Bom Bunuh Diri Tewaskan 13 Tentara Pakistan. Islamabad, Pakistan – Sebuah serangan bom bunuh diri mengguncang wilayah kesukuan Waziristan Utara pada Sabtu, 28 Juni 2025, menewaskan sedikitnya 13 anggota militer Pakistan dan melukai lebih dari belasan lainnya. Serangan mematikan ini sebagai salah satu yang paling berdarah dalam beberapa bulan terakhir, memicu kecaman keras dari pemerintah serta duka mendalam dari rakyat Pakistan.
Menurut laporan AFP, serangan terjadi ketika sebuah kendaraan militer yang membawa puluhan tentara melintas di daerah Mir Ali, sebuah wilayah yang dikenal sebagai zona rawan militan di dekat perbatasan Afghanistan. Pelaku, yang mengendarai sepeda motor dan membawa bahan peledak berkekuatan tinggi, langsung menabrakkan diri ke arah konvoi militer. Ledakan dahsyat pun terjadi seketika.
Detik-Detik Serangan Mengerikan
Saksi mata melaporkan bahwa ledakan terdengar hingga beberapa kilometer dari lokasi kejadian. Asap hitam mengepul tinggi terlihat sampai langit, terdengar suara sirine dan jeritan warga yang panik. Beberapa kendaraan militer terlihat terbakar hebat, sementara tubuh korban berserakan di lokasi ledakan yang sangat mengerikan.
“Saya sedang berdiri tidak jauh dari jalan ketika mendengar ledakan menggelegar. Saya melihat bola api besar dan kepulan asap, lalu semuanya gelap. Suasana benar-benar kacau,” ujar Farooq Khan, seorang warga lokal, kepada media setempat.
Pasukan keamanan pemerintah segera mengepung area, mengevakuasi korban, dan menyisir lokasi kejadian untuk memastikan tidak ada bahan peledak lain yang tertinggal.
Korban Gugur dan Identitas Terungkap
Dalam pernyataan resmi dari militer Pakistan (ISPR), sebanyak 13 prajurit yang gugur dalam tugas, termasuk seorang perwira senior. Para korban telah dibawa ke rumah sakit militer terdekat untuk proses identifikasi dan pemulangan jenazah kepada keluarga masing-masing.
ISPR menyampaikan penghormatan setinggi-tingginya kepada para prajurit yang gugur. “Para syuhada ini telah menunjukkan keberanian luar biasa dalam mempertahankan kedaulatan negara. Pengorbanan mereka tidak akan pernah sia-sia,” demikian isi pernyataan tersebut.
Selain korban tewas, sedikitnya 18 prajurit lainnya mengalami luka-luka, sebagian dalam kondisi kritis dan masih menjalani perawatan intensif di rumah sakit militer di Bannu.
Kelompok Militan Terduga Menjadi Tersangka Bom Bunuh Diri Tewaskan 13 Tentara Pakistan
Meski belum ada pihak yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan keji ini, otoritas keamanan pemerintah menduga kuat keterlibatan kelompok ekstremis Tehrik-i-Taliban Pakistan (TTP) atau afiliasi lokal dari ISIS, yang selama ini aktif di kawasan perbatasan tersebut.
Waziristan Utara terkenal sebagai salah satu wilayah dengan aktivitas militan paling tinggi, meskipun beberapa tahun terakhir operasi militer intensif telah berhasil menekan sebagian besar kelompok bersenjata.
Pejabat keamanan menyebutkan bahwa investigasi masih berlangsung, dan operasi penyisiran serta perburuan pelaku jaringan penyerang akan segera ditingkatkan.
Reaksi Pemerintah dan Dukungan Rakyat
Perdana Menteri Pakistan, Shehbaz Sharif, langsung mengutuk keras atas serangan tersebut dan menyampaikan belasungkawa mendalam kepada keluarga para korban yang terlibat tragedi bom bunuh diri .
“Setiap tetes darah tentara kita adalah simbol kehormatan nasional. Kami tidak akan diam. Teroris tidak akan pernah berhasil menghancurkan semangat dan tekad bangsa Pakistan,” tegasnya dalam konferensi pers singkat di Islamabad.
Dukungan dari berbagai elemen masyarakat mulai mengalir. Tagar #PakistanStrong dan #HeroesOfPakistan menjadi trending di media sosial, menunjukkan solidaritas rakyat terhadap para korban.
Ketegangan Keamanan di Perbatasan Kembali Memanas
Serangan bom bunuh diri ini kembali mengangkat kekhawatiran atas ketidakstabilan keamanan di wilayah perbatasan Pakistan-Afghanistan. Pemerintah kawatir Sejak Taliban kembali berkuasa di Afghanistan, ketegangan dan infiltrasi militan ke wilayah Pakistan kembali meningkat.
Beberapa analis militer menyebutkan bahwa Pakistan kini dihadapkan pada tantangan besar dalam mengamankan wilayah sensitif seperti Waziristan, terutama dengan meningkatnya serangan sporadis terhadap aparat keamanan.
“Ini bukan hanya soal terorisme, tapi juga soal bagaimana memperkuat kontrol intelijen dan mencegah radikalisasi di masyarakat perbatasan,” ujar Letnan Jenderal (Purn) Mahmud Rizvi kepada stasiun berita Geo TV.
Penutup: Duka, Doa, dan Janji untuk Melawan Teror
Di tengah suasana berkabung atas bom bunuh diri, Pakistan,Islamabad sekali lagi menghadapi kenyataan pahit akibat aksi teror yang kejam. Namun dari darah para pahlawan yang gugur, tumbuh tekad baru untuk terus melawan segala bentuk ekstremisme dan terorisme yang mengancam perdamaian nasional.
Masyarakat menyerukan persatuan dan mendorong pemerintah untuk memperketat keamanan, khususnya di wilayah rawan konflik. Di saat air mata belum kering, semangat untuk tidak tunduk pada ketakutan tetap menyala di setiap hati rakyat Pakistan.