Mahasiswi ITB Pengunggah Meme Prabowo dan Jokowi Berciuman, Seorang mahasiswi Institut Teknologi Bandung (ITB) akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka usai mengunggah sebuah meme kontroversial yang menggambarkan Presiden Joko Widodo dan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dalam posisi berciuman. Unggahan tersebut sempat viral dan memicu kegaduhan di media sosial serta reaksi keras dari berbagai pihak, termasuk kalangan pendukung kedua tokoh nasional tersebut.
Permintaan maaf tersebut disampaikan melalui konferensi pers terbuka yang digelar di kampus ITB pada Senin sore (12/5), dengan didampingi pihak rektorat dan perwakilan BEM ITB. Dalam pernyataannya, mahasiswi berinisial “AP” menyatakan bahwa ia tidak bermaksud menghina atau merendahkan siapa pun dan mengaku tindakan tersebut dilakukannya tanpa berpikir panjang soal dampak yang akan ditimbulkan.
Pernyataan Mahasiswi: “Saya Lakukan Tanpa Niat Jahat”
Saya tidak memiliki niat jahat ataupun maksud untuk menghina Presiden Joko Widodo maupun Pak Prabowo,” ujar AP, yang terlihat menangis saat menyampaikan permohonan maafnya.
Ia menambahkan bahwa unggahan tersebut awalnya hanya untuk konsumsi terbatas di akun pribadi yang diatur sebagai private. Namun, seseorang membagikannya ke publik hingga menjadi viral. “Saya tidak menyangka bahwa hal tersebut akan tersebar luas dan menyinggung banyak pihak,” lanjutnya.
Pihak ITB memastikan bahwa mahasiswi tersebut masih menjalani proses pembinaan dan belum terkenai sanksi akademik berat, namun kasus ini telah menjadi perhatian serius pihak kampus.
Reaksi Pihak Kampus dan Pemerintah
Rektor ITB, Prof. Ir. Reini Wirahadikusumah, M.Sc., Ph.D., turut hadir dalam sesi tersebut dan menyatakan bahwa pihak kampus mengutuk segala bentuk ujaran kebencian dan penghinaan terhadap simbol-simbol negara, namun juga berkomitmen untuk memberikan edukasi dan ruang introspeksi kepada para mahasiswa.
“Kami mengutamakan pendekatan pembinaan terhadap mahasiswa. Apa yang terjadi ini adalah momentum untuk meningkatkan kesadaran digital dan etika bermedia sosial di lingkungan akademik,” ujar Prof. Reini.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) telah menyampaikan bahwa unggahan tersebut sedang tertelaah oleh tim siber karena teranggap mengandung unsur penghinaan terhadap kepala negara. Namun, pihak berwenang belum mengambil langkah hukum karena mahasiswi tersebut telah menghapus unggahan dan meminta maaf secara terbuka.
Respons Publik: Antara Kritikan dan Pembelaan
Banyak netizen mengecam unggahan tersebut dan menuntut agar pengunggahnya terberi sanksi hukum.
Namun, tak sedikit pula yang memberikan pembelaan kepada mahasiswi itu dengan alasan kebebasan berekspresi. Sejumlah aktivis HAM dan pegiat kebebasan berekspresi menyebut bahwa tindakan tersebut sebaiknya terlihat sebagai kritik satir dalam ruang demokrasi, bukan sebagai ujaran kebencian. Mahasiswi ITB Pengunggah Meme Prabowo dan Jokowi Berciuman.
“Kita tentu harus bijak membedakan antara kritik politik dengan penghinaan.
Peringatan untuk Generasi Digital
Kasus ini kembali menjadi pengingat kuat tentang pentingnya etika digital, terutama bagi generasi muda dan pengguna media sosial. Banyak ahli menyarankan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam membagikan konten, terutama yang menyangkut tokoh publik atau simbol negara.
Pakar komunikasi politik Universitas Indonesia, Dr. Ari Dwipayana, menekankan bahwa ruang digital kini bukan lagi ruang privat. “Segala sesuatu yang kita unggah bisa tersalahartikan atau terambil konteksnya. Jadi, bijaklah sebelum posting,” ujarnya.
Penutup
Permintaan maaf mahasiswi ITB atas unggahan meme kontroversial Prabowo-Jokowi menjadi pelajaran penting bagi masyarakat, khususnya kaum muda. Pihak kampus, pemerintah, dan masyarakat kini terharapkan bisa menyikapi insiden ini secara bijak dan etika bermedia.