Donald Trump Bagikan Gambar AI sebagai Paus
INTERNASIONAL TRENDING

Donald Trump Bagikan Gambar AI sebagai Paus

Donald Trump Bagikan Gambar AI sebagai Paus, Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali memicu kontroversi setelah membagikan gambar yang dihasilkan oleh kecerdasan buatan (AI) yang menampilkan dirinya berpakaian seperti Paus. Gambar tersebut diposting di platform media sosial miliknya, Truth Social, dan kemudian dibagikan ulang oleh akun resmi Gedung Putih di X (sebelumnya Twitter) pada Jumat malam. Unggahan ini menuai kritik tajam dari berbagai pihak, terutama komunitas Katolik, yang menilai tindakan tersebut tidak sensitif dan tidak menghormati masa berkabung atas wafatnya Paus Fransiskus.

Gambar AI yang Menimbulkan Kontroversi

Gambar yang terbagikan menunjukkan Trump duduk di atas takhta, mengenakan jubah putih khas Paus, lengkap dengan mitra (topi khas Paus) dan salib emas di lehernya. Unggahan ini muncul hanya beberapa hari setelah Trump secara bercanda menyatakan keinginannya untuk menjadi Paus, menyusul wafatnya Paus Fransiskus pada 21 April lalu. Pernyataan tersebut disampaikan Trump kepada wartawan di luar Gedung Putih, di mana ia mengatakan, “Saya ingin menjadi Paus. Itu akan menjadi pilihan nomor satu saya.” Ia juga menyebut Kardinal Timothy Dolan dari New York sebagai kandidat yang “sangat baik” untuk posisi tersebut.

Reaksi dari Komunitas Katolik dan Tokoh Agama

Unggahan Trump segera mendapat kecaman dari berbagai tokoh dan organisasi Katolik. Konferensi Katolik Negara Bagian New York menyatakan bahwa gambar tersebut merupakan “penghinaan terang-terangan terhadap umat Katolik dan ejekan terhadap iman mereka.” Mereka menambahkan, “Tidak ada yang cerdas atau lucu tentang gambar ini, Tuan Presiden. Kami baru saja menguburkan Paus Fransiskus tercinta kami, dan para kardinal akan segera memasuki konklaf yang khusyuk untuk memilih penerus Santo Petrus. Jangan mengejek kami.”

Kardinal Timothy Dolan, Uskup Agung New York, juga mengomentari gambar tersebut. Dalam sebuah wawancara di Roma, ia mengatakan bahwa gambar itu “tidak baik” dan berharap Trump tidak terlibat dalam pembuatannya. Ia menambahkan, “Saya harap dia tidak ada hubungannya dengan itu.”

Uskup Thomas Paprocki dari Springfield, Illinois, menyebut gambar tersebut “sangat ofensif,” terutama karena umat Katolik masih dalam masa berkabung atas wafatnya Paus Fransiskus dan sedang mempersiapkan konklaf untuk memilih penggantinya. Ia menambahkan bahwa Trump “berutang permintaan maaf kepada umat Katolik dan semua orang yang beritikad baik.

Kritik dari Tokoh Politik dan Media Internasional

Mantan Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, menyebut gambar tersebut sebagai “memalukan” dan menuduh Trump menghina umat beriman serta institusi gereja. Ia menulis di X, “Ini adalah gambar yang menghina umat beriman, menghina institusi, dan menunjukkan bahwa pemimpin dunia kanan menikmati menjadi badut.”

Media Italia dan Spanyol juga mengkritik keras tindakan Trump. Surat kabar La Repubblica menuduh Trump menderita “megalomania patologis,” sementara media Spanyol menyoroti ketidaksensitifan gambar tersebut, terutama mengingat masa berkabung resmi yang masih berlangsung di Vatikan. Donald Trump Bagikan Gambar AI sebagai Paus.

Pembelaan dari Sekutu Politik Trump

Meskipun mendapat kritik luas, beberapa sekutu politik Trump membela tindakan tersebut. Wakil Presiden J.D. Vance menyatakan bahwa gambar itu hanyalah lelucon dan tidak termaksudkan untuk menghina siapa pun. Ia menambahkan bahwa Trump telah menunjukkan dukungan kuat terhadap kebebasan beragama dan komunitas Katolik.

Sekretaris Pers Gedung Putih, Karoline Leavitt, juga menegaskan bahwa Trump menghadiri pemakaman Paus Fransiskus di Vatikan untuk menunjukkan rasa hormatnya. Ia menyatakan bahwa Presiden Trump adalah pendukung kuat kebebasan beragama dan telah lama menunjukkan dukungannya terhadap komunitas Katolik.

Kontroversi AI dan Etika Penggunaan Gambar

Insiden ini menyoroti kekhawatiran yang berkembang mengenai penggunaan teknologi AI dalam menciptakan gambar yang dapat menyesatkan atau menyinggung. Sebelumnya, pada tahun 2023, gambar AI yang menunjukkan Paus Fransiskus mengenakan jaket puffer putih sempat viral dan menipu banyak orang yang mengira gambar tersebut asli.

Penggunaan gambar AI oleh tokoh publik seperti Trump menimbulkan pertanyaan etis tentang batasan antara humor, satire, dan penghinaan, terutama ketika menyangkut simbol-simbol keagamaan yang sakral.

Penutup

Unggahan gambar AI Trump sebagai Paus telah memicu perdebatan luas tentang sensitivitas, etika, dan penggunaan teknologi dalam komunikasi publik. Sementara beberapa melihatnya sebagai lelucon yang tidak berbahaya, banyak yang menilai tindakan tersebut tidak menghormati. Kontroversi ini menyoroti perlunya kehati-hatian dalam menggunakan teknologi baru.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *