Siedoo.com - Rapat koordinasi Kemenag di Yogyakarta 8-10 November. I foto : kemenag.go.id
Nasional

Penyusunan Anggaran 2020 di Satker Kemenag Perlu Antisipasi Tambahan Gaji

YOGYAKARTA –Di lingkungan Kementerian Agama (Kemenag) ada 4.593 satuan kerja (satker) dengan 6.800 DIPA yang tersebar di tingkat pusat, daerah, perguruan tinggi keagamaan sampai pada level madrasah. Dalam penyusunan anggaran 2020, perlu mengantisipasi kebutuhan tambahan gaji. Sebab, pada Maret 2020, akan ada penerimaan CPNS baru di Kementerian Agama.

Sekjen Kementerian Agama, M Nur Kholis Setiawan, menekankan pentingnya kecermatan dan ketepatan dalam perencanaan anggaran agar program berjalan optimal. Sebab, ketepatan dalam mengestimasi kegiatan adalah kunci.

Man asyraqat bidaayatuhu, asyraqat nihaayatuhu. Kalau awalnya baik, insya Allah akhirnya juga baik,” kata M Nur Kholis mengutip kalam hikmah kitab Al Hikam dilansir dari kemenag.go.id.

Hal itu disampaikannya pada rapat koordinasi perencanaan anggaran 2020. Rakor yang berlangsung di Yogyakarta, 8-10 November ini dihadiri para Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama se-Indonesia

Untuk itu, Sekjen mengingatkan bahwa proses penganggaran setidaknya harus memperhatikan tiga aspek, yaitu: afirmasi, dekonstruksi, dan inovasi.

Afirmasi mencakup program tahunan yang harus selalu ada, misalnya, belanja pegawai untuk gaji atau tunjangan. Dekonstruksi adalah melanjutkan program-program tahun sebelumnya dengan pembenahan, perbaikan dan penyempurnaan atau ofistikasi.

“Setidaknya perbaikan itu ada dua, satu bentuk kegiatannya, yang kedua efisiensi dan efektifitasnya,” ujarnya.

“Sedangkan inovasi adalah sesuatu yang belum pernah ada di tahun sebelumnya namun dibutuhkan untuk menunjang program,” tambahnya.

Menurut Sekjen, Kementerian Agama saat ini sedang mengusulkan agar ada perubahan dari multi dipa menjadi single dipa pada satker-satker besar, untuk anggaran belanja pegawai.

“Bappenas sudah memberikan lampu hijau tinggal satu langkah lagi Kementerian Keuangan, sehingga ke depan energi kita tidak habis hanya untuk revisi sana sini. Jadi lebih produktif,” jelasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?