Malam Perpisahan Kevin De Bruyne di Etihad Stadium, menjadi malam yang tidak akan pernah dilupakan oleh para pendukung Manchester City di seluruh dunia. Di bawah cahaya sorotan Etihad Stadium, salah satu pemain terbaik dalam sejarah klub, Kevin De Bruyne, mengucapkan salam perpisahan. Laga melawan Bournemouth bukan hanya pertandingan terakhirnya di kandang, tetapi juga penutup dari perjalanan luar biasa seorang maestro.
Sambutan Spektakuler dari Etihad
Sejak De Bruyne keluar dari lorong pemain, suasana terasa istimewa. Suporter Manchester City memenuhi tribun dengan warna biru langit yang ikonik, dan sebuah tifo raksasa bertuliskan “KING KEV” terbentang megah di salah satu sisi stadion. Pemain City dan staf pelatih membentuk guard of honour untuk menyambut pemain berusia 33 tahun itu, yang tampak menahan air mata sejak langkah pertamanya di lapangan.
Sorak sorai tidak berhenti sepanjang pertandingan. selalu menjadi ciri khasnya.
Pertandingan Terakhir yang Manis dan Menggugah
Meski suasana haru menyelimuti, City tetap tampil solid di lapangan. Mereka berhasil mengalahkan Bournemouth dengan skor 3-1. Gol-gol disumbangkan oleh Omar Marmoush, Bernardo Silva, dan bintang muda Nico González. De Bruyne sendiri tampil penuh dan sempat beberapa kali nyaris mencetak gol, termasuk satu peluang emas di babak pertama yang gagal ia konversi.
Dalam wawancara pasca pertandingan, De Bruyne dengan nada bercanda menyebut, “Saya yakin anak saya akan mengejek saya karena gagal mencetak gol di laga perpisahan. Itu adalah peluang yang sangat buruk saya sia-siakan!” Pernyataan itu mengundang tawa dari para wartawan, namun juga menunjukkan kepribadian De Bruyne yang rendah hati dan humoris, meskipun berada dalam momen emosional.
Pidato Perpisahan yang Menggetarkan
Setelah peluit panjang dibunyikan, suasana berubah menjadi lebih emosional. Semua pemain, pelatih, dan staf berdiri di tengah lapangan, menyaksikan video tribut yang menampilkan rekan-rekan lamanya seperti Vincent Kompany, David Silva, dan Sergio Agüero. Banyak di antara mereka menyampaikan pesan video dari seluruh dunia.
De Bruyne kemudian mengambil mikrofon dan menyampaikan pidato singkatnya di hadapan puluhan ribu pendukung:
“Manchester adalah rumah saya. Saya datang sebagai anak muda dari Jerman, dan pergi sebagai seorang ayah, suami, dan bagian dari sejarah klub ini. Anak-anak saya lahir di kota ini. Saya mencintai kalian semua. Terima kasih untuk segalanya.”
Pep Guardiola, yang tampak menitikkan air mata, memeluk De Bruyne dengan penuh kebanggaan.
Penghargaan Abadi dari Klub
Sebagai bentuk penghormatan tertinggi, pihak klub mengumumkan bahwa mereka akan membangun patung Kevin De Bruyne di luar Etihad Stadium, sejajar dengan patung milik Agüero, Kompany, dan Silva. Patung tersebut akan menggambarkan De Bruyne dalam pose melepaskan umpan terobosannya yang legendaris — simbol dari gaya bermainnya yang revolusioner dan penuh visi.
Selain itu, ia juga terberikan tiket musiman seumur hidup untuk menyaksikan setiap pertandingan City di Etihad. Klub menyatakan bahwa pintu Manchester City akan selalu terbuka untuknya, di masa depan sebagai bagian dari staf pelatih.
Warisan Seorang Legenda
Selama 10 tahun bersama The Citizens, De Bruyne mencatatkan 421 penampilan, mencetak 108 gol, dan memberikan 177 assist. Ia memainkan peran kunci dalam dominasi City di Liga Inggris dan Eropa, membantu klub meraih 19 trofi, termasuk 6 gelar Premier League dan 1 Liga Champions yang bersejarah.
Bukan hanya statistik yang membuatnya tercintai, tetapi cara bermainnya yang cerdas, penuh semangat, dan konsisten menjadi motor serangan. Banyak pengamat sepak bola menyebutnya sebagai salah satu gelandang terbaik sepanjang masa.
Masa Depan Setelah City
Meskipun belum ada pengumuman resmi tentang tujuan berikutnya, rumor kuat beredar bahwa De Bruyne akan melanjutkan kariernya di Amerika Serikat. Jika itu terjadi, maka MLS akan kedatangan nama besar lain setelah Lionel Messi dan Luis Suárez.
Namun, apa pun langkah selanjutnya, satu hal sudah pasti: Kevin De Bruyne telah meninggalkan jejak yang tak akan pernah terhapus. Namanya akan selalu tersebut ketika membicarakan era keemasan klub ini.