Siedoo.com - Kelas Telkom SMK Muhammadiyah 2 Muntilan diluncurkan saat pembukaan Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Muntilan (SKBM) di Desa Gondosuli Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (1/9/2019). | foto : Humas SMK Muhammadiyah 2 Muntilan
Daerah

Terus Tingkatkan Kompetensi, Luncurkan Sekolah Industri

MAGELANG – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Muhammadiyah 2 Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah menambah program baru. Menjalin kerjasama dengan Telkom Indonesia, sekolah membuka kelas Industri Telkom. Kelas Telkom SMK Muhammadiyah 2 Muntilan ini diluncurkan saat pembukaan Silaturahim Keluarga Besar Muhammadiyah Muntilan (SKBM) di Desa Gondosuli Muntilan, Minggu (1/9/2019).

“Program Kelas Telkom dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi siswa dan guru Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan. Selain itu agar membuka link dalam penyaluran tamatan di industry, terutama Telkom,” kata Kepala SMK Muhammadiyah 2 Muntilan Untung Supriyadi, S.Pd.I.

SMK Muhammadiyah 2 Muntilan juga sudah membuat lab khusus untuk kelas Telkom. Lab khusus merupakan miniatur alur jaringan internet fiber optic dari PT Telkom. Siswa akan diajarkan cara instalasi fiber optic, memperbaiki dan siswa memahami alur dan peralatan untuk instalasi internet menggunakan fiber optic.

Sebelumnya, sekolah juga sudah membuka dengan program kelas Industri Intel. Adapun saat peluncuran Kelas Industri Telkom, Memorandum of Understanding (MoU) Kelas Industri disaksikan langsung Sekretaris Umum Muhammadiyah DR. H. Abdul Mu’ti, M.Ed, sekaligus pemateri acara SKBM.

Penandatanganan MoU sebagai pihak pertama dari SMK Muhammadiyah 2 Muntilan, yang di wakili Untung Supriyadi, S.Pd.I, Kepala Sekolah. Sedangkan untuk pihak kedua adalah M. Arif Hidayat, S.T, GM Witel Telkom Magelang.

Arif Hidayat mengatakan, dengan pengelolaan Kelas Industri bersama, diharapkan akan tercipta iklim belajar yang baru. Yang menjamin mutu pendidikan siswa sesuai standar yang ditetapkan.

“Kerjasama Kelas Telkom mencakup penyelarasan kurikulum, pengadaan sarana dan prasarana sesuai industry, proses pembelajaran sesuai budaya industry, magang guru dan siswa, sertifikasi kompetensi dan penyaluran tamatan ke industri,” jelasnya. (Siedoo) 

Apa Tanggapan Anda ?