JABAR – Sekretaris Jenderal (Sesjen) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Didik Suhardi mengatakan, kehadiran teknologi komunikasi harus dipandang sebagai suatu peralatan yang sangat strategis dan penting guna membangun pendidikan. Kehadiran TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangat membantu kepala sekolah dan guru untuk hadir di tengah-tengah pendidikan.
“Kalau dulu semboyannya adalah when the classroom door close, theachers is the king, ketika pintu kelas ditutup, guru adalah raja maka nanti rajanya di samping guru ada TIK,” ujar Didik dalam pelatihan pemanfaatan TIK untuk pembelajaran bagi kepala sekolah dan guru yayasan di bawah naungan Dharma Pertiwi.
“Karena anak-anak sudah bawa TIK semua, anak-anak membawa gadged, yang itu sebetulnya bisa menggantikan kalau gurunya hanya biasa-biasa saja,” tambahnya.
Pelatihan tersebut digelar pada Senin sampai Kamis, 24 – 27 Juni 2019, di Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian TNI, Sentul, Jawa Barat (Jabar).
Ditambahkan, kehadiran rumah belajar dan tim edukasi yang berada dibawah Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi Pendidikan dan Kebudayaan (Pustekom) Kemendikbud harus betul-betul dimanfaatkan oleh semua kepala sekolah dan guru.
”Kita sambut bersama-sama, ini gratis, tidak ada biaya sedikit pun. Sementara sekarang di luar sudah banyak software, sistem yang digunakan untuk mencari bayaran,” tegasnya.
Pelatihan tersebut merupakan kerjasama dengan Dharma Pertiwi (Persatuan Istri Prajurit Tentara Nasional Indonesia).
“Tentu kami berharap rumah belajar ini akan tumbuh terus dan kami berharap bapak ibu juga bisa berkontribusi dengan cara mengembangkan, memberi saran, memberi masukan, dan coba ikut membuat,” tambahnya.
Ketua Umum Dharma Pertiwi, Nanny Hadi Tjahjanto mengatakan, pada pelatihan ini aplikasi-aplikasiyang telah dibuat Pustekom Kemendikbud seperti Rumah Belajar, Bank Soal, Kelas Maya, TV Edukasi, akan dimanfaatkan dengan diisi praktek pembuatan media pembelajaran, seperti pembuatan video sederhana.
“Dalam era milenial saat ini dengan penguasaan TIK akan sangat membantu dalam pembelajaran peserta didik di sekolah-sekolah dibanding masa lampau. Kecepatan dan jangkauan kegiatan pembelajaran akan sangat mungkin jauh melompat maju dengan penguasaan TIK,” ujarnya.
Selanjutnya Nanny menambahkan dengan pelatihan pemanfaatan TIK ini, diharapkan dapat membantu guru-guru menguasai TIK dan memberikan motivasi untuk terus memperdalam pengetahuan TIK-nya.
“Untuk kemudian diharapkan dapat memberikan pembelajaran yang lebih jelas, menarik dan dimengerti oleh para anak didik dan juga menularkan, memotivasi, dan terus menyemangati anak didik untuk trampil dan menguasai TIK. Sehingga, mampu bersaing dengan anak didik sekolah-sekolah di mancanegara,” tambahnya.
Kepala Pustekom Kemendikbud, Gogot Suharwoto menyampaikan, kompetensi guru dalam mengelola pembelajaran dengan manfaatkan TIK merupakan kunci dari paradigma perubahan pendidikan. Untuk itu, workshop ini sangat penting agar pendidik TIK memiliki kompetensi dalam melaksanakan pembelajaran.
“Melalui jaringan ini kami berharap bapak dan ibu guru serta kepala sekolah yang hadir bisa memanfaatkan rumah belajar dan TV Edukasi,” katanya.
Melalui jaringan ini, kami berharap bapak ibu guru dan kepala sekolah bisa memanfaatkan dan mengimplementasi rumah belajar dan TV Edukasi di sekolah bapak Ibu masing-masing,” tambah Gatot.
Kemdikbud melalui Pustekom telah mengembangkan rumah belajar dengan jumlah pengunjung pada Januari hingga awal Juni 2019 sudah mencapai 23 juta. Mereka terdiri dari guru, siswa dan masyarakat, terutama orang tua.
Pustekom juga memiliki TV Edukasi yang berfungsi untuk menyampaikan model-model pembelajaran berbasis teknologi, mengenai pendidikan, kegiatan pendidikan dan budaya. (Siedoo)