Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan Pasca-Konflik 12 Hari
INTERNASIONAL POLITIK

Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan Pasca-Konflik 12 Hari

Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan Pasca-Konflik 12 Hari. Setelah 12 hari yang sarat ketegangan dan saling serang yang mematikan, Iran dan Israel kini sama-sama mengklaim kemenangan di hadapan publik domestik dan internasional. Klaim yang bertolak belakang ini mencerminkan kompleksitas dan narasi yang saling bersaing di tengah gencatan senjata yang masih terasa sangat rapuh. Baik dari Tel Aviv maupun Teheran, pernyataan resmi membanjiri media, masing-masing pihak berusaha menegaskan bahwa tujuan strategis mereka telah tercapai, sementara pihak lawan telah menderita kerugian signifikan.

Konflik yang baru saja mereda ini, meskipun tidak melibatkan konfrontasi langsung militer skala besar antara kedua negara. Dengan serangan siber intens, perang proksi di Suriah dan Lebanon, serta tuduhan-tuduhan tentang upaya sabotase fasilitas vital. Dinamika ini menunjukkan evolusi bentuk konflik modern di Timur Tengah, di mana perang asimetris dan operasi rahasia menjadi semakin dominan.

Israel: “Mencegah Ancaman Jangka Panjang”

Dari Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Mendeklarasikan kemenangan pasca-konflik 12 hari bahwa operasi militer mereka berhasil menggagalkan rencana destabilisasi Iran di kawasan dan menghantam infrastruktur teroris proksi mereka. Netanyahu menyoroti keberhasilan sistem pertahanan rudal Iron Dome dalam mencegat sejumlah besar proyektil yang telah Iran luncurkan serta oleh kelompok-kelompok yang mendukung Iran. Serta kemampuan intelijen Israel dalam melancarkan serangan presisi terhadap target-target strategis.

“Kami telah mengirimkan pesan yang jelas Israel tidak akan menoleransi upaya apa pun untuk mengancam keamanan warga negara kami,” tegas Netanyahu dalam pidato yang tersiarkan televisi nasional. Ia juga menekankan bahwa operasi ini bertujuan untuk “memastikan keamanan jangka panjang” di perbatasan utara dan selatan Israel. Kelompok-kelompok militan yang mendukung Teheran beroperasi. Klaim keberhasilan iniĀ  rilis video-video yang menunjukkan penghancuran terowongan dan gudang senjata, serta laporan tentang korban jiwa di pihak lawan. Kementerian Pertahanan Israel juga menyatakan telah menetralisir sejumlah besar drone dan rudal canggih yang terarah ke wilayah mereka, menunjukkan superioritas teknologi dalam menghadapi ancaman.

Narasi Israel berpusat pada pencegahan dan pertahanan diri, menegaskan bahwa setiap tindakan mereka adalah respons proporsional terhadap agresi yang dimulai oleh Iran atau proksi-proksinya. Mereka berusaha menampilkan diri sebagai pihak yang berhasil menjaga kedaulatan dan keamanan di tengah ancaman yang terus-menerus. Ini adalah upaya untuk meyakinkan publik domestik dan sekutu internasional bahwa Israel telah bertindak secara efektif dan bertanggung jawab.

Iran: “Mengungkap Kerentanan Zionis dan Memperkuat Perlawanan”

Di sisi lain, Teheran tak kalah lantang dalam mengklaim kemenangan pasca-konflik 12 strategis. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh, menyatakan bahwa rezim Zionis telah gagal total. Dalam mencapai tujuan mereka dan justru “memperlihatkan kerentanan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Iran bersikeras bahwa Poros Perlawanan, jaringan sekutu dan proksi yang didukungnya di kawasan, telah menunjukkan ketahanan dan kemampuan untuk memberikan “pukulan telak” terhadap Israel.

Khatibzadeh menyebutkan bahwa meskipun ada agresi brutal, kelompok-kelompok perlawanan berhasil mempertahankan kemampuan mereka dan bahkan meningkatkan tekanan terhadap Israel. Media pemerintah Iran menayangkan laporan yang mengelu-elukan semangat juang dan solidaritas antara faksi-faksi yang mendukung Iran. Menegaskan bahwa konflik ini telah memperkuat posisi Iran sebagai kekuatan regional yang tak dapat diabaikan. Mereka juga menyoroti dampak psikologis pada masyarakat Israel akibat serangan roket dan drone, yang menurut mereka menunjukkan bahwa Iron Dome bukanlah sistem yang “tidak bisa ditembus.”

Narasi Iran menekankan pada perlawanan terhadap dominasi dan pembelaan diri dari apa yang mereka sebut sebagai “agresi Israel.” Mereka juga berusaha menunjukkan bahwa dukungan mereka terhadap kelompok-kelompok regional adalah bentuk solidaritas terhadap perjuangan Palestina dan perlawanan terhadap pendudukan. Ini adalah upaya untuk memposisikan diri sebagai pembela keadilan dan kekuatan yang tak gentar menghadapi tekanan.

Apa Artinya Bagi Masa Depan Regional? Setelah Iran dan Israel Saling Klaim Kemenangan Pasca-Konflik 12 Hari

Klaim kemenangan pasca-konflik 12 yang saling bertolak belakang ini menimbulkan pertanyaan serius tentang stabilitas jangka panjang di Timur Tengah. Ketika kedua belah pihak merasa telah mencapai kemenangan, kecil kemungkinan akan ada konsesi atau dialog konstruktif dalam waktu dekat. Sebaliknya, hal ini mungkin akan memperkuat siklus konflik di mana setiap pihak merasa memiliki pembenaran untuk terus mengejar tujuan mereka.

Komunitas internasional telah menyerukan penahanan diri dan deeskalasi, tetapi pengaruh mereka seringkali terbatas di tengah permusuhan yang mengakar. Masa depan regional bergantung pada apakah ada ruang untuk negosiasi atau apakah konflik berikutnya hanyalah masalah waktu. Klaim kemenangan yang saling bertolak belakang ini, pada akhirnya, mungkin bukan pertanda akhir dari ketegangan. Melainkan pendahuluan untuk babak selanjutnya dalam persaingan geopolitik yang tak berkesudahan antara Iran dan Israel. Situasi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari semua pihak yang berkepentingan demi menjaga perdamaian yang rapuh di kawasan yang memang sudah rentan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *