Nasional

Kohati PB HMI Fokus Mensolusikan Permasalahan Perempuan dan Anak

JAKARTA – Arti kata merdeka adalah bebas dari perhambaan, penjajahan, dan sebagainya, berdiri sendiri, tidak terkena atau lepas dari tuntutan, tidak terikat, leluasa. Dengan demikian Koprs HMI-Wati (Kohati) Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) menggelar diskusi publik dengan mengundang politisi PPP (Lena Maryana Mukti), politisi perempuan dari kalangan kaum milenial (Farah Puteri Nahlia), dan LBH APIK (Siti Husna Leby) sebagai pembicara.

Diskusi tersebut dihadiri fungsionaris PB HMI, Kohati PB HMI dan kader HMI sekawasan HMI Badko Jabodetabeka Banten di sekretariat PB HMI. Kegiatan tersebut merupakan usaha untuk mengevaluasi sejauh mana kemerdekaan yang sudah dirasakan oleh kaum perempuan dan anak.

“Di dalam Pembukaan UUD’45 jelas dinyatakan bahwa kemerdekaan adalah hak setiap bangsa tidak terkecuali perempuan dan anak,” kata Ketua Umum Kohati PB HMI, Siti fatimah Siagian.

Ia mengatakan bahwa, setelah 74 tahun usia kemerdekaan RI namun permasalahan perempuan dan anak tidak kunjung usai. Permasalahan yang menimpa perempuan dan anak bukanlah masalah yang sepele. Perempuan adalah tiang negara, begitupun dengan anak adalah aset bangsa. Menurutnya Kalau asetnya bermasalah sudah tentu usahanya juga akan bermasalah.

“Jadi penting rasanya kita semua menyadari hal ini, dan fokus mencari solusi dalam menyelesaikan permasalahan ini,” jelasnya.

Koprs HMI-Wati merupakan lembaga khusus didalam tubuh HMI yang terus fokus dengan isu perempuan. Dalam ragka menyambut HUT RI Ke- 74 Tahun Kohati PB HMI menggelar diskusi tersebut.

Demi membawa misi HMI, Kohati terus merespon persoalan keperempuanan dan anak serta mengawal kebijakan dan agenda yang pro perempuan dan anak. Dalam mengawal kebijakan tersebut, Kohati bekerjasama dan berjejaring dengan organisasi mahasiswa, organisasi perempuan dan elemen lainnya.

Gerakan Kohati secara rutin adalah melakukan pembinaan, pendidikan dan pengawalan. Untuk mensinergikan Gerakan Kohati secara keseluruhan.

Sementara itu, Sekretaris Umum Kohati PB HMI, Mutya Gustina menambahkan bahwa dalam ruang politik jumlah perempuan yang terpilih dan berhasil masuk senayan melalui Pemilu pada April kemarin mengalami peningkatan. Artinya, kepekaan perempuan dalam mengambil peran kini sudah meningkat.

“Tentunya ini menjadi angin segar juga untuk penyelesaian permasalahan kekerasan terhadap peremuan dan anak,” tandasnya. (Siedoo) 

Apa Tanggapan Anda ?
Tags: HMI

Recent Posts

Guru Besar UPH Dorong Perdamaian Melalui Penelitian Sensitivitas Konflik

TANGERANG, siedoo.com - Prof. Dr. Edwin Martua Bangun Tambunan, S.I.P., M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas…

12 jam ago

Lomba Wana Lestari 2024, UKM MENTARI UNIMMA Siap Berlaga Tingkat Nasional

MAGELANG, siedoo.com - Berdasarkan hasil penilaian administrasi oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Provinsi Jawa Tengah, Unit Kegiatan Mahasiswa…

2 hari ago

TMMD Sengkuyung Tahap II di Magelang Percepat Pelaksanaan Pembangunan

MAGELANG, siedoo.com - Pj Bupati Magelang Sepyo Achanto mengatakan Program TMMD Sengkuyung Tahap II merupakan salah satu kegiatan terpadu yang…

3 hari ago

UNIMMA Kembali Peroleh Predikat WTP

MAGELANG, siedoo.com - Predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Laporan Keuangan Tahun 2023 kembali diraih Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA). Hal…

3 hari ago

ITS Beri Pelatihan kepada Pusdatin Kemensos

SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kembali menggelar Cyber Security Training untuk membantu kesiapan menghadapi serangan dunia siber, Rabu…

5 hari ago

Kasus Tawuran, Miras dan Narkoba di Kabupaten Magelang Perlu Mendapat Perhatian Serius

MAGELANG, siedoo.com - Kapolresta Magelang, Kombes Pol Mustofa menyampaikan, masih ada beberapa hal yang menjadi evaluasi selama 2024 agar ke…

6 hari ago