Lonjakan COVID-19 Kembali Guncang Thailand Sekolah Terpaksa Online Lagi
INTERNASIONAL TRENDING

Lonjakan COVID-19 Kembali Guncang Thailand Sekolah Terpaksa Online Lagi

Lonjakan COVID-19 Kembali Guncang Thailand Sekolah Terpaksa Online Lagi Thailand kembali diguncang dengan situasi darurat kesehatan setelah banyaknya jumlah kasus COVID-19 melonjak tajam pada pertengahan tahun 2025. Dua varian baru yang jadi penyebab utama peningkatan kasus kali ini adalah NB.1.8.1 dan JN.1.

Dalam hitungan minggu, total kasus mingguan naik drastis dari sekitar 6.000 menjadi lebih dari 33.000. Meski sebagian besar pasien hanya mengalami gejala ringan, jumlah penderita yang mengalami komplikasi paru-paru serta penggunaan ventilator meningkat, mengindikasikan ancaman yang tidak bisa di remehkan.

Pihak Kementerian Kesehatan Thailand menekankan bahwa situasi ini harus di tangani secara serius. Walaupun angka kematian belum meningkat signifikan, pemerintah mengingatkan publik untuk kembali disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, dan menghindari kerumunan.

Pendidikan Kembali Jarak Jauh

Sektor pendidikan menjadi salah satu yang paling terdampak. Beberapa sekolah, khususnya di Bangkok, memilih untuk kembali menjalankan kegiatan belajar secara daring. Seperti, Bangkok Christian College harus menghentikan pembelajaran offline setelah lebih dari 700 siswa dan staf terkonfirmasi positif COVID-19 dalam dua bulan terakhir.

Office of the Basic Education Commission (Obec) memberikan izin bagi sekolah untuk menyesuaikan metode belajar dengan kondisi kesehatan di lingkungan masing-masing. Artinya, bila muncul ancaman serius seperti lonjakan COVID-19, cuaca ekstrem, atau polusi tinggi. Sekolah bisa langsung beralih ke sistem online tanpa harus menunggu kebijakan terpusat.

Langkah cepat ini merupakan bentuk pencegahan agar penyebaran virus di lingkungan sekolah bisa di tekan semaksimal mungkin. Sekaligus memberikan rasa aman bagi siswa dan guru.

Imbauan dari Ahli Kesehatan

Ahli kesehatan dari Universitas Chulalongkorn, Dr. Thira Woratanarat, menyarankan agar sekolah lebih proaktif dalam memantau kondisi fisik siswa. Ia menegaskan pentingnya tindakan pencegahan, bahkan untuk gejala ringan sekalipun. Jika siswa tampak sakit, mereka sebaiknya mengikuti kelas secara daring dari rumah.

Masyarakat umum juga diminta untuk tidak lengah. Vaksinasi booster, penggunaan masker, serta kebersihan tangan masih menjadi kunci utama dalam melindungi diri dari varian baru yang terus bermutasi. Pemerintah juga kembali menggencarkan edukasi melalui media sosial dan kanal komunitas.

Tantangan untuk Pendidikan dan Mental Siswa

Kembali ke pembelajaran online bukan tanpa tantangan. Menurut laporan UNICEF Thailand, siswa dari keluarga dengan kekurangan ekonomi sangat rentan tertinggal karena tidak memiliki perangkat elektronik atau koneksi internet yang memadai.

Tak hanya soal akademik, tekanan mental juga menjadi sorotan. Belajar dari rumah membuat banyak siswa merasa terisolasi, stres, dan terbebani oleh tuntutan belajar yang tetap tinggi di tengah keterbatasan. Lonjakan COVID-19 Kembali Guncang Thailand Sekolah Terpaksa Online Lagi

Kondisi terkini di Thailand menjadi pengingat bahwa pandemi belum sepenuhnya berlalu. Meski tak separah awal pandemi, dampaknya terhadap dunia pendidikan dan kesehatan masyarakat masih besar.

Kerja sama antara pemerintah, sekolah, dan masyarakat sangat diperlukan agar penularan bisa ditekan tanpa mengorbankan akses pendidikan yang layak dan kesehatan mental siswa. Pendidikan harus tetap berjalan, tapi tidak dengan mengorbankan keselamatan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *