Siedoo.com -
Daerah

Budaya yang Berawal dari Kondisi Sosial Politik Era Bung Karno

MAGELANG Kelompok Kerja Guru (KKG) Pendidikan Agama Islam mengadakan Halal Bi Halal di Gedung Gor Gemilang Jalan Soekarno – Hatta, Sawitan, Mungkid, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (19/06/2019). Kegiatan bertema “Dengan Halal Bi Halal Kita Eratkan Tali Persaudaraan Antar Guru Agama Membangun Anak Bangsa” ini dihadiri Bupati Magelang, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang,  guru PAI se-Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Sekitar 320 guru ikut hadir memeriahkan acara tersebut. “Perlu kami laporkan bahwa acara Halal bi Halal ini adalah dana swadaya dari para guru agama,” terang Mubarokah S.Pd.I, Ketua KKGPAI.

Bupati Magelang Zaenal Arifin SIP memberikan apresiasi dan terima kasih atas nama pribadi dan Pemerintah Daerah Kabupaten Magelang. Hal itu karena, para guru PAI se-Kabupaten Magelang dinilai ikut serta melestarikan dan menggelar acara yang sudah menjadi bagian budaya di Indonesia.

“Pada era setelah kemerdekaan 1948 Bung Karno merasa sangat prihatin tentang kondisi sosial politik dalam berbangsa dan bernegara. Saat itu para tokoh elite politik enggan untuk duduk bersama, kemudian Bung Karno berkonsultasi kepada KH Wahab Chasbullah,” katanya.

Bung Karno mendapat saran dan solusi untuk berkumpul bersama dan saling bersilaturahim satu sama lain. Sesuai nasehat dari KH Wahab Chasbullah, bahwa permusuhan adalah haram sehingga harus saling memaafkan.

Sehingga saat itu disebut Halal bi Halal dan menjadi budaya khas Indonesia yang masih dilestarikan hingga kini.

Sementara Drs. H. Mad Sabitul Wafa, Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, juga turut memberi sambutan dan mengisi tausyiah. Dijabarkannya bahwa, manusia ingin bahagia hidupnya di dunia dan bahagia di akhirat itu ada 3 hal. Yang pertama mempertahankan taqwa dengan cara bersedekah dalam kondisi susah atau bahagia.

Baca Juga :  Guru dan Kepsek juga Berhak Berprestasi, seperti Fredi Malabali

“Sedekah tidak harus  uang, tapi sedekah ilmu yang bermanfaat juga bisa. Orang paling mulia itu adalah orang yang mengabdikan ilmunya,” katanya.

Hal kedua setelah sedekah ialah silaturahim dan hal yang ketiga adalah orang yang mau maaf dan memaafkan.

“Ketika kita sudah memberi dan menerima maaf, hati itu rasanya plong dan saat mengajar itu Insya Allah enjoy. Tapi ketika kita masih punya beban punya kesalahan dengan orang lain,  kehidupan kita tidak tenang, karena kita merasa bersalah,” jelasnya. (Siedoo) 

Apa Tanggapan Anda ?