Ketakutan Umat Kristiani Suriah Meningkat Usai Bom Bunuh Diri di Gereja
INTERNASIONAL TRENDING

Ketakutan Umat Kristiani Suriah Meningkat Usai Bom Bunuh Diri di Gereja

Aleppo, Suriah – 4 Juli 2025  Ketakutan Umat Kristiani Suriah Meningkat Usai Bom Bunuh Diri di Gereja pada Minggu pagi yang damai, sebuah tragedi mengguncang kota Aleppo, Suriah. beberapa kelompok telah melakukan bom bunuh diri dan meledakan bom tersebut di dalam sebuah gereja yang ada di pusat kota, mengakibatkan 15 orang tewas dan lebih dari 40 orang lainnya terluka serius. Serangan ini menambah daftar panjang kekerasan yang dihadapi oleh komunitas Kristiani Suriah yang sudah lama hidup dalam ketegangan akibat konflik yang berkepanjangan di negara tersebut.

Peristiwa ini terjadi saat umat Kristiani sedang melaksanakan ibadah rutin mereka. Seorang pelaku yang mengenakan bahan peledak meledakkan dirinya di area gereja yang padat, menyebabkan kerusakan parah dan memicu kepanikan di antara jemaat. “Saya hanya mendengar suara keras, dan tiba-tiba semuanya kacau,” ujar seorang saksi mata yang selamat dari serangan tersebut.

Ketakutan yang Mendalam di Kalangan Umat Kristiani

Serangan bom bunuh diri ini bukan yang pertama kali menimpa umat Kristiani di Suriah. Sejak di mulainya konflik pada 2011, komunitas Kristiani yang merupakan minoritas di negara tersebut, telah menjadi sasaran terorisme dan kekerasan. Gereja-gereja yang seharusnya menjadi tempat perlindungan spiritual kini menjadi target utama kelompok-kelompok ekstremis yang berusaha menebar ketakutan.

Pastor Georges Khoury, pemimpin gereja yang menjadi sasaran serangan, mengungkapkan perasaan ketakutannya setelah peristiwa tersebut. “Kami hidup dalam ketakutan. Bahkan tempat ibadah kami yang dulu aman kini menjadi sasaran serangan teroris. Kami hanya ingin hidup damai dan beribadah,” ujarnya dengan suara gemetar.

Tanggapan Pemerintah dan Masyarakat Internasional

Pemerintah Suriah mengutuk keras atas serangan bom bunuh diri ini dan memperketat pengamanan yang di gereja-gereja atapun tempat ibadah lainnya yang ada di Suriah. “Kami tidak akan mentolerir aksi terorisme yang membunuh warga kami yang tak bersalah. Keamanan akan di perketat demi melindungi semua warga, termasuk kelompok minoritas,” ujar seorang juru bicara pemerintah.

Sementara itu, masyarakat internasional juga memberikan perhatian besar terhadap serangan ini. Beberapa negara Barat yang memiliki komunitas Kristiani besar, bersama dengan organisasi kemanusiaan, menyatakan keprihatinan dan mengecam serangan tersebut. Mereka menuntut agar pihak berwenang di Suriah memberikan perlindungan yang lebih baik bagi umat Kristiani yang terus menjadi sasaran serangan ekstremis.

Kehidupan Umat Kristiani di Tengah Ketidakpastian

Ketakutan Umat Kristiani Suriah Meningkat Usai Bom Bunuh Diri di Gereja Umat Kristiani di Suriah kini menghadapi pilihan yang sulit. Banyak dari mereka yang merasa terancam memilih untuk mengungsi ke daerah yang lebih aman. Namun ada juga yang tetap bertahan demi melanjutkan tradisi agama mereka. Beberapa gereja bahkan telah memperkenalkan langkah-langkah pengamanan lebih ketat. Seperti pemeriksaan yang lebih ketat terhadap pengunjung dan penjagaan ketat selama ibadah.

Namun, meski dengan segala upaya pengamanan, ketakutan tetap menghinggapi hati mereka. “Kami takut akan serangan berikutnya. Setiap kali pergi ke gereja, saya merasa cemas,” ujar Miriam, seorang ibu yang juga jemaat di gereja tersebut.

Harapan untuk Perdamaian yang Lebih Baik

Di tengah-tengah ketegangan ini, umat Kristiani Suriah tetap berpegang pada harapan akan kedamaian. Uskup Agung Boulos Yazigi, salah satu tokoh agama terkemuka di Suriah, mengajak umatnya untuk tetap bersatu dan berdoa agar negara ini segera pulih dari perang yang sudah berlangsung terlalu lama. “Tidak ada tempat bagi kelompok kebencian di negara ini. Kita harus tetap berharap dan berdoa untuk kedamaian,” ungkapnya dalam sebuah pidato pasca-serangan.

Dengan ketidakpastian yang terus membayangi, umat Kristiani di Suriah berharap bahwa suatu hari mereka bisa hidup tanpa rasa takut, di tanah yang mereka cintai, dengan damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *