Iran Putus Hubungan dengan IAEA Mengatakan Serangan Israel-AS Sebagai Penyebab Utama
POLITIK TRENDING

Iran Putus Hubungan dengan IAEA Mengatakan Serangan Israel-AS Sebagai Penyebab Utama

Teheran, IranIran Putus Hubungan dengan IAEA, Mengatakan Serangan Israel-AS Sebagai Penyebab Utama. Iran mengumumkan pada Selasa (3 Juli 2025) bahwa mereka secara resmi memutuskan hubungan dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA). Menyusul serangan udara yang di duga melibatkan Israel dan Amerika Serikat terhadap situs nuklir Iran di Natanz. Langkah ini di anggap sebagai respons terhadap apa yang disebut Teheran sebagai “tindakan agresi internasional” yang menargetkan fasilitas nuklir mereka, yang d0 ianggap sebagai pelanggaran kedaulatan negara.

Serangan Israel-AS yang Memicu Ketegangan

Serangan udara yang terjadi pada 1 Juli 2025, yang menghancurkan sebagian infrastruktur nuklir di Natanz. Sebuah fasilitas yang sangat penting dalam program nuklir Iran, memicu kecaman keras dari pemerintah Iran. Teheran menuduh Israel dan Amerika Serikat bekerja sama dalam serangan tersebut sebagai bagian dari upaya mereka. Untuk menggagalkan kemajuan program nuklir Iran yang sah.

“Serangan ini merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan Iran dan hak kami untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk tujuan damai,” kata Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir-Abdollahian, dalam pidatonya pada konferensi pers di Teheran.

IAEA Dianggap Tidak Netral

Kemarahan Iran semakin menjadi-jadi setelah IAEA, yang memiliki peran sebagai memantau kegiatan nuklir Iran, tidak segera mengutuk serangan tersebut. Iran mengklaim bahwa IAEA telah gagal bertindak sebagai pengawas independen dan lebih banyak berperan sebagai alat bagi kepentingan negara-negara besar, khususnya Amerika Serikat dan Israel. Sebagai akibatnya, Iran sudah menganggap bahwa IAEA sudah tidak lagi dapat berperan sebagai mediator yang adil dalam nuklir internasional.

“Keputusan ini di buat setelah IAEA terbukti tidak mampu melaksanakan tugasnya sebagai badan internasional yang netral. Iran tidak akan lagi bekerja sama dengan IAEA setelah ketidakmampuannya untuk menjaga prinsip-prinsip keadilan dan kedaulatan negara anggota,” tambah Amir-Abdollahian.

Respons Internasional dan Reaksi Israel-AS

Serangan terhadap fasilitas nuklir Iran ini tidak hanya memicu reaksi keras dari Iran, tetapi juga menarik perhatian dunia internasional. Negara-negara Eropa, terutama yang terlibat dalam kesepakatan nuklir Iran (JCPOA), menyatakan kekhawatiran atas ketegangan yang semakin meningkat di kawasan tersebut. Namun, Israel dan Amerika Serikat membela tindakan mereka, dengan mengklaim bahwa langkah tersebut di perlukan untuk mencegah. Potensi ancaman yang muncul dari program nuklir Iran yang semakin berkembang.

Juru bicara Kementerian Pertahanan Israel, Yaakov Nagel, menyatakan. “Kami memiliki kewajiban untuk memastikan agar Iran tidak memiliki kemampuan untuk mengembangkan berbagai senjata nuklir yang dapat mengancam stabilitas dan keamanan wilayah kami.”

Sementara itu, pemerintah AS yang di pimpin oleh Presiden Joseph Biden, mengonfirmasi bahwa serangan tersebut adalah bagian dari operasi bersama yang bertujuan untuk menggagalkan pengembangan teknologi nuklir yang dapat digunakan untuk tujuan militer. Biden menegaskan bahwa kebijakan AS terhadap Iran tetap konsisten, yakni mencegah negara tersebut memperoleh senjata nuklir.

Reaksi Dalam Negeri Iran

Iran Putus Hubungan dengan IAEA Mengatakan Serangan Israel-AS Sebagai Penyebab Utama Di dalam negeri Iran, keputusan untuk memutuskan seberapa hubungan dengan IAEA mendapat dukungan luas dari banyak kalangan pejabat pemerintah dan masyarakat. Banyak pihak di dalam negeri yang menilai bahwa hubungan dengan IAEA selama ini telah merugikan kedaulatan Iran. Di jalan-jalan Teheran, demonstrasi mendukung kebijakan pemerintah untuk memutuskan hubungan dengan badan nuklir internasional itu terlihat semakin banyak.

“Langkah ini adalah pembelaan terhadap hak kami untuk mengembangkan teknologi nuklir tanpa campur tangan asing,” ujar seorang pengunjuk rasa di pusat kota Teheran.

Namun, beberapa pengamat internasional mengingatkan bahwa pemutusan hubungan ini berisiko meningkatkan ketegangan lebih lanjut dengan negara-negara Barat dan dapat merusak upaya diplomatik untuk mengembalikan Iran ke meja perundingan terkait program nuklirnya.

Masa Depan Kesepakatan Nuklir Iran

Pemutusan hubungan dengan IAEA dapat menandakan titik balik dalam ketegangan global yang berpusat pada program nuklir Iran. Kesepakatan nuklir yang pernah di jalin pada 2015, yang di kenal sebagai Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), telah berantakan sejak AS menarik diri pada 2018 di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump. Meskipun ada upaya untuk merundingkan kembali kesepakatan tersebut, ketegangan ini dapat menambah hambatan besar bagi kembalinya perundingan yang konstruktif.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *