Gunung Raung Kembali Erupsi Kolom Abu Capai 1.450 Meter
DAERAH

Gunung Raung Kembali Erupsi Kolom Abu Capai 1.450 Meter

Jember, 16 Juni 2025 –  Gunung Raung Kembali Erupsi Kolom Abu Capai 1.450 Meter, Gunung Raung salah satu gunung berapi masih aktif yang berada di Jawa Timur perbatasan antara Kabupaten Jember, Bondowoso, dan Banyuwangi, kembali mengalami erupsi pada Sabtu, 14 Juni 2025. Letusan yang terjadi pada dini hari itu mengeluarkan abu vulkanik dengan ketinggian yang mencapai 1.450 meter di atas puncak gunung.

Gunung Raung Dua Kali Erupsi dalam Sehari

Menurut laporan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi pertama kemarin tercatat pada pukul 00.25 WIB dengan kolom abu setinggi 750 meter di atas puncak. Erupsi kedua terjadi beberapa jam kemudian, tepatnya pada pukul 05.16 WIB, yang menghasilkan kolom abu setinggi 1.500 meter atau sekitar 4.832 meter di atas permukaan laut (mdpl). Kolom abu terlihat berwarna kelabu hingga hitam dengan intensitas sedang hingga tebal, dan menyebar ke arah barat dan barat daya.

Petugas Pos Pengamatan Gunung Raung di Desa Sumber Arum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, mencatat bahwa aktivitas erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 7 mm dan durasi sekitar 34 detik. Hingga saat ini, belum ada laporan korban jiwa ataupun kerusakan signifikan akibat letusan tersebut.

Status Waspada, Radius Aman 3 Kilometer

Kepala PVMBG Dr. P. Hadi Wijaya, S.T.,M.T , dari keterangan yang beliau jelaskan bahwa Gunung Raung saat ini memasuki pada Status Level II atau Waspada. Dengan status ini, masyarakat dan wisatawan di minta untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius 3 kilometer dari kawah aktif. Hendra juga mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap adanya erupsi susulan.

“Kami semua terus memantau perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Raung secara berkala setiap saat. Masyarakat yang berada di sekitar gunung, terutama yang tinggal di wilayah barat dan barat daya, diimbau untuk menggunakan masker bila terjadi hujan abu, serta mengikuti arahan dari pemerintah daerah,” ujar Dr. P. Hadi Wijaya, S.T.,M.T.

Tindakan Pencegahan dari BPBD dan Pemda

Gunung Raung, yang memiliki ketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut, dikenal sebagai salah satu gunung berapi paling aktif di Pulau Jawa. Letusan terakhirnya yang besar terjadi pada tahun 2015 silam, yang sempat mengganggu jalur penerbangan di wilayah Jawa dan Bali akibat sebaran abu vulkanik yang meluas.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi, Widodo Julianto, mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan TNI, Polri, dan relawan setempat. Untuk mengantisipasi potensi dampak yang lebih besar. Tim telah disiagakan untuk membantu evakuasi jika aktivitas vulkanik meningkat.

“Kami sudah menyiapkan tempat evakuasi sementara, p3k dan logistik dasar. Masyarakat di sekitar Kecamatan Songgon, Kalibaru, dan Glenmore diminta tetap tenang, namun siap siaga,” jelas Widodo Julianto.

Baca Juga : Gunung Raung Erupsi, Kolom Abu Capai 750 Meter – Warga Diminta Waspada.

Warga Mulai Rasakan Dampak dari Gunung Raung

Gunung Raung Kembali Erupsi Kolom Abu Capai 1.450 Meter Sementara itu, beberapa warga di desa sekitar di laporkan telah mulai merasakan getaran kecil dan mendengar suara dentuman dari arah kawah gunung. Sebagian dari mereka memilih untuk mengungsi ke rumah kerabat di lokasi yang lebih aman sebagai langkah antisipatif.

Dinas Kesehatan Banyuwangi juga telah menyiapkan bantuan medis dan masker untuk mengurangi dampak gangguan pernapasan akibat paparan abu vulkanik kepada masyarakat sekitar. Pihak dinas menghimbau agar anak-anak, lansia, dan penderita gangguan pernapasan menghindari aktivitas di luar rumah apabila terjadi hujan abu.

Indonesia dalam Peningkatan Aktivitas Vulkanik

Erupsi Gunung Raung kali ini menambah daftar aktivitas vulkanik di Indonesia yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Sebagai negara yang berada di Cincin Api Pasifik, Indonesia memiliki lebih dari 120 gunung berapi aktif. Pengawasan ketat terus di lakukan terhadap beberapa di antaranya yang menunjukkan peningkatan aktivitas.

Pemerintah daerah selalu mengingatkan agar masyarakat tidak mudah mempercayai informasi dari media sosial yang tidak jelas sumbernya.

“Kami minta masyarakat tidak menyebarkan hoaks. Semua perkembangan akan disampaikan secara berkala melalui kanal resmi,” tegas Dr. P. Hadi Wijaya, S.T.,M.T.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *