SIEDOO.COM, MAGELANG – Program Full Day School yang digulirkan pemerintah melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) membuat beberapa bimbingan belajar (Bimbel) merasa khawatir. Diberlakukannya program Full Day School, proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dimulai dari pagi sampai sore hari. Hal ini berdampak pada minat siswa mengikuti bimbel. Seusai siswa mengikuti KBM di sekolah, maka kondisi fisik siswa sudah capek.
Dengan demikian, waktu siswa untuk mengikuti les sudah tidak ada. Waktu luang yang tersisa, praktis hanya Minggu, yang mungkin tidak semua siswa bersedia mengikuti les dihari libur.
Semangat awal adanya bimbingan belajar agar siswa lebih baik dibidang pelajaran. Dengan mengikuti bimbel, maka waktu anak diisi dengan hal yang positif. Selain itu, dampaknya anak akan lebih aktif dalam pelajaran dikelas dan memiliki pergaulan yang positif. Manfaat lain mengikuti bimbel yaitu mempermudahkan siswa dalam mengikuti setiap pelajaran yang dianggap sulit.
Hal ini karena dalam belajar di bimbel mempunyai suasana belajar yang nyaman dan mengasyikkan. Sehingga, siswa siap lebih dini dengan trik belajar efektif dan efisien. Selain itu dengan mengkuti bimbel dapat mempersiapkan siswa lebih matang dalam persiapan menghadapi ujian masuk perguruan tinggi.
Tidak semua bimbel membatasi jumlah siswa, dalam satu kelas. Ada bimbel karena keterbatasan tentor maka jumlah siswa dalam satu ruang terlalu banyak. Akibatnya, perhatian tentor pun terpecah. Hal ini tidak terjadi jika siswa mengikuti les dengan sistem privat (satu siswa satu tentor). Peserta yang ikut dalam bimbel dari beragam sekolah menyebabkan rasa minder/malu/kurang percaya diri dengan sekolah lain yang lebih favorit. Dalam bimbel siswa hanya dilatih untuk belajar dan mengerjakan soal dengan langkah cepat dan efisien. Tetapi tidak pernah disiapkan pendamping konsultasi (Psikolog) untuk mengetahui hambatan/masalah belajar siswa. Yang terakhir siswa terlalu lelah dengan jadwal padat tanpa waktu istirahat yang cukup.
Bimbingan belajar mempunyai kelebihan dan kekurangan. Belajar dengan program Full Day School dan dengan mengikuti bimbingan belajar, sama-sama agar siswa dapat belajar lebih baik. Siswa mendapatkan waktu positif dibandingkan bermain, siswa lebih aktif dalam belajar, dan siswa mendapatkan pergaulan yang positif.
Adapun bagi sekolah yang mempunyai guru yang banyak dan berkualitas, program Full Day School tidak menjadi masalah. Jika sekolah tidak mempunyai cukup guru dan kualitas gurunya rendah, maka solusi kolaborasi/kerjasama antara sekolah dan bimbingan belajar dapat dilakukan. Sekolah tidak asal bekerjasama, tetapi harus melihat kualitas tentor dari bimbingan belajar yang ada.
Jika tidak ada tentor yang berkualitas maka dapat mencari bimbingan lain yang tentornya berkualitas. Karena, tidak mungkin memaksakan guru mengajar dari pagi sampai sore tanpa adanya variasi kegiatan belajar mengajarnya. Kalau proses belajar mengajarnya monoton, maka siswa akan bosan. Hal ini berakibat program Full Day School tidak berjalan lancar.
SURABAYA, siedoo.com - Tim mahasiswa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) menginovasikan sebuah sistem penanganan kesehatan personalized medicine berbasis metaverse bernama…
MAGELANG, siedoo.com - Wali Kota Magelang, dr. Muchamad Nur Aziz melepas 160 atlet termasuk pelatih/official Kota Magelang di Pendopo Pengabdian Kota Magelang,…
SURABAYA, siedoo.com - Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) berhasil menempati posisi terbanyak kedua perguruan tinggi dengan proposal yang mendapatkan pendanaan…
JAKARTA, siedoo.com - Pelajar kelas 10 Sekolah Insan Cendekia Madani, Ronald Rauf Nurima, meraih prestasi gemilang dengan menyabet medali emas…
JAKARTA, siedoo.com - Pelepasan Peserta Program Peningkatan Kapasitas Kepemimpinan Perguruan Tinggi (PKKPT) untuk Rektor Tahun 2024 dilakukan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,…
SURABAYA, siedoo.com - Menempuh pendidikan selama 3,5 tahun di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) tak menghalangi Benedictus Kenny Tjahjono sematkan…