Siedoo.com - Kepala SMP N 3 Magelang Jawa Tengah, Harjanta, M.Pd bersama siswa | foto: Fauzi Bayu Sejati | Siedoo
ADV Daerah

Seminggu Sekali Siswa Dibina Khusus, Diajak Ngobrol dari Hati ke Hati

MAGELANG – Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 3 Kota Magelang, Jawa Tengah mempunyai program pembinaan wali kelas terhadap siswanya yang rutin diadakan setiap Jumat. Program tersebut untuk lebih mendekatkan hubungan antara guru dan siswa.

“Setiap kelas itu kan ada wali kelas, ibaratnya bapaknya atau ibunya siswa. Seminggu atau dua minggu satu kali, anak – anak diajak ngobrol dari hati ke hati,” kata Waka Kesiswaan SMPN 3 Magelang, Johan Fitriyanto, S.Pd.

Diterangkan, memang harus ada semacam pembinaan terhadap siswa-siswi. Kalau dibiarkan, bisa terjadi banyak kasus atau masalah di siswa karena kurangnya perhatian.

Pembinaan dari wali kelas memberikan arahan, biasanya terkait hal sedang berkembang di kelas. Jika tidak diperhatikan, anak – anak yang tarafnya masih remaja tersebut dinilai belum bisa sepenuhnya mengatasi berbagai masalah yang ada, sehingga perlu adanya pendampingan lebih.

“Jadi wali kelas kita berdayakan untuk memberikan himbauan kepada anak – anak, semacam kalau di rumah seperti bapak ibunya. Kalau tidak ada kedekatan dengan orang tua kan kalau ada masalah anak – anak kasihan,” tandasnya.

Kegiatan pada Jumat isinya bergantian di setiap pekannya. Terdapat tiga kegiatan Jumat, ada Jumat bersih, Jumat sehat dan ada Jumat Pembinaan wali kelas. Waktu yang dijadwalkan khusus Jumat sehat seperti jalan sehat dilaksanakan saat pagi, selain itu dilaksanakan ketika siang.

Kepala SMPN 3, Harjanta, M.Pd menjelaskan, dalam pendidikan tidak bisa dengan cara yang keras. Lebih efektif, bagus dan berkarakter jika antara guru dan anak seperti teman, saudara atau keluarga. Sehingga jika ada anak – anak yang melakukan suatu kesalahan atau punya masalah bisa langsung menyampaikan dan berterus terang kepada gurunya.

Baca Juga :  Pengurus OSIS Digembleng Mulai Materi Kepemimpinan hingga Orasi

“Kita menghargai kejujuran anak – anak, karakter keterus terangan dan keberanian kita hargai. Memang kalau saya melihat, anak – anak di sini cenderung jika melakukan kesalahan mengakui dengan jujur. Setiap ada kesalahan, siswa tetap mendapat sanksi, namun diterapkan sanksi yang mendidik,” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?