Iran Punya Dua Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, resmi menetapkan “dua minggu maksimal” bagi Iran untuk memenuhi syarat diplomatik atau menghadapi kemungkinan serangan udara AS. Masa yang memanas ini bukan sekadar peringatan diplomatik melainkan deadline strategis yang Trump sampaikan pada Jumat, 20 Juni 2025. Gedung Putih menyatakan bahwa dalam kurun dua minggu ini, Iran harus menunjukkan niat nyata mengurangi program nuklir atau menghadapi opsi militer yang akan diputuskan segera.
Iran Punya Dua Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS Tekanan AS Ancaman Militer yang Mengambang
Trump mengatakan bahwa jika Iran tidak memenuhi kriteria tertentu seperti menghentikan pengayaan uranium tingkat tinggi dan membuka akses bagi pengawas internasional maka serangan udara AS terhadap Iran akan siap dilaksanakan. Namun, Gedung Putih juga tetap membuka kemungkinan diplomasi bila Iran merespons positif dalam kurun waktu dua minggu ini .
Evakuasi Cepat dan Skenario Perang Udara di Ujung Waktu
Pasokan militer dan situasi lapangan menunjukkan kesiapan AS. Pengerahan kapal induk USS Eisenhower di Teluk, serta pengadaan amunisi bunker-buster untuk menghancurkan fasilitas nuklir bawah tanah seperti Fordow. Iran pun telah memetakan dua minggu ini dengan gerakan diplomatik dan penangguhan aktivitas nuklir guna menghindari eskalasi frontal.
Lawan Diplomasi Eropa, Fokus Langsung ke AS
Trump mengatakan bahwa Iran “tidak ingin bicara dengan Eropa” dan hanya mau bernegosiasi langsung dengan Washington. Dia bahkan menolak campur tangan Eropa dalam proses diplomatik dua minggu ini, menyebut mediasi tradisional tidak efektif lagi. Ini menunjukkan penyederhanaan jalur diplomasi langsung dalam tenggat waktu yang terbatas.
Teheran Tegas Tolak Negosiasi Tanpa Israel Hentikan Agresi
Iran menjawab lewat juru bicara Kementerian Luar Negeri yang menegaskan bahwa negosiasi hanya akan dimulai jika Israel menghentikan serangan udara. Dengan kata lain, dua minggu bukan hanya deadline AS, tetapi juga ultimatum Iran untuk menghentikan agresi Israel .
Ancaman Penutupan Selat Hormuz Jadi Alat Tarik
Teheran juga menyisipkan ancaman strategis: apabila AS atau Israel melakukan serangan, Iran tidak akan segan menutup Selat Hormuz jalur vital 20% perdagangan minyak dunia. Frasa ini menjadi alat tawar dalam dua minggu yang penuh tekanan ini .
Tekanan Pasar Dunia, Minyak & Saham Terombang
Batas waktu dua minggu yang Trump tetapkan langsung memicu gejolak pasar. Harga minyak Brent sempat meroket di atas $80 per barel, tetapi mereda setelah pengumuman dialog lanjut tertunda. Saham regional di Asia pun terpukul karena ketidakpastian geopolitik .
Iran Punya Dua Minggu: Israel dan Faksi Politik Internal AS Pengaruhi Keputusan
Dalam dua minggu ini, tekanan dari Israel melalui Netanyahu dkk. Sedang dipantau ketat oleh Trump. Namun, sebagian anggota Partai Republik dan publik AS kini lebih condong ke opsi diplomasi banding perang terbuka. Ini menjadi dilema politik di dalam dan luar Negeri .
Trump Sudah Mengatakan Masa Depan Diplomasi Ulang atau Desakan Militer Langsung
Dengan tenggat waktu dua minggu, AS termasuk menyiapkan opsi B dan C: serangan presisi untuk melemahkan fasilitas nuklir Iran, namun tetap menyisakan celah diplomatik jika Tehran mau dialog. Frasa dua minggu sebelum serangan udara menjadi penanda utama strategi tersebut .
Iran Punya 2 Minggu untuk Hindari Potensi Serangan AS Perang atau Diplomasi Damai?
Iran punya dua minggu untuk mengubah arah konflik. Jika Teheran merespon, masa depan diplomasi bisa terbuka; jika tidak, serangan udara atau balasan dari Israel atau kedua duanya bisa segera menyusul. Deadline ini menandai periode paling menegangkan dalam beberapa tahun terakhir, dan dunia kini menunggu detik-detik penentu di akhir dua minggu tersebut.