JAKARTA – Penyelenggara pendidikan diingatkan agar tidak melakukan perploncoan dalam Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) atau Masa Orientasi Siswa (MOS) tahun ajaran 2019/2020. Berilah pendidikan yang mendidik.
“Jangan sampai MPLS menjadi ajang perploncoan bagi anak didik baru. Manfaatkan MPLS untuk menyampaikan program dan kegiatan sekolah kepada anak didik baru,” ujar Wakil Ketua Komisi X DPR Reni Marlinawati dilansir dari dpr.go.id.
Langkah tersebut, lanjutnya, untuk memastikan MPLS tidak keluar dari koridor. Pemerintah harus memastikan tidak ada perploncoan dalam MPLS sebagaimana tertuang dalam Permendikbud Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah Bagi Siswa Baru.
Disebutkannya, setiap sekolah semestinya telah memiliki riwayat kesehatan setiap anak didik baru terkait dengan pelaksanaan MPLS.
“Bagi anak didik peserta MPLS yang memiliki riwayat sakit, agar dikecualikan untuk mengikuti kegiatan MPLS ini,” tambah Reni.
Reni berharap MPLS yang dilakukan bagi peserta didik baru baik di SMP dan SMA dan sederajat tahun 2019 ini berjalan dengan lancar dan tidak ada masalah di lapangan.
“Kami berhadap MPLS tahun 2019 ini berjalan dengan baik, tidak ada masalah di lapangan,” tandasnya.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy menegaskan, segala bentuk perpeloncoan yang biasanya dilakukan siswa senior harus dicegah. Guru wajib mengawasi dengan baik segala bentuk kegiatan MPLS baik yang dilakukan di dalam ataupun luar sekolah.
“Karena kesan pertama itu akan sangat menentukan keadaan anak-anak berikutnya ketika berada di sekolah ini,” katanya dilansir dari pikiranrakyat.com.
“Kalau ketika datang disambut dengan ramah dengan senior-senior, kakak kelasnya kemudian dia juga mendapatkan sambutan yang baik, diperlakukan dengan baik, Insya Allah mereka akan kerasan,” tambahnya.
Ia menyatakan, pihak sekolah dan senior harus menunjukkan sikap yang bertanggung jawab. Dengan demikian, para siswa baru akan merasa bangga dan senang di sekolah.
Menurut dia, MPLS menjadi kegiatan awal untuk menggali kehebatan dan potensi besar yang dimiliki para siswa baru. Jangan sampai guru mempunyai pandangan negatif terhadap anak didiknya. Setiap anak pasti punya kehebatannya yang terpendam.
“Tugas guru adalah menggali kehebatan itu dan kemudian digunakan untuk mengantar anak itu ke cita-cita sesuai dengan kemampuan yang didapatkan. Di sini semua tidak ada anak bodoh,” katanya.
Muhadjir juga mengajak kepada semua orang tua siswa untuk terlibat langsung dalam proses MPLS. Menurut dia, dukungan dan pengawasan langsung dari orang tua siswa akan memberikan manfaat yang besar bagi sekolah dan pertumbuhan anak didik. (Siedoo)