Rusia Terus Gempur Ukraina 5 Orang Tewas Dalam Serangan Terbaru. Ketegangan antara Rusia dan Ukraina kembali memuncak, ditandai dengan gempuran hebat yang meningkat drastis dalam satu hari terakhir. Pada Selasa dini hari waktu setempat, Rusia meluncurkan sejumlah rudal dan drone ke beberapa wilayah Ukraina, termasuk kota Kharkiv dan Dnipro. Akibat serangan ini, sedikitnya lima orang dilaporkan tewas dan puluhan lainnya mengalami luka-luka.
Menurut laporan dari otoritas Ukraina, sebagian besar korban adalah warga sipil yang sedang berada di dalam rumah mereka ketika serangan terjadi. Sirene peringatan sempat berbunyi, namun tidak semua warga berhasil menyelamatkan diri tepat waktu.
“Serangan ini sangat intens. Kami hanya punya beberapa menit setelah mendengar sirene, dan ledakan terjadi hampir bersamaan,” kata Oleg, seorang warga Kharkiv, kepada media lokal. Ia menambahkan bahwa beberapa bangunan runtuh dan banyak kendaraan hancur total.
Serangan Rudal dan Drone: Kombinasi Mematikan Rusia
Kementerian Pertahanan Ukraina mengonfirmasi bahwa Rusia menggunakan kombinasi rudal balistik dan drone kamikaze Shahed buatan Iran dalam serangan terbaru ini. Target utama dari serangan tersebut adalah fasilitas energi vital dan kawasan permukiman penduduk yang padat.
“Kami melihat pola yang jelas: mereka menyerang malam hari, menyasar jaringan listrik dan perumahan padat penduduk,” ujar Andrii Kovalchuk, juru bicara militer Ukraina.
Walau pertahanan udara Ukraina berhasil menepis sebagian serangan, sejumlah rudal dan drone tetap menembus dan menghantam lokasi-lokasi penting. Akibat serangan tersebut, pemadaman listrik skala besar kembali melanda sejumlah kawasan, termasuk sebagian besar wilayah Dnipropetrovsk yang gelap gulita sepanjang malam.
Korban Sipil Terus Bertambah
Sejak konflik ini pecah pada Februari 2022, korban jiwa dari kalangan sipil terus bertambah. Laporan terbaru dari Badan Kemanusiaan PBB (OCHA) mencatat bahwa lebih dari 10.000 warga sipil telah tewas sepanjang perang, dengan jutaan lainnya mengungsi ke berbagai negara tetangga.
Serangan dini hari tadi menambah daftar panjang penderitaan rakyat Ukraina. Lima korban jiwa yang tercatat meliputi dua anak-anak, satu ibu rumah tangga, dan dua pria lansia yang sedang berada di tempat penampungan darurat yang ikut hancur.
“Ini tragedi yang berulang. Dunia harus bertindak lebih tegas untuk menghentikan pembantaian ini,” kata Volodymyr Zelenskyy, Presiden Ukraina, dalam pernyataan resminya. Rusia Terus Gempur Ukraina 5 Orang Tewas Dalam Serangan Terbaru
Respons Dunia Internasional Rusia
Gelombang kecaman datang dari berbagai penjuru dunia. Amerika Serikat, Uni Eropa, dan beberapa negara NATO langsung mengutuk serangan terbaru ini dan menyebutnya sebagai “serangan barbar yang melanggar hukum internasional.”
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, dalam cuitannya menyebut serangan tersebut sebagai “aksi pengecut terhadap warga sipil tak berdosa” dan menyerukan peningkatan dukungan militer serta kemanusiaan untuk Ukraina.
Sementara itu, Rusia tetap bersikukuh bahwa serangan yang dilakukan hanya menyasar “target militer strategis.” Hingga kini, Kremlin belum memberikan komentar resmi terkait adanya korban jiwa dari kalangan sipil.
Ukraina Balas dengan Serangan Balistik Terbatas
Menanggapi agresi Rusia, pasukan Ukraina dikabarkan melakukan serangan balasan terbatas di wilayah perbatasan timur. Beberapa depot logistik dan pos pengintaian Rusia sebut berhasil hancurkan, meski belum ada konfirmasi resmi dari pihak Rusia mengenai kerugian di pihak mereka.
Ukraina terus meminta peningkatan bantuan militer. Termasuk sistem pertahanan udara jarak jauh untuk melindungi kota-kota dari serangan udara yang terus berulang.
Harapan Akan Gencatan Senjata Masih Jauh Rusia
Meskipun berbagai upaya diplomatik pernah lakukan, jalan menuju perdamaian masih tampak kabur. Serangan yang terus terjadi justru mempertegas bahwa kedua pihak belum menunjukkan tanda-tanda meredakan ketegangan.
Dengan semakin banyaknya korban sipil dan infrastruktur yang rusak, masyarakat internasional kini berada dalam dilema besar. Mendorong negosiasi damai atau terus memperkuat dukungan kepada Ukraina agar bisa bertahan dan membalas.
Satu hal yang pasti, selama serangan masih berlangsung dan peluru masih berdesing. Rakyat sipil akan terus menjadi pihak yang paling menderita.