Siedoo, Mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur Muhammad Afif Purwandi berhasil meraih predikat terbaik ketiga pada jenjang Sarjana Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Nasional (Pilmapres). Setelah itu, ia akan berfokus pada peingkatan kapabilitas diri dalam pengalaman profesional dan mengembangkan jaringan.
Beberapa kegiatan pengembangan diri seperti Young Leaders for Indonesia by McKinsey & Company menjadi langkah strategis yang akan ia ikuti. Selain itu, Afif juga berniat untuk membagikan pengalaman dan prestasi yang ia dapat melalui kegiatan positif seperti seminar, workshop, dan lainnya.
“Saya rasa ini bukanlah hanya penghargaan individu untuk saya pribadi. Karena memang banyak sekali pihak yang membantu untuk kelancaran dalam seluruh prosesnya,” kata Afif.
Di ajang gelaran Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) ini, Afif berhasil meraih predikat terbaik ketiga pada jenjang Sarjana. Pada ajang ini, ada 30 finalis yang mengikuti tahap akhir Pilmapres Nasional 2019.
Mereka berasal dari berbagai Perguruan Tinggi se-Indonesia yang terdiri atas 15 mahasiswa program Sarjana dan 15 mahasiswa program Diploma. Afif berhasil menyisihkan para finalis lainnya setelah melalui berbagai aspek penilaian yang digunakan oleh para juri.
Pada tahap akhir tersebut, ada tiga aspek penilaian utama yang digunakan dalam menyeleksi para finalis. Yakni penilaian karya unggulan, karya tulis, dan kemampuan bahasa Inggris.
Untuk karya unggulan, para finalis diseleksi berdasarkan kumpulan maksimal 10 prestasi, penghargaan, dan kepemimpinan yang pernah diraih sebelumnya. Untuk aspek penilaian karya unggulan tersebut, Afif mengandalkan prestasinya di ajang Asia Pacific MUN Conference (AMUNC).
“AMUNC ini adalah kompetisi terberat dan memberikan kesan mendalam, karena mampu memberikan gelar Honorable Mention bagi ITS,” jelas mahasiswa dari Departemen Teknik Industri ini.
Sedangkan pada aspek penilaian kedua yaitu karya tulis yang digagas oleh masing-masing finalis. Aspek ini berisi tentang penilaian paper dan presentasi karya tulis ilmiah.
Pada tahun ini, karya ilmiah yang digagas bertemakan tentang Sustainable Development Goals (SDGs). Titik berat yang diangkat adalah pada pemanfaatan teknologi maupun pengembangan hasil inovasi yang dapat memberikan dampak positif dalam lingkup luas.
Memiliki Kemampuan Berbahasa Inggris
Untuk aspek yang terakhir yaitu terkait kemampuan dalam bahasa Inggris aktif. Di sini, Afif diuji kemampuannya dengan melakukan impromptu speech yang disampaikan selama tujuh menit.
Ia mendapatkan topik tentang pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Khususnya terkait pemanfaatan energi angin, panas bumi, dan surya sebagai sumbernya.
“Kami juga dinilai secara kepribadian oleh psikolog terutama dalam kegiatan keseharian dan proses wawancara,” tambah mahasiswa angkatan 2016 ini.
Pada hasil penilaian tersebut, Afif dinyatakan tergolong individu yang mampu menyelaraskan seluruh kategori penilaian dengan baik. Hal tersebutlah yang membuat Afif akhirnya dapat menjajaki podium Pilmapres tahun ini.
Baginya, semua finalis memiliki profil yang sangat baik. Tidak ada perbedaan yang signifikan antara satu finalis dengan yang lainnya, karena memang seluruh finalis merupakan wakil terbaik yang sudah diseleksi dari masing-masing universitas.
Tidak lupa, Afif turut mengucapkan terima kasih bagi sivitas akademika ITS khususnya kepada dosen pembimbing dan seluruh pihak yang membantu pada proses Pilmapres ini.
Afif juga berpesan untuk selalu menyeimbangkan kemampuan intarkulikuler, kokurikuler, dan ekstrakulikuler. Raih predikat yang baik bagi sisi pencapaian akademik dan nonakademik. Karena, menurutnya, apabila bisa unggul pada ketiga bidang tersebut, soft skills dan hard skills yang mumpuni dan seimbang dapat diraih.
“Semoga penghargaan ini mampu untuk mengharumkan nama baik ITS dan mencetak generasi-generasi berlian selanjutnya,” kata dia. (*)