JATINANGOR – Universitas Padjadjaran (Unpad) Bandung, Jawa Barat mengirimkan mahasiswanya terjun ke lokasi bencana alam di kawasan Sulawesi Tengah. Fikri M. Nur Zaman, mahasiswa Teknik Informatika Unpad ikut membaur bersama relawan lainnya membantu para korban bencana.
Pengiriman personel ini merupakan dari Unit Search and Rescue (SAR) Universitas Padjadjaran untuk membantu proses evakuasi dan pemulihan kawasan terdampak bencana di Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah. Misi kemanusiaan dimulai dari 30 September hingga 11 Oktober 2018 lalu.
Fikri sendiri melakukan operasi di Balaroa pada 2 hingga 7 Oktober 2018. Perumnas Balaroa, salah satu wilayah terdampak menjadi wilayah terparah karena sedikitnya terdapat 1.747 rumah yang hancur akibat likuefaksi. Ini menyebabkan penemuan dan evakuasi korban sangat tinggi intensitasnya.
“Dampak yang diakibatkan oleh likuefaksi adalah ‘kemusnahan’ pada perumahan tersebut, dikarenakan oleh kondisi tanah yang tidak stabil, lalu amblesnya rumah-rumah yang berada disana. Sehingga, tim SAR gabungan harus selalu menerapkan prosedur safety dalam melakukan misi kemanusiaannya,” ujar Fikri, sesuai Press Release yang diterima Redaksi Siedoo, Rabu (17/10/2018).
Setelah misi operasi selesai, Fikri kemudian melakukan pendistribusian bantuan yang dihimpun dari seluruh elemen masyarakat Unpad. Donasi yang terkumpul sekira Rp 41 juta rupiah ini kemudian dibelanjakan Fikri untuk membeli beberapa bahan pokok. Di antaranya air mineral, bumbu masak, susu bayi.
Proses pembelanjaan logistik ini harus dilakukan Fikri di Makassar, Sulawesi Selatan, pada 8 Oktober. Ini disebabkan tidak adanya toko di sekitar Palu yang mampu menyediakan kebutuhan bantuan dalam jumlah besar. Pendistribusian sendiri difasilitasi oleh tim Bosowa Peduli.
Sejak awal di lokasi bencana, terdapat dua misi yang diemban Fikri. Yaitu melakukan operasi pencarian dan evakuasi korban terdampak, serta mendistribusikan bantuan yang dikoordinasikan oleh Disaster Management Center SAR Unpad.
Fikri menyebutkan, ia berkoordinasi langsung dengan Badan SAR Nasional (Basarnas) Kota Palu dalam melakukan operasi SAR di wilayah terdampak. Ia sendiri melakukan operasi pencarian dan evakuasi di wilayah Perumnas Balaroa, salah satu wilayah terdampak akibat terjadinya likuefaksi sesaat setelah terjadinya gempa berkekuatan 7,7 skala Richter, 28 September lalu. (Siedoo)