Siedoo.com - Para peserta GPBL 2019 bersama dengan jajaran pimpinan ITS usai pembukaan acara. | foto : Humas ITS
Internasional

Dua Kasus di Kota Surabaya Diserahkan ke Mahasiswa dari Jepang dan ITS

SURABAYA – Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi dunia untuk memecahkan berbagai persoalan. Salah satunya melalui Global Project Based Learning (GPBL) 2019, ITS bersama Shibaura Institute of Technology (SIT) Jepang mencoba mencari solusi permasalahan yang ada di Kota Surabaya selama dua minggu, mulai Selasa (20/8/2019).

Dari 23 peserta yang datang dari SIT, 19 peserta merupakan mahasiswa sarjana, dua orang mahasiswa pascasarjana dan dua orang profesor yakni Prof Akiko Fukuda dan Prof Tomonori Nakatsu.

Harapannya, semua peserta nantinya bisa saling memberikan pengetahuan satu sama lain dan bisa menambah wawasan bagi mahasiswa Departemen Matematika ITS, maupun bagi FMKSD ITS sendiri.

Kepala Departemen Matematika ITS, Dr Imam Mukhlash Ssi MT menjelaskan bahwa nantinya mereka akan mendapatkan dua buah kasus yang ada di Kota Surabaya. Pertama terkait dengan harga beberapa bahan pokok yang nantinya akan bekerja sama dengan Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

“Nantinya, kita juga akan mengambil data dengan langsung terjun ke beberapa pasar tradisional di Surabaya,” ungkapnya.

Sedangkan kasus yang kedua terkait dengan penentuan lokasi minimarket atau pasar di wilayah Surabaya yang tepat dan optimal. Setelah itu, mereka melakukan presentasi dan akan dihadiri langsung oleh Dinas Perdagangan Kota Surabaya.

“Sehingga hasil dari kegiatan ini barang kali bisa menjadi rekomendasi untuk dinas tersebut,” tuturnya.

Kerjasama ini juga merupakan untuk memantapkan langkah sebagai World Class University, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Dekan Fakultas Matematika, Komputasi, dan Sains Data (FMKSD) ITS, Prof Dr Basuki Widodo MSc menjelaskan, kegiatan ini diikuti 23 mahasiswa dan dosen dari SIT bersama mahasiswa dan dosen dari ITS.

Baca Juga :  Polemik Kampus Asing Masuk Indonesia

“Adanya perbedaan kultur dan pemikiran ini menjadi kekuatan yang besar dalam menjawab permasalahan yang ada,” tandasnya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?