Siedoo.com -
ADV

Mahasiswa STAINU Temanggung Berdayakan Petani Lewat Bisnis Online

Siedoo, Mahasiswa KKN STAINU Temanggung, Jawa Tengah mengawal Kelompok Tani Blimbing 1 di Dusun Cantel, Desa Blimbing, Kecamatan Kandangan, Kabupaten Temanggung. Mereka membuatkan beberapa channel di media sosial, Youtube, dan juga branding online.

Diantaranya yang dikawal seperti produk kopi dari bibit, bubuk dan siap seduh. Tidak menutup kemungkinan, pengawalan juga akan merambah hasil panen petani setempat seperti padi, jagung, panili, cabai, jahe, pisang bahkan ikan nila.

“Kami siap menjual kopi dalam berbagai bentuk bahkan satu ton pun siap. Terima kasih atas bantuan ide, pemikiran, dan wacana serta pengawalan mahasiswa KKN STAINU Temanggung. Semoga ke depan kemitraan ini berlanjut meski KKN sudah pamit,” kata Ketua Kelompok Tani Blimbing 1 Sirun.

Dinyatakan, kelompok tani yang ia pimpin merupakan wadah berkumpulan segenap petani yang memiliki lahan pertanian, perkebunan di Dusun Cantel.

“Kelompok tani ini merupakan kelompok swadaya masyarakat petani yang tergabung berdasarkan keakraban serta kesamaan kepentingan dalam pemanfaatan sumber daya pertanian,” beber dia.

Kelompok tani yang berdiri tahun 2010 ini pernah mendapat Juara III Kategori Kelompok Tani Kopi dari Gubernur Jawa Tengah, Juara I Kelompok Tani Berprestasi Komoditas Kopi dari Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Jawa Tengah.

Pihaknya berharap, lewat KKN itu lahir kesadaran bagi pemuda dan mahasiswa untuk tetap bertani. Sebab, menurut dia, petani menjadi kunci masa depan bangsa yang dapat didakwahkan mahasiswa STAINU di dunia akademik. STAINU Temanggung dikenal sebagai perguruan tinggi Islam yang unggul dibandingkan yang lain.

Dalam kesempatan itu, mahasiswa KKN juga menghadirkan Kaprodi PGMI STAINU Temanggung Hamidulloh Ibda untuk menyampaikan materi teknik bisnis online. Dinyatakan, prinsip dari jual beli online selain pandai promosi, branding, adalah kejujuran.

Baca Juga :  Ketercapaian PPL Terwujud dalam Praktek dan Laporan

“Kita dapat bertemu dengan pembeli di luar Jawa bahkan luar negeri. Maka prinsipnya kita harus jujur dan membranding produk dan jangan asal laku dan memburu keuntungan materiil saja,” beber pengelola tiga penerbit buku tersebut.

Dalam mengulas produk, kata dia, penjual harus tahu ilmu SEO, dan juga kata kunci yang sering dicari orang di Google.

“Selama ini kalau kopi yang terkenal masih robusta dari Gemawang. Harusnya dengan cita rasa yang seperti ini, kopi Kandangan harus dikenal publik karena sudah dijual di Blora, Lembata, bahkan di berbagai daerah meski promosinya masih lewat pameran. Maka ke depan harus segera go to cyber agar mampu maju dan mengglobalkan kearifan lokal ini,” tandasnya. (Advertorial)

Apa Tanggapan Anda ?