Siedoo, Tidak pernah disangka sebelumnya, Oktavia Suryaningsih mampu menorehkan sejarah emas. Mahasiswi Bidikmisi pada Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) ini memperoleh peraih IPK tertinggi di wisuda Untidar, Selasa 23 April 2019. Ia mengungguli ratusan mahasiswa – mahasiswi dari berbagai program studi yang ada.
Okta merupakan mahasiswi program studi jurusan Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untidar angkatan 2015. Putri kedua dari Pancokowarno dan Sumiati ini meraih IPK 3.91, nyaris sempurna. Hasil ini mampu didapat melalui perjuangan – perjuangan yang panjang.
“Alhamdulillah, saya diterima di Untidar lewat jalur Bidikmisi pada SBMPTN. Setelah itu, saya bertekad untuk menjalani kuliah dengan sebaik-baiknya penuh tekad dan semangat agar membuahkan hasil terbaik, tidak mengecewakan orang tua,” ujar Okta.
Ia tidak pernah menyangka sebelumnya. Meraih IPK tertinggi seperti sebuah khayalan semata. Yang ia lakukan adalah berusaha dengan sekuat tenaga, sembari tetap berdoa meminta restu dari orang tua.
“Wisuda dengan IPK tertinggi seperti khayalan. Tapi tetap berusaha mengerjakan tugas dengan sungguh – sungguh agar menjadi yang paling baik di kelas. Bahkan ketika mengerjakan tugas, waktu yang dibutuhkan lebih lama dibanding mahasiswa yang lain, seperti ini agar hasil bisa lebih maksimal,” jelasnya.
Ia mengungkapkan bahwa, pada masa menginjak kelas X dan XI SMK, belum berpikir untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi karena keterbatasan ekonomi orang tua. Pada saat menginjak kelas XII, Okta mulai mencari informasi untuk melanjutkan kuliah tanpa biaya.
Okta pun mengaku, kali pertama berniat masuk kuliah sempat merasa pesimis. Mahasiswi dari Dusun Rejasari Rt 02 Rw 01 Danasri Kecamatan Nusawungu, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah ini mengikuti Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) pada masa pendaftaran kuliah karena lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).
Okta kemudian menerima saran dari gurunya untuk mendaftar ke Untidar Magelang. “Jangan minder asal dari mana, kuliah dimana. Tapi buktikan bahwa kamu punya potensi yang lebih dari pada lainnya, serta terus eksplorasi bakatmu,” tutur Okta.
Setelah mengikuti beberapa tahapan seleksi SBMPTN, akhirnya ia diterima menjadi mahasiswa baru Untidar pada 2015 silam. Ia memegang prinsip bahwa, apapun yang sudah ia pilih harus menjalankannya dengan lebih baik.
“Usaha yang baik, usaha maksimal, maka hasilnya juga akan baik,” ucapnya.
Ia pun mendalami secara bertahap tentang ilmu administrasi negara. Okta juga mengikuti beberapa lomba di luar kampus, seperti debat tingkat perguruan tinggi se Jawa Tengah. Dengan persiapan yang sangat mepet, namun bisa membuahkan hasil yang bagus.
“Dengan berusaha maksimal, lomba debat tentang kenegaraan dan bela negara bisa meraih juara III. Sangat tidak menyangka, bisa unggul dari peserta perguruan tinggi lainnya,” katanya.
Dari situlah ia kemudian menggali kembali bakat yang dimiliki. Bahkan ia juga sempat lolos lomba menulis artikel ilmiah tentang korupsi yang diselenggarakan oleh KPK, pada Oktober 2018 hingga terbang ke Makassar.
Dengan berbagai prestasi yang dimiliki tersebut, setidaknya memberikan energi positif untuk perkembangan prestasi akademik Okta di Untidar. Ia pun berpesan kepada mahasiswa lain agar tetap berusaha semaksimal mungkin.
Kembangan minat bakat dan kemampuan yang ada. Karena mahasiswa tidak tahu sejauh mana batas kemampuan yang dimiliki. Jangan pernah merasa minder dan tetap berusaha yang maksimal.
“Setelah mendapatkan IPK tertinggi, saya berencana melanjutkan kembali mencari beasiswa S2. Kalau tahun ini belum dapat beasiswa, mau mencari kerja di BUMN dahulu atau ikut seleksi CPNS,” jelasnya.
Universitas Tidar meluluskan 329 wisudawan pada Upacara Sidang Senat Terbuka Wisuda Sarjana dan Ahli Madya Periode April 2019 Selasa, 23 April 2019. Untidar meluluskan 310 wisudawan program sarjana dan 19 wisudawan program diploma III. Pada kesempatan itu, Rektor Untidar Prof. Dr. Ir. Mukh Arifin, M.Sc. berharap alumni Untidar segera bersiap menghadapi dunia kerja. (*)