Siedoo.com -
Inovasi Tokoh

Riset Pakan Unggas, Antarkan Danung Raih Penghargaan dari Perusahaan Amerika

Siedoo, Semenjak pelarangan penggunaan antibiotik pada unggas di Eropa, yang berawal di Denmark, banyak peneliti mencari langkah efektif dalam penggunaan antibiotik. Begitu pula Indonesia yang sudah menerapkan pelarangan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian, agar menghasilkan produk aman dikonsumsi bagi konsumen.

Demikian dikatakan Danung Nur Adli Suharto, mahasiswa Program Pascasarjana Fakultas Peternakan Universitas Brawijaya (PPS Fapet UB), seperti ditulis laman ub.ac.id. Baru-baru ini dia menerima penghargaan dari perusahaan pakan ternama, Novus International, Inc, USA.

Melalui kegiatan bertajuk Novus Graduate Scholar yang dilaksanakan pada Jumat (24/05/2019), Danung meraih penghargaan sebagai Proud Candidate Prize of Novus International Graduate Scholarship. Penghargaan tersebut diberikan dalam bidang riset level metabolism, Immunity dan biochemistry dari feed science (animal nutrition) poultry.

Selama penelitian, Danung dibimbing oleh Dr. Osfar Sjofjan (Dosen Fapet UB) berkolaborasi dengan Yu Chi, P.hD dan Prof. Joey Lee, Ph.D. (Dosen NPUST). Danung mengusung penelitian berjudul ‘Effect of Dietary Supplementation Mannan-Riched Fraction (MRF) and Probiotic-Enhanced Liquid Acidifier on the Broilers.

Riset tersebut membahas tentang dampak pelarangan antibiotik pada pakan unggas. Serta mengamati pengaruh polisakarida (MRF) yang dihasilkan dari dinding sel yeast sebagai alternatif antibiotik alami, serta implikasinya terhadap ayam pedaging (broiler).

Penelitian yang dibiayai oleh Alltech. Inc., perusahaan biotechnology yang bermarkas di Lexington, Kentucky USA ini oleh Danung akan dilanjutkan sebagai tesis. Danung kini tercatat sebagai mahasiswa yang sedang menempuh program Joint-Degree di National Pingtung University of Science and Technology (NPUST), Taiwan.

Dikatakan Danung, selama ini riset dalam bidang unggas tidak dipisahkan antara jantan dan betina. Sehingga kebanyakan hasilnya bias.

“Namun kali ini saya mencoba memisahkan jantan dan betina, sehingga tolak ukur yang digunakan mendapatkan hasil optimal. Dan saya berharap hasil riset ini bisa diadaptasi oleh peternak di Indonesia,” ujar Danung. (*)

Apa Tanggapan Anda ?