Siedoo.com -
Inovasi Tokoh

Lima Tahun Meneliti, Ishak Hasilkan Pisang Varietas Unggul

Siedoo, Pisang kaya akan vitamin C dan kandungan nutrisi lainnya seperti karbohidrat, protein, dan kalium yang sangat baik untuk kesehatan. Namun produksi pisang kadang terkendala akibat penyakit layu Fusarium yang sering melanda tanaman pisang.

Penyakit layu Fusarium sangat ditakuti petani pisang. Karena bila sudah menyerang satu tanaman, Fusarium bisa menyerang tanaman lainnya secara serentak pada satu lokasi. Akibatnya daun pisang menguning, tidak berbuah, lama-lama tanaman mati.

Pemulia Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Ishak melakukan penelitian terhadap Fusarium sejak tahun 2014. Akhirnya,menghasilkan varietas unggul pisang yang diberi nama Pirama 1, dan merupakan kali pertamanya BATAN menghasilkan varietas ini.

Menurut Ishak, dilansir dari laman Ristekdikti.go.id, varietas pisang ini diberi nama Pirama 1. Pirama adalah singkatan dari Pisang Radiasi Gamma.

“Pisang varietas ini toleran terhadap penyakit layu Fusarium, penyakit yang sering melanda pada tanaman pisang,” kata Ishak.

Ishak melakukan penelitian terhadap pisang ambon sebagai bibit induk. Alasannya, pisang ambon pada umumnya tidak toleran terhadap penyakit layu Fusarium. Ia melakukan penelitian dengan teknik mutasi radiasi, yakni dengan melakukan penyinaran radiasi gamma terhadap bibit pisang ambon sebesar 20 hingga 30 gray.

“Radiasi digunakan untuk mendapatkan keragaman genetik, sehingga dipilih galur mutan pisang yang paling toleran terhadap penyakit layu Fusarium,” jelasnya.

Keunggulan Pirama 1

Menurut Ishak, beberapa keunggulan pemuliaan tanaman pisang perdananya ini antara lain tahan penyakit layu Fusarium dan kandungan vitamin C yang lebih tinggi dibandingkan induknya. Kandungan vitamin C Pirama 1 antara 30-50 persen lebih tinggi daripada pisang ambon biasa.

Ishak optimis, varietas Pirama 1 dapat dimanfaatkan oleh para pengusaha untuk memberikan keuntungan yang lebih banyak, serta petani untuk meningkatkan pendapatannya. Menurutnya, Pirama 1 akan menjadi intangible factor, artinya faktor yang tidak bisa dilihat namun bisa dirasakan manfaatnya.

Baca Juga :  Dosen Akan Terima Insentif Buku Ajar

“Baik dari sisi komersialisasi maupun perbaikan gizi masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Selain Pirama 1, masih ada 5 calon galur mutan lain yang siap dilepas. Ishak berharap, penelitiannya dapat terus dilanjutkan, sehingga menambah keragaman pilihan varietas pisang asli Indonesia. (*)

Apa Tanggapan Anda ?