Siedoo, Prof. Djukri telah mengabdi di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) selama 40 tahun. Mulai Rabu (30/1/2019), ia tidak lagi mengajar di universitas dengan jas almamater berwarna kuning itu.
Dalam pidato Pelepasan Guru Besar Purna Tugas di UNY, Prof. Djukri menyatakan meningkatnya jumlah penduduk akan berefek pada meningkatnya permintaan bahan pangan. Di indonesia jumlah kalori dan bahan makanan masih didominasi beras.
“Mengacu rekomendasi FAO ada banyak bahan pangan non beras yang layak seperti jagung, talas, sukun, sorgum, singkong atau sagu yang dapat menurunkan konsumsi beras yang juga akan berefek pada ketahanan pangan,” katanya.
Kebijakan pangan di Indonesia, lanjutnya, tidak akan kurang karena banyak keragaman. Untuk mendukung program ketahanan pangan diversifikasi pangan menjadi kunci agar tidak tergantung impor beras dan gandum. Ragam pangan lokal tergerus gandum dan beras impor, oleh karena itu perlu gerakan bersama kembali ke ragam pangan lokal yang dijamin UU No 18 Tahun 2012.
“Papua dan Maluku yang pernah terjadi krisis pangan karena rendahnya konsumsi beras adalah solusi pada kearifan lokal,” tandasnya.
Menurutnya aneka ragam sumber bahan pangan lokal memiliki karbohidrat tinggi yang setara dengan beras dan terigu. Memudarnya pamor bahan pangan lokal di kalangan muda karena mereka menganggap komoditas tersebut sebagai makanan inferior.
“Program penganekaragaman padi, jagung dan kedelai harus saling mendukung,” tandasnya.
Guru besar pendidikan biologi FMIPA UNY tersebut memaparkan, tanaman pangan mempunyai kemampuan untuk melepaskan diri dari cekaman lingkungan seperti faktor air, cahaya, nutrisi, suhu dan sebagainya. Kemampuan adaptasi juga ada pada tanaman tertentu di lingkungan ekstrem seperti padang pasir atau kutub.
“Lingkungan ini akan mengubah struktur tanaman agar bertahan hidup. Tanaman juga mempunyai kemampuan memulihkan diri dari cekaman lingkungan. Penemuan varietas unggul merupakan resultante proses fisiologi pada tingkat tertentu,” paparnya.
Pelepasan guru besar purna tugas dihadiri oleh Rektor UNY Sutrisna Wibawa beserta jajarannya. Dalam sambutannya Rektor mengucapkan terimakasih pada Prof. Djukri atas jasa-jasanya. Acara ditutup dengan jabat tangan dan ramah tamah.
“Terima kasih untuk Prof. Djukri,” ucapnya. (*)