SULAWESI – Kepala Perpustakaan Nasional RI, Muhammad Syarif Bando menyatakan, revolusi industri 4.0 mendorong terjadinya disrupsi di dalam berbagai bidang. Terutama, pada skill yang dibutuhkan untuk pekerjaan di industri masa depan.
Ditandaskan, ketika revolusi industri 4.0 lahir, ada 1,5 miliar pekerjaan yang akan hilang dan hanya tersisa 2,1 juta pekerjaan di dunia. “Pekerjaan seperti youtuber, analisis data, dan berbagai pekerjaan yang bersifat kolaboratif akan menjadi pekerjaan yang muncul era digital ini,” ujar Syarif.
Karenanya, paradigma pendidikan di Indonesia harus berubah. Tidak hanya mengutamakan kecerdasan kognitif individu yang diraih melalui predikat cumlaude. Melainkan, lebih kepada kemampuan dalam memecahkan masalah kompleks secara kolaboratif.
“Industri sekarang bukan (hanya) membutuhkan kecerdasan, tetapi adalah complex problem solving, bagaimana kemampuan anda memecahkan masalah yang paling komplek dan anda tidak bisa melakukan dengan sendiri,” ujarnya.
Skill yang harus dimiliki di Industri masa depan secara berurutan setelah complex problem solving adalah social skill, process skill, system skill, dan terakhir baru kecerdasan yang dikenal dengan cognitive abilities.
Pustakawan di era revolusi Industri 4.0 ini juga harus selalu belajar agar dapat beradaptasi dan relevan dengan kemajuan teknologi. Ada tiga kemampuan utama yang harus dimiliki pustakawan saat ini. Yang pertama adalah kemampuan collection management, knowledge management, dan knowledge transfer.
“Tanpa kemampuan transfer pengetahuan, pustakawan akan ditinggalkan, ” pungkas Syarif.
Melansir dari perpusnas.go.id, hal tersebut disampaikan Syarif saat paparannya di Safari Gerakan Nasional Pembudayaan Kegemaran Membaca Tahun 2019 yang bertempat di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Sulawesi Selatan, Senin (14/10/2019).
Sementara itu, Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Abdul Hayat Gani mengatakan bahwa di era revolusi industri 4.0 sumber belajar tidak hanya melalui buku saja, melainkan dari berbagai sumber informasi yang ada. Untuk terus belajar dan bersaing dalam penguasaan berbagai skill diperlukan stimulan dan motivasi.
“Bagaimanapun juga stimulan, motivasi, ataupun semangat, salah satunya didapatkan dari membaca. Kita ingin hebat, kita harus menguasai informasi, yang salah satunya didapatkan dari membaca,” ujar Gani. (Siedoo)