Siedoo.com -
Opini

Guna Penuhi Gizi Anak Usia Sekolah, Perhatikan Aturan Pemberian Makanan

Siedoo, Sebagai orangtua tentu kita menginginkan yang terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan otak anak. Bahkan banyak orangtua yang rela menghabiskan uangnya untuk membeli aneka makanan bervitamin tinggi agar anak bisa tumbuh menjadi anak yang cerdas. Agar pertumbuhan otak anak jadi lebih maksimal, pemberian makanan ke anak harus diperhatikan. (www.cermati.com)

Tidak jauh berbeda dengan usia balita dan prasekolah, asupan makan harian anak usia sekolah juga harus tetap diperhatikan. Kadang anak bisa saja susah makan atau bahkan terlalu banyak makan, sehingga berpengaruh pada asupan hariannya.

Kalau sudah demikian, mungkin beberapa zat gizi anak tidak tercukupi secara optimal, atau bisa juga kelebihan. Padahal, anak di usia sekolah masih terus tumbuh sehingga perlu asupan gizi yang mencukupi.

Meskipun pertumbuhan anak usia 5-12 tahun lebih lambat dari pada masa bayi, anak usia sekolah masih memiliki kebutuhan gizi yang tinggi, tetapi selera makannya cukup kecil.

Jadi sangat penting bahwa semua pilihan makanan sebaiknya kaya akan nutrisi dan energi. Pilihan makanan anak-anak sedini mungkin dapat mempengaruhi pilihan makanan anak-anak tersebut di kemudian hari hingga dewasa. (www.health.detik.com)

Bahkan di laman Hellosehat.com, dijelaskan sebagai orangtua, sebaiknya terapkan kebiasaan makan sehat teratur sebagai pondasi utama dalam pola makan hariannya. Berikut aturan yang harus diperhatikan orangtua dalam memberi makanan beserta porsi gizinya untuk anak usia sekolah.

  1. Sarapan
    Idealnya, sarapan sebaiknya bisa memenuhi sekitar seperempat dari kebutuhan energi anak dalam sehari. Waktu sarapan optimal yakni pagi sebelum jam 9.00. Porsi sarapan dianjurkan tidak terlalu banyak, karena ditakutkan malah akan mengganggu kegiatan dan kerja sistem pencernaan anak di pagi hari.Meski porsi sarapan biasanya tidak sebanyak makan siang dan malam, tapi pastikan semua kebutuhan gizi anak tetap tercukupi. Dengan kata lain, tidak melewatkan asupan karbohidrat, protein, lemak, serat, vitamin, atau mineralnya.Jika bosan dengan nasi putih, sesekali kita bisa menyelingkan menu sarapan anak dengan membuat nasi goreng atau nasi uduk. Menu lainnya seperti bubur, roti, atau kentang, juga bisa menjadi pilihan yang baik untuk sarapan.
  2. Camilan
    Terkadang anak merasa lapar di sela-sela waktu makannya. Di sinilah makanan camilan berperan sebagai pengganjal perut sebelum waktu makan tiba. Selain itu, camilan juga bisa membantu menyumbang sejumlah zat gizi tambahan untuk mencukupi kebutuhan harian anak.Sayangnya, tidak semua camilan itu sehat untuk dimakan. Beberapa jenis camilan biasanya diolah dengan tambahan gula, garam, pewarna, perasa, dan zat adiktif yang berpotensi buruk bagi kesehatan anak.Sebagai solusinya, kita bisa menyediakan camilan lain yang kaya beragam zat gizi. Misalnya yogurt, kacang-kacangan, oatmeal, smoothies, atau popcorn buatan sendiri.
  3. Makan Siang
    Biasanya makan siang berkisar jam 12.00-14.00, hal ini penting untuk mengembalikan energi anak yang hilang setelah beraktivitas sejak pagi hari. Asupan makanan di siang hari ini juga berperan dalam mempertankan energi anak sampai sore atau malam hari.Berbeda dengan sarapan, porsi makan siang sebaiknya bisa mencukupi sekitar sepertiga energi dalam sehari, atau porsinya tentu harus lebih banyak dibanding saat sarapan. Jangan lupa, seluruh zat gizi makro dan mikro sebaiknya tidak ketinggalan dalam sepiring makan siang anak.
  4. Makan Malam
    Untuk anak kita, makan malam sebaiknya dilakukan sebelum jam 20.00, dengan alasan, karena proses pencernaan makanan membutuhkan waktu. Sehingga jam makan malam sebaiknya tidak mendekati waktu tidur.Perlu diperhatikan pula, biasakan untuk menghindari makan makanan berat di atas jam 20.00. Jika anak lapar setelah jam makan tersebut, kita boleh memberikannya camilan sehat untuk mengganjal perut. Misalnya camilan yang tidak mengandung banyak kalori, lemak, gula, atau garam.Itulah hal-hal yang perlu diperhatikan orangtua dalam pemberian makanan sebagai asupan gizi anak usia sekolah. Dengan memperhatikan aturan dan gizi yang tepat untuk anak, mendukung perkembangan otak anak, sehingga menjadi generasi cerdas seperti harapan setiap orangtua. (*)
Baca Juga :  Perlukah Keterlibatan Stakeholder Dalam PJJ di Masa Pandemi Covid-19?

 

 

 

*Yayan Rusyanto
Pemerhati Pendidikan tinggal di Cilacap, Jawa Tengah

 

Apa Tanggapan Anda ?