Banjir Bandang Terburuk Melanda Australia dalam Seratus Tahun Pada bulan Mei 2025, Australia diterpa bencana banjir bandang yang tercatat sebagai salah satu yang paling parah sepanjang sejarah, khususnya di negara bagian New South Wales (NSW).
Hujan dengan intensitas tinggi yang terjadi selama berhari-hari mengakibatkan banjir besar. Menelan lima korban jiwa, menghancurkan lebih dari 10.000 bangunan, dan membuat sekitar 50.000 warga terisolasi.
Faktor Pemicu dan Area yang Paling Terkena Dampak
Musibah ini di sebabkan oleh sistem tekanan rendah yang stagnan di sepanjang pesisir timur, menyebabkan hujan deras terus-menerus. Kota Taree mencatat curah hujan sebesar 427 mm dalam dua hari saja, menjadikan bulan Mei sebagai bulan dengan curah hujan tertinggi yang pernah dicatat.
Wilayah Mid North dan Hunter Valley serta Coast termasuk Taree, Port Macquarie, serta Kempsey menjadi daerah yang mengalami kerusakan paling serius. Sungai Manning di Taree meluap hingga ketinggian 6,5 meter, melampaui rekor yang telah bertahan hampir 100 tahun.
Banjir tersebut memberikan dampak signifikan terhadap fasilitas umum dan kehidupan warga. Lebih dari 5.000 rumah serta tempat usaha mengalami gangguan listrik, dan lebih dari 100 sekolah terpaksa di tutup.
Banyak keluarga kehilangan tempat tinggal dan harta benda, sementara sektor pertanian menderita kerugian besar akibat hilangnya ternak serta rusaknya lahan.
Sebanyak lebih dari 1.600 klaim asuransi telah di ajukan, meskipun masih banyak warga yang tidak memiliki perlindungan asuransi karena tingginya biaya premi.
Respons Pemerintah dan Bantuan Kemanusiaan
Pemerintah pusat dan daerah segera mengaktifkan bantuan darurat untuk 19 wilayah administratif. Lebih dari 2.500 anggota tim penyelamat di kerahkan dalam misi evakuasi dan distribusi bantuan logistik.
Penggunaan teknologi seperti drone juga di manfaatkan untuk mengirimkan obat-obatan ke wilayah yang sulit di akses akibat banjir. Banjir Bandang Terburuk Melanda Australia dalam Seratus Tahun
Hambatan dalam Penanganan dan Respons Publik
Walau operasi penyelamatan di lakukan secara besar-besaran, muncul kritik terkait koordinasi antar lembaga penanganan bencana. Beberapa pihak mempertanyakan efektivitas peran Layanan Darurat Negara Bagian (SES).
Dan menyarankan agar otoritas pemadam kebakaran (Fire and Rescue NSW) mengambil alih kepemimpinan dalam manajemen krisis. Namun, pihak SES menegaskan bahwa mereka telah menangani lebih dari 7.000 kejadian selama bencana berlangsung.
Implikasi Perubahan Iklim dan Tantangan Masa Depan
Para pakar memperingatkan bahwa kejadian semacam ini akan semakin sering terjadi akibat dampak perubahan iklim. Suhu laut yang meningkat dan atmosfer yang lebih lembap menyebabkan akumulasi uap air yang memicu hujan lebat.
Pemerintah pun di hadapkan pada keharusan untuk memperkuat sistem infrastruktur dan memperbarui mekanisme peringatan dini agar lebih tanggap terhadap potensi bencana.
Tragedi banjir bandang yang melanda Australia di pertengahan 2025 ini menjadi sinyal kuat akan urgensi mitigasi perubahan iklim serta peningkatan kesiapsiagaan nasional.
Di butuhkan kerja sama lintas sektor antara pemerintah, masyarakat, dan pelaku usaha untuk membangun sistem ketahanan bencana yang lebih kokoh ke depannya.