Penjarahan dan Vandalisme Los Angeles
INTERNASIONAL

Penjarahan dan Vandalisme Los Angeles

Penjarahandan Vandalisme Los Angeles Aksi protes yang awalnya berlangsung damai di berbagai sudut kota Los Angeles berubah menjadi gelombang kerusuhan, penjarahan, dan vandalisme yang tak terkendali. Pemerintah kota pun bertindak cepat dengan memberlakukan jam malam guna memulihkan ketertiban dan keamanan publik.

Aksi Protes Berubah Anarkis

Ribuan demonstran Los Angeles awalnya turun ke jalan sebagai bagian dari aksi solidaritas atas kasus dugaan kekerasan oleh aparat kepolisian yang kembali mencuat di sejumlah kota besar Amerika Serikat. Namun, suasana berubah drastis saat malam tiba. Sejumlah kelompok yang tidak diketahui identitasnya mulai memicu kerusuhan.

Sejumlah toko ritel besar seperti Target, Best Buy, dan butik-butik lokal menjadi sasaran penjarahan massal. Etalase pecah, barang-barang terrampas, dan tak sedikit yang membakar properti umum maupun kendaraan.

“Kami mendukung kebebasan berpendapat, tapi bukan dengan menghancurkan kota ini,” ujar Wali Kota Los Angeles, Karen Bass, dalam konferensi pers Selasa malam (10/6).

Menetapkan Jam Malam

Untuk meredam eskalasi kekacauan, pemerintah kota resmi menetapkan jam malam mulai pukul 19.00 hingga 06.00 waktu setempat. Aturan ini berlaku untuk seluruh wilayah kota dan akan diberlakukan setidaknya selama tiga hari ke depan, tergantung situasi di lapangan.

“Kami tidak punya pilihan lain. Jam malam ini penting demi keselamatan warga dan integritas kota,” tegas Karen bass.

Pihak kepolisian Los Angeles (LAPD) dibantu Garda Nasional telah diturunkan ke titik-titik rawan untuk menegakkan aturan jam malam dan mencegah gelombang penjarahan lanjutan.

Marak Penjarahan dan Vandalisme Los Angeles

LAPD telah menangkap lebih dari 80 orang terkait insiden kekerasan, penjarahan, dan pelanggaran jam malam dalam waktu 24 jam. Selain itu, ratusan lainnya masih dalam proses pemeriksaan intensif.

“Kami menemukan banyak pelaku bukan dari komunitas lokal, melainkan datang dari luar kota dengan tujuan memicu kekacauan,” kata Kepala LAPD, Michel Moore.

Pihak berwenang juga menyebut bahwa kelompok-kelompok tertentu terduga memanfaatkan situasi untuk menyebarkan anarki. Sejumlah akun media sosial yang teridentifikasi memprovokasi  tim cybercrime FBI dan LAPD mengawasi ketat warga.

Warga Resah dan Trauma

Banyak warga Los Angeles mengaku trauma dengan situasi yang menyerupai kerusuhan tahun 1992. Suara sirene, kerusakan properti, dan ketegangan sosial yang meningkat membuat warga memilih mengunci diri di rumah.

“Saya harus menyembunyikan anak-anak saya di kamar belakang saat mendengar suara pecahan kaca dan teriakan massa di luar toko kami,” ujar Maria Hernandez, pemilik toko kelontong di Koreatown.

Sementara itu, pemilik usaha kecil di pusat kota menyampaikan kekhawatiran mereka terhadap kerugian ekonomi yang timbul akibat aksi brutal tersebut. Beberapa bahkan mengaku belum sepenuhnya pulih dari dampak pandemi COVID-19 dan kini harus menghadapi kerusuhan.

Marak Penjarahan dan Vandalisme Los Angeles Seruan dari Tokoh Masyarakat

Tokoh masyarakat dan pemuka agama turun tangan menyerukan ketenangan dan dialog terbuka. Sejumlah komunitas lokal menggelar aksi damai dengan menyalakan lilin dan menggelar doa lintas agama di berbagai titik, termasuk di Balai Kota dan kawasan Venice Beach.

“Kekerasan tidak pernah menjadi jawaban. Kita harus mencari keadilan lewat jalur hukum, bukan dengan menghancurkan sesama,” ujar Pastor Elijah Matthews dari South LA.

Sementara itu, selebritas dan tokoh publik seperti Dwayne Johnson, Beyoncé, dan Kendrick Lamar juga menggunakan platform media sosial mereka untuk menyerukan penghentian kekerasan dan fokus pada perubahan sistemik.

Pemerintah Siapkan Langkah Jangka Panjang Karena Marak Penjarahan dan Vandalisme Los Angeles

Selain tindakan darurat Marak penjarahan dan vandalisme di Los Angeles , Pemerintah Los Angeles juga mengumumkan rencana membentuk forum dialog antara komunitas, aparat keamanan, dan pejabat publik. Tujuannya adalah merumuskan solusi jangka panjang agar dapat meredam ketegangan antara warga dan institusi negara .

“Ini bukan hanya soal penegakan hukum, tapi soal membangun kembali kepercayaan yang telah lama rapuh,” ujar Karen Bass.

Dalam waktu dekat, kota juga berencana memperkuat sistem deteksi dini terhadap potensi kekacauan lewat teknologi dan jaringan informasi masyarakat.

Pemerintah mengimbau warga untuk tetap di rumah selama jam malam berlangsung, melaporkan aktivitas mencurigakan, dan tidak terprovokasi oleh informasi menyesatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *