Siedoo.com -
Internasional

Persaingan Internasional, ITS Sabet Juara Pertama Sepak Bola Robot

Siedoo, Nama Indonesia patut diperhitungkan dalam ajang kompetisi robot level internasional. Perwakilan dari Indonesia mampu menjadi juara pertama dalam Robocup Humanoid Soccer League kategori Teen Size Technical Challenge di ajang tahunan Robocup 2019 di Sydney, Australia. Selain juara pertama, tim lain juga mampu unggul di deretan urutan atas.

Perwakilan dari Indonesian itu adalah tim robot sepak bola dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Jawa Timur. Para mahasiswa bersaing ketat dengan negara lain seperti Prancis, Iran, Jepang, China, Korea, Inggris, Selandia Baru, Rusia, dan lainnya.

Tidak hanya juara pertama, robot humanoid Tim Ichiro ITS ini juga sukses meraih juara ketiga pada kategori Robot Soccer Teen Size dan Kid Size Technical Challenge. Sedangkan robot soccer beroda, Tim IRIS ITS yang untuk kali pertama bertanding di ajang ini sukses meraih peringkat kelima pada kompetisi Soccer Middle Size League.

Robocup Humanoid Soccer League terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan ukuran robot yaitu Kid Size, Teen Size dan Adult Size. Pada ajang perlombaan Robocup 2019 ini, Tim Ichiro ITS mengirimkan dua tim yaitu pada kategori Teen Size dan Kid Size.

Untuk kategori Kid Size, robot yang bertanding berukuran 40 – 90 centimeter (cm) dengan jumlah pemain maksimal empat robot untuk masing-masing tim. Sedangkan untuk kategori Teen Size, robot yang bertanding berukuran 80 – 140 cm dengan jumlah pemain maksimal tiga robot untuk masing-masing tim.

Hal ini berbeda dari tahun sebelumnya, di mana jumlah robot yang bertanding maksimal dua robot. Selain pertandingan sepak bola, dalam kompetisi Robocup Humanoid Soccer League kali ini juga terdapat beberapa kompetisi lain yang dilombakan yaitu Technical Challenge dan Drop-in Games.

“Capaian dari Tim Ichiro pada Robocup 2019 sangatlah bagus, karena telah berhasil mendapatkan ketiga prestasi sekaligus. Jika dibandingkan dengan tahun kemarin, memang Ichiro mendapatkan juara pertama robot soccer Teen Size, sedang tahun ini ada sedikit penurunan karena hanya mampu meraih juara ketiga,” jelas Pembina Tim Robotika ITS, Muhtadin ST MT.

Baca Juga :  Kulit Mangga Bisa Hilangkan Korosi Kaleng Makanan, Begini Caranya

Akan tetapi, Muhtadin mengaku prestasi tersebut patut dibanggakan dengan segala keterbatasan Tim Ichiro. Tim-tim lain yang bertanding pada kategori Teen Size hampir semuanya memiliki empat sampai lima robot humanoid.

“Sedangkan Ichiro hanya memiliki dua robot humanoid,” ungkap dosen Teknik Komputer Fakultas Teknologi Elektro (FTE) tersebut.

Muhtadin juga mengakui bahwa mahasiswa ITS memiliki daya juang yang sangat baik. Hal ini terbukti ketika pertandingan banyak sekali terjadi kerusakan mekanik dan elektronik pada salah satu robotnya. Bahkan, sering kali robot tim ITS ini mati ketika pertandingan dan harus mengganti gear set motor. Tapi mereka tidak menunjukkan rasa putus asa sama sekali.

Puncaknya, ketika malam perebutan juara ketiga, banyak motor robot yang rusak sehingga harus melakukan sistem kanibal part pada robot kelas kid size yang dibawa. Sampai tak terduga kalau kehabisan part motor dan beruntungnya mereka mendapatkan bantuan pinjaman dari tim robot Polibatam.

“Akhirnya kedua robot kami bisa berjalan dan memenangkan juara ketiga,” ungkap Muhtadin dengan rasa syukur.

Tim Iris ITS di ajang Robocup 2019 di Sidney, Australia. foto : Humas ITS

Pada Robocup 2019 di Australia ini, untuk kompetisi Robocup Humanoid Soccer League dari Indonesia diwakili tiga perguruan tinggi. Yaitu Ichiro dari ITS, Eros dari PENS dan Barelang-FC dari Politeknik Negeri Batam. Dari semua tim robot tersebut, hanya tim Ichiro ITS yang berhasil mendapatkan penghargaan.

Proses Kemenangan Tim

Leader Team Ichiro ITS, Sulaiman Ali menjelaskan bahwa di kategori teen size terdapat delapan tim dari berbagai negara besar, antara lain dari China, Iran, Australia, Jerman, Brazil, Korea, dan lain sebagainya. Pertandingan di kategori ini dibagi menjadi dua fase grup. Pada fase grup, Tim Ichiro hanya menduduki peringkat kedua.

“Hal ini dikarenakan penampilan robot Ichiro masih belum stabil untuk menyesuakan pertandingan di lapangan,” jelasnya.

Robot Ichiro dalam kategori tersebut mulai stabil pada pertandingan perempat final dan dibuktikan atas kemenangan telaknya 4-0. Selanjutnya, pada babak semi final merupakan pertandingan yang sulit bagi kedua tim.

Hal tersebut dikarenakan kedua tim ini merupakan finalis dari tahun lalu yaitu Tim Ichiro dari Indonesia dari tim dari Iran. Pertemuan keduanya pada babak semifinal itu pun berakhir dengan skor 1-3 untuk kemenangan tim Iran yang berhak melaju ke final.

Baca Juga :  Pelatihan Bahasa Mandarin, Perkuat Kerjasama People-to-People

Tidak menyerah sampai di situ, para robot Ichiro teen size masih harus berebut juara tiga yang mempertemukannya dengan tim dari Korea. Namun robot penyerang dari Ichiro mengalami beberapa masalah di bagian mekanik robot. Sehingga pertandingan harus berakhir imbang dengan skor kaca mata alias 0-0.

Saat dilanjutkan ke babak tambahan waktu, beruntungnya robot penyerang tim Ichiro yang bermasalah tadi sudah dapat kembali masuk ke lapangan, dan pada akhirnya Ichiro ITS sukses menekuk lawan dengan skor 3-0.

Sementara itu pada kompetisi Technical Challenge terdapat beberapa tantangan yang harus dilewati robot yaitu Push Recovery, Kicking from Moving Ball, High Kick, dan High Jump. Pada tantangan Kicking from Moving Ball, robot diletakkan pada titik penalti dan harus menendang bola dari pojok lapangan.

Sebanyak tiga kali robot Ichiro berhasil menyelesaikannya. Kemudian pada tantangan Push Recovery, Robot Ichiro juga dapat meraihnya dengan sukses, namun pada dua tantangan terakhir High Jump dan High Kick Robot Ichiro tidak dapat menyelesaikannya.

Pada tantangan High Kick terdapat kesulitan untuk menyesuaikan posisi kaki dengan bola dan pada High Jump mengharuskan robot melompat setinggi-tingginya. Hal tersebut cukup berisiko karena dapat merusak robot tersebut, sehingga tim Ichiro memutuskan tidak mengikuti tantangan tersebut.

“Meski hanya berhasil menyelesaikan dua tantangan, kami berhasil memperoleh juara pertama pada Technical Challenge kategori Teen Size ini,” urai Ali dengan bangganya

Menurut mahasiswa D3 Teknik Elektro Otomasi ini, Tim Ichiro Teen Size ini memang mengalami beberapa perubahan mekanik yang cukup banyak di tahun ini, tujuannya agar dapat membuat robot yang lebih stabil dan lincah daripada tahun sebelumnya. Ketika diuji dalam perlombaan ini, robot tersebut memang lebih cepat dari tahun sebelumnya.

“Namun masih lemah ketika bertabrakan dengan robot dari tim lain ketika pertandingan sehingga sering terjadi masalah mekanik,” imbuhnya.

Baca Juga :  Dua Mahasiswi ITS Raih Penghargaan Internasional

Selain itu, pada tahun ini tim Ichiro Teen Size hanya membawa dua robot untuk ditandingkan, sedangkan tim dari negara lain membawa lebih dari tiga robot. Hal itu tentu membuat kompetisi menjadi lebih sulit bagi Tim Ichiro Teen Size dibanding tahun sebelumnya.

Namun di sisi lain yaitu algoritma bermain bola dan pendeteksian bola robot Ichiro Teen Size lebih bagus dibanding dari tim lain, tandas mahasiswa tahun terakhir ini.

Selanjutnya pada kategori Kid Size terdapat 16 tim dari berbagai negara di antaranya yaitu Prancis, Iran, Jepang, China, Korea, Inggris, Selandia Baru, Rusia, dan lainnya. Hebatnya, tiga di antaranya berasal dari Indonesia yaitu dari Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS), Politeknik Negeri Batam (Polibatam) dan ITS.

Sayangnya, usaha keras Ichiro pada kategori ini hanya mampu menembus sampai babak perempat final. Pada Technical Challenge Kid Size, Ichiro hanya sukses menduduki posisi ketiga.

Sedangkan untuk Tim IRIS ITS, sukses menduduki posisi ke-4 dari sembilan peserta yang ada pada Round Robin pertama. Untuk menentukan tim yang lolos ke semifinal, dilakukan tanding ulang pada Round Robin kedua. Tim IRIS ITS telah melewati pertandingan sengit dan salah satunya mendapatkan skor 1 – 0 atas Tim Musashi dari Jepang.

Namun pada akhir perlombaan, Tim IRIS ITS hanya mampu finish di peringkat ke-5. Akan tetapi, hasil tersebut merupakan sebuah pencapaian besar bagi Tim IRIS ITS. Mereka baru pertama kali ikut di ajang ini dan mampu menang dalam beberapa kali pertandingan melawan tim-tim yang sudah berpengalaman seperti tim dari Belanda dan Jepang.

Persiapan Laga Berikutnya

Target selanjutnya bagi tim Ichiro adalah mempersiapkan perlomban FIRA Hurocup 2019 yang akan diselenggarakan di Korea pada Agustus 2019 mendatang. Harapannya, prestasi sebaik mungkin bisa didapatkan seperti tahun kemarin. Yaitu, sebanyak 16 penghargaan atau bahkan melampauinya.

Dukungan kampus dan sponsor selama ini dinilai sangat baik kepada tim Ichiro. Sehingga tim bertekad untuk memberikan yang terbaik berupa prestasi terbaik untuk mengharumkan Indonesia pada tingkat internasional. (*)

Apa Tanggapan Anda ?