Siedoo.com -
Nasional

Di Zaman Now, Santri Ditekankan Kantongi 5 C

JAKARTA – Nuansa Hari Santri Nasional (HSN) masih terasa hingga sekarang. Hari yang muncul sejak 22 Oktober 2015 tersebut tidak lepas dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy. Ia mengajak agar para santri untuk menyiapkan diri menghadapi revolusi industri 4.0.

“Santri harus lebih siap dan terbuka untuk menghadapi tantangan,”  dia, dalam rilisnya.

Dikatakan, santri sangat melekat dengan tradisi pesantren, ketat dengan pelajaran teks agama. Meski begitu, Muhadjir berharap agar santri diajak berfikir kritis melihat dunia luar.

“Ilmu itu harus digali secara lebih luas dan mendalam, sesuai konteks, tetapi harus tetap kuat memegang akidah,” tandasnya.

Mendikbud berpesan agar santri memperhatikan lima hal yang dirumuskan dalam 5 C. Yakni:

1. Critical thinking (berpikir kritis)
2. Creativity (kreatifitas)
3. Communication skill (kemampuan komunikasi)
4. Collaboration (kerja sama)
5. Confidence (percaya diri)

Di sisi lain, kreativitas juga harus ditunjukkan sepanjang waktu dengan cara, membuat terobosan dan menemukan sesuatu yang baru.

“Santri yang tidak kreatif akan ditinggalkan oleh zaman,” ujar Mendikbud.

Di samping berpikir kritis dan kreatif, Mendikbud menambahkan, santri juga harus memiliki jaringan yang luas dan mampu berkolaborasi, serta memiliki keterampilan menulis dan berbicara dihadapan publik.

“Seseorang tidak akan kelihatan cerdas jika tidak bisa menyampaikan gagasannya dengan baik,” katanya.

“Untuk itu, keterampilan komunikasi dan kepercayaan diri juga sangat penting,” tambahnya.

Mendikbud juga mengajak santri untuk menguasai teknologi informasi (IT).

“Agar santri tidak ketinggalan dengan yang lain, santri harus kuasai teknologi informasi. Di Pondok lah tempat yang tepat juga untuk mempelajari IT tersebut,” kata Muhajir dilansir dari senayanpost.com.

Disebutkan Mendikbud, jika santri saja sudah menguasi teknologi informasi ini akan menjadi nilai plus bagi santri ketika nanti sudah terjun ke masyarakat. Apalagi sudah jelas kalau Nabi Muhammad adalah bapaknya literasi.

Baca Juga :  Menag : RUU Pesantren Mempertegas Ruh Pesantren

“Nabi Muhammad SAW adalah Bapak literasi Dunia. Dimana dibuktikan dengan wahyu pertamanya adalah disuruh membaca Iqra, maka dari itu jangan pernah berhenti untuk belajar,” pesannya. (Siedoo)

Apa Tanggapan Anda ?