat harus sudah  diseminarkan. Seminar minimal di depan minimal 15 guru dan minimal dari 3 sekolah yang berbeda. Penting, dalam satu kegiatan seminar, maksimal tiga guru penyaji yang berbeda. Artinya, satu guru hanya boleh satu penyajian.

Selanjutnya, bukti seminar yang perlu dilampirkan dalam PAK meliputi surat undangan, daftar hadir yang memuat nama, asal sekolah dan tanda tangan, laporan hasil seminar serta foto-foto kegiatan seminar.

Itulah 5 syarat agar PTK yang disusun dapat diterima tim penilai dan mendapatkan nilai 4. Membuat PTK adalah keharusan sebagai guru profesional. Kunci menulis PTK itu hanya satu, kemauan.

Untuk kenaikan pangkat, PTK hanya diharuskan untuk kenaikan ke golongan IV ke atas, itu pun satu PTK sudah diperbolehkan. Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) lainnya sangat beragam. Bisa berupa artikel ilmiah, artikel populer, buku pedoman guru, karya terjemahan, menulis buku, buku pedoman guru, karya seni, dan karya inovatif. Selamat mencoba! (*)

Narwan Siedoo

Apa Tanggapan Anda ?