Hari ke-11 Konflik Israel Lancarkan Serangan Ke Fasilitas Rudal dan Bandara Strategis Iran. Memasuki hari ke-11 konflik yang terus membara, Israel melancarkan salah satu serangan udara paling agresifnya dengan menghantam sejumlah titik vital di Iran, termasuk lokasi peluncuran rudal dan sebuah bandara militer utama. Aksi militer ini menandai eskalasi baru dalam ketegangan bersenjata yang mulai menyita perhatian global.
Serangan Israel Terkoordinasi di Tengah Malam
Menurut laporan sejumlah media internasional dan pejabat keamanan regional, serangan Israel terjadi pada dini hari waktu setempat. Ledakan besar terdengar di beberapa titik di wilayah Iran, khususnya dekat wilayah Teheran Selatan dan Provinsi Isfahan, yang dikenal sebagai salah satu pusat aktivitas militer Iran.
Seorang sumber dari militer Israel yang tak ingin diungkap identitasnya menyebutkan bahwa serangan tersebut menyasar fasilitas peluncuran rudal balistik jarak menengah dan gudang senjata strategis milik Iran. Selain itu, bandara militer di luar kota Isfahan juga menjadi sasaran rudal udara-ke-darat yang luncurkan dari jet tempur F-35 milik Israel.
“Operasi ini merupakan bagian dari hak kami untuk mempertahankan diri dan merespons ancaman langsung dari Iran,” ujar seorang juru bicara militer Israel. “Kami memastikan hanya menargetkan fasilitas yang mendukung aktivitas militer Iran yang mengancam stabilitas kawasan.”
Iran: “Tindakan Provokatif yang Akan Dibalas”
Pemerintah Iran dengan cepat merespons serangan tersebut. Dalam konferensi pers darurat, Juru Bicara Kementerian Pertahanan Iran menyebut tindakan Israel sebagai “agresi terang-terangan dan tindakan provokatif yang melanggar kedaulatan”. Mereka bersumpah akan membalas “pada waktu dan tempat yang pilih sendiri.”
Rekaman dari warga sipil yang tersebar di media sosial menunjukkan bola api besar menerangi langit malam, iringi suara sirene dan sistem pertahanan udara yang berusaha mencegat rudal. Sementara itu, bandara sipil di beberapa kota besar laporkan sempat menghentikan operasional untuk alasan keamanan. Hari ke-11 Konflik Israel Lancarkan Serangan Ke Fasilitas Rudal dan Bandara Strategis Iran
Dunia Internasional Prihatin, Serukan Deeskalasi Israel
Menyusul insiden tersebut, reaksi dunia internasional tidak terelakkan. Sekjen PBB António Guterres menyerukan kedua pihak untuk segera menahan diri dan kembali ke meja perundingan. Negara-negara seperti Amerika Serikat, Prancis, dan Tiongkok turut mengeluarkan pernyataan resmi yang mengutuk meningkatnya kekerasan dan memperingatkan potensi konflik regional yang lebih luas.
“Setiap serangan tambahan hanya akan memperburuk penderitaan rakyat sipil dan mengguncang keamanan kawasan Timur Tengah yang sudah rapuh,” ujar Guterres dalam pernyataan tertulis.
Dampak Langsung di Lapangan: Warga Sipil Terjebak dalam Ketakutan Israel
Selain target militer, dampak serangan juga terasa di kalangan sipil. Beberapa rumah sakit di Teheran dan Isfahan menerima korban luka akibat pecahan rudal dan reruntuhan bangunan. Belum ada laporan resmi mengenai jumlah korban jiwa, namun laporan awal menyebutkan setidaknya 27 orang luka-luka, termasuk beberapa anak-anak.
“Saya mendengar suara seperti gempa, lalu kaca jendela rumah saya pecah semua,” ujar seorang warga Isfahan yang tidak ingin sebutkan namanya. “Kami semua berlari ke ruang bawah tanah. “Ini adalah malam paling mencekam sepanjang hidup saya,” ujar seorang warga yang menyaksikan langsung ledakan di dekat tempat tinggalnya.
Situasi Masih Tegang, Pasar Keuangan Bergejolak
Ketegangan di Timur Tengah langsung berdampak pada pasar global. Gejolak konflik ini langsung memicu lonjakan harga minyak dunia yang menembus USD 90 per barel. Sementara pasar saham di Tel Aviv dan Teheran anjlok drastis. Investor global pun mulai mencari aset aman seperti emas dan obligasi AS.
Di saat bersamaan, militer Israel meningkatkan kesiagaan penuh di sepanjang perbatasan Lebanon dan Suriah. Sebagai langkah antisipasi terhadap potensi serangan balasan dari kelompok pro-Iran seperti Hizbullah.
Ke Mana Arah Konflik Ini?
Dengan kedua pihak saling meningkatkan serangan dan tidak menunjukkan tanda-tanda kompromi. Para analis Israel khawatir konflik ini bisa berkembang menjadi perang regional terbuka. Beberapa pengamat bahkan menyebut situasi ini sebagai “krisis keamanan terbesar di Timur Tengah dalam satu dekade terakhir.”
Meski seruan damai terus bergema dari berbagai belahan dunia, banyak pihak pesimis akan tercapainya gencatan senjata dalam waktu dekat. Selama konflik ideologi dan persaingan geopolitik antara Iran dan Israel belum mereda, bayang-bayang perang besar terus menghantui stabilitas kawasan.