Surabaya, [20 Juni 2025] – Ratusan Supir Truk Berbondong ke Surabaya Demo Tolak Kebijakan ODOL yang tergabung dalam berbagai organisasi transportasi menggelar aksi unjuk rasa di pusat kota Surabaya pada hari ini. Menuntut pemerintah untuk membatalkan atau merevisi aturan tentang Over Dimension and Over Load (ODOL) yang di nilai sangat merugikan mereka. Demo yang berlangsung sejak pagi ini menuntut agar kebijakan tersebut di tinjau kembali. Mengingat dampaknya yang besar terhadap kelangsungan hidup para sopir dan perusahaan angkutan.
Protes Aturan ODOL yang Dinilai Memberatkan
Aturan ODOL yang mulai diberlakukan oleh pemerintah bertujuan untuk mengurangi kecelakaan lalu lintas dan kerusakan infrastruktur jalan akibat truk dengan muatan berlebih dan dimensi yang melebihi batas. Namun, aturan tersebut justru di anggap sebagai beban berat bagi para sopir truk dan pelaku usaha angkutan barang, khususnya mereka yang mengoperasikan truk dengan kapasitas lebih besar dari ketentuan yang di tetapkan.
“Dengan adanya aturan ODOL, banyak truk yang kami operasikan tidak bisa beroperasi lagi, bahkan ada yang harus melakukan modifikasi ulang yang sangat mahal. Kami harus mengurangi muatan atau membeli truk baru dengan kapasitas lebih kecil, yang jelas akan meningkatkan biaya operasional kami,” ujar Rudi Hartono, salah satu sopir truk yang ikut dalam aksi demo.
Rudi menambahkan bahwa kebijakan ini juga berdampak pada pendapatan para sopir yang semakin menurun karena pengurangan kapasitas muatan. “Kami harus mengangkut barang dengan kapasitas yang jauh lebih kecil, dan tentu saja penghasilan kami pun berkurang. Kami berharap pemerintah bisa lebih mempertimbangkan kondisi kami sebelum menerapkan aturan ini,” keluhnya.
Dampak Ekonomi Bagi Pekerja Sektor Transportasi
Sopir truk lainnya, Iwan Setiawan, menambahkan bahwa selain mengurangi pendapatan, aturan ODOL juga menambah beban psikologis bagi mereka. “Kami harus berhadapan dengan ancaman sanksi denda yang besar jika melanggar aturan. Padahal, kami hanya ingin mencari nafkah dengan bekerja sesuai kapasitas yang ada,” jelas Iwan.
Sementara itu, pihak asosiasi transportasi yang turut serta dalam aksi demo menyatakan bahwa kebijakan ODOL sebenarnya tidak adil bagi para sopir truk yang memiliki kendaraan sesuai dengan ketentuan sebelumnya, namun terpaksa harus merugi akibat peraturan baru ini.
“Aturan ODOL ini hanya menyasar pada truk-truk besar, tetapi dampaknya jauh lebih besar bagi pekerja seperti kami. Kami berharap pemerintah memberikan pengecualian atau kebijakan yang lebih bijak, yang tidak membuat kami terjepit seperti ini,” tegas Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (APTI) Jawa Timur, Ahmad Riza.
Kepadatan Lalu Lintas dan Pengalihan Rute
Ratusan Supir Truk Berbondong ke Surabaya Demo Tolak Kebijakan ODOL yang di ikuti ratusan sopir truk ini mengakibatkan kemacetan di beberapa titik utama kota Surabaya. Khususnya di sekitar kawasan Jalan Ahamad Yani dan Simpang Dukuh. Para polisi setempat terpaksa mengalihkan arus lalu lintas untuk menghindari terjadinya kemacetan yang lebih parah.
Meskipun aksi berjalan dengan tertib, pihak kepolisian meminta para sopir untuk menjaga ketertiban dan tidak mengganggu kepentingan umum. “Kami memahami aspirasi yang disampaikan, namun kami juga harus memastikan kelancaran arus lalu lintas dan keamanan masyarakat. Kami akan terus memantau situasi dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk mencari solusi,” ujar Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol. Ahmad Widianto.
Harapan Dialog antara Sopir Truk dan Pemerintah
Hingga berita ini di turunkan, pihak pemerintah kota maupun Kementerian Perhubungan Republik Indonesia belum memberikan tanggapan resmi mengenai tuntutan yang telah di sampaikan oleh para sopir truk. Namun, sejumlah pejabat dari Dinas Perhubungan Surabaya mengungkapkan bahwa mereka sedang merencanakan dialog lebih lanjut dengan perwakilan sopir dan asosiasi transportasi untuk mencari solusi yang lebih mengakomodasi kebutuhan kedua belah pihak.
“Meski kami mendukung kebijakan yang bertujuan untuk mengurangi kecelakaan dan memperbaiki kualitas jalan, kami juga menyadari bahwa dampak sosial ekonomi dari aturan ini harus di perhatikan. Oleh karena itu, kami akan segera mengundang para pihak terkait untuk berdiskusi,” ujar salah satu pejabat di Dinas Perhubungan Surabaya.
Mencari Solusi yang Adil bagi Semua Pihak
Para sopir truk berharap agar demo ini menjadi titik awal bagi pemerintah untuk mengevaluasi dan menyesuaikan kebijakan ODOL. Mereka berharap ada solusi yang bisa memberikan keseimbangan antara keselamatan di jalan raya dan keberlanjutan usaha angkutan barang.
“Tidak ada yang lebih penting daripada keselamatan, tapi kami juga harus berpikir tentang kelangsungan hidup kami. Kami ingin pemerintah mempertimbangkan opsi yang lebih realistis dan menguntungkan semua pihak,” ujar Rudi.
Dengan adanya aksi ini, di harapkan bisa tercipta ruang dialog yang konstruktif antara pemerintah, pengusaha angkutan, dan sopir truk. Untuk mencari jalan tengah yang dapat menjaga kesejahteraan pekerja tanpa mengabaikan tujuan utama kebijakan ODOL.