Siedoo, Mahasiswa Institut Teknologi Telkom Purwokerto (ITTP), Banyumas, Jawa Tengah mampu bersaing di kancah nasional. Saat ajang Codig Competition 2018 yang diselenggarakan Universitas Mercubuana Jakarta, mahasiswa ITTP bisa mengalahkan tim dari mahasiswa kampus lain. Dengan kemampuan yang dimiliki, perwakilan ITTP keluar sebagai juara III.
Perlombaan codig tersebut mengambil tema Mitigasi Bencana. Sehingga mengharuskan mahasiswa sebelum ketahapan selanjutnya, wajib membuat makalah sebagai syarat mutlak mengikuti kejuaraan.
Judul makalah yang dibuat oleh mahasiswa ITTP berjudul “Menavigasi Guncangan: Sebuah Penelitian tentang Prediksi Lokasi Gempa” dan berhasil masuk ke babak final sekaligus menyabet juara ketiga.
“Ini adalah kemenangan perdana kami, sekaligus menjadi modal berharga kami. Terlebih kami merupakan mahasiswa baru yang masih terus belajar. Mengikuti lomba – lomba merupakan tolok ukur seberapa jauh kemampuan kami,” kata salah satu mahasiswa Fauzi Afif Nevandi.
Secara keseluruhan, tim dari ITTP ada tiga mahasiswa. Selain Fauzi, ada Andre Pradika Ekoputro Pratama dan Jerry Lasama, yang merupakan mahasiswa Prodi S1 Teknik Informatika.
“Kompetisi ini merupakan pengalaman yang sangat berarti bagi kami. Karena dengan mengikuti lomba seperti ini akan menambah jam terbang kami ketika ada event selanjutnya,” imbuh Jerry Lasama.
Akhir pekan kemarin, saat pengumuman kompetisi, memang menjadi hari yang paling membanggakan untuk seluruh sivitas akademika Institut Teknologi Telkom Purwokerto. Ketua tim Andre Pradika Ekoputro Pratama menjelaskan, makalah yang dibuat merupakan hasil pemikiran dari tim ITTP.
“Sehingga ketika dalam persentasi, kami tidak canggung untuk menjelaskan tujuan kami mengikuti kompetisi yang dihelat di Universitas Mercubuana,” jelas dia.
Memang yang menjadi tema besar dalam kompetisi mengenai mitigasi bencana. Oleh karenanya, makalah mereka diberikan judul Menavigasi Guncangan. Judul itu diambil karena tim memandang bahwa, gempa bumi adalah salah satu bencana alam terbesar bagi umat manusia.
“Seiring berjalannya perkembangan zaman dan meningkatnya teknologi informasi, khususnya dalam bidang komputer. Mulai dari pemakaian, pemakaian teknologi internet serta perkembangan,” jelasnya.
Persiapan Menyikapi Revolusi Industri 4.0
Sementara itu, pendamping tim riset yang mengikuti kejuaraan Codig Agi Prasetiadi, S.T., M.Eng., mengungkapkan, perlombaan ini sangat positif sekali bagi mahasiswa. Khususnya di era digital seperti sekarang ini, anak – anak harus siap dengan perubahan, terlebih dalam perubahan zaman menuju era digitalisasi.
“Penguatan ICT (Information Communication and Technology) dari tahun ke tahun sangat pesat sekali,” ucapnya.
Kemunculan Revolusi Industri 4.0. adalah petanda utama bahwa harus siap dengan segala perubahan di beragam sektor industri. Peran anak – anak dalam lomba kali ini, membahas mengenai mitigasi bencana melalui pendektan coding atau pengklasifikasian data secara digital, adalah salah satu langkah bagi setiap masyarakat dapat mendeteksi letak – letak yang akan terjadi gempa.
“Dengan pengetahuan seperti mendeteksi guncangan seperti ini, akan menambah pengetahuan dan menjadi solusi untuk penanganan gempa secara dini,” jelasnya.
Dia juga menambahkan, dengan adanya data mengenai gempa bumi dan telah diolah menjadi suatu informasi, diharapkan pemerintah dan masyarakat mampu untuk menerima dan memberikan perhatian lebih untuk kejadian bencana. Khususnya gempa bumi, karena gempa bumi sangat merugikan semua pihak, baik pemerintah maupun masyarakat.
Dengan mengantisipasi yang dikerjakan secara digital ini, akan mengantisipasi korban dengan melakukan persiapan mitigasi. Sehingga, berdampak pada pengurangan korban jiwa dan kerugian.
“Saya secara pribadi sangat bangga dengan pencapaian yang diraih oleh anak – anak. Semoga kedepan prestasi demi prestasi akan terus diraih,” jelasnya. (*)