Ricky Siahaan Meninggal Dunia Musik Keras Berduka Kabar duka datang dari kancah musik rock Indonesia. Ricky Siahaan, gitaris utama band metal legendaris Indonesia, Seringai, meninggal dunia saat menjalani tur di Jepang.
Pria kelahiran Belitung meninggal dunia pada Sabtu, 19 April 2025, setelah tampil dalam gelaran musik internasional di Tokyo Japan.
Kepergian Ricky terjadi secara mendadak. Ia sempat di larikan ke rumah sakit usai mengeluh nyeri di dada beberapa saat setelah turun panggung. Sayangnya, nyawanya tak tertolong.
Tim medis setempat menyatakan serangan jantung menjadi penyebab utama kematiannya. Meninggalnya Ricky di umur 48 tahun jelas meninggalkan duka mendalam, tidak hanya bagi keluarga dan kerabat, serta bagi komunitas musik tanah air.
Kiprah Legendaris di Musik Bawah Tanah
Ricky bukan sekadar gitaris. Ia adalah sosok berpengaruh di balik berkembangnya musik keras di Indonesia. Sejak remaja, darah rock mengalir kencang dalam dirinya. Kiprahnya di mulai dari band-band independen seperti Chapter 69 dan Stepforward sebelum akhirnya membentuk Seringai pada 2002 bersama Arian13, Edy Khemod, dan Toan.
Dengan riff gitar tajam dan panggung yang energik, Band Seringai menjelma sebagai ikon musik metal Indonesia. Mereka tampil di berbagai festival besar, bahkan sempat di daulat membuka konser Metallica di Jakarta pada 2013—sebuah pencapaian yang membanggakan.
Ricky dikenal sebagai pemikir musik yang matang, seorang perfeksionis dalam meramu komposisi lagu, dan tetap rendah hati meski sudah berada di puncak popularitas.
Tak Hanya Musisi, Juga Intelektual Budaya
Di balik dentuman distorsi gitar, Ricky juga di kenal sebagai figur intelektual yang aktif di berbagai bidang. Ia sempat menjabat sebagai editor majalah musik Rolling Stone Indonesia dan CEO Whiteboard Journal, media alternatif yang banyak mengulas budaya, musik, dan seni.
Konsistensinya terhadap musik keras, di kombinasikan dengan wawasan budaya yang luas, menjadikannya panutan di mata musisi muda. Ia bukan hanya dikenal karena skill bermain gitar, tapi juga karena ide-ide cemerlang yang ia bagikan di balik layar.
Suasana Duka dan Penghormatan
Kabar kepergian Ricky sontak menyita perhatian publik. Ungkapan belasungkawa membanjiri media sosial, dari sesama musisi, penggemar, hingga figur publik.
Sahabat lamanya, Desta Mahendra, mengenang Ricky sebagai teman seperjuangan sejak masa SMA. “Kita mulai belajar gitar bareng, ngulik lagu-lagu metal, dan terus bareng sampai sekarang,” tulis Desta di Instagram.
Drummer Seringai, Edy Khemod, juga mencurahkan kesedihannya. Dalam unggahan yang menyentuh, ia menulis, “Lebih dari separuh umur gue, bareng Ricky. Sulit ngebayangin lanjut tanpa dia.”
Jenazah Ricky telah di pulangkan ke Indonesia dengan dukungan penuh dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Tokyo. Ia disemayamkan di Jakarta dan rencananya akan di makamkan pada Sabtu, 26 April 2025. Ricky Siahaan Meninggal Dunia Musik Keras Berduka
Warisan Tak Tergantikan
Ricky Siahaan meninggalkan jejak mendalam dalam sejarah musik Indonesia. Tak hanya melalui lagu-lagu keras penuh energi, tetapi juga melalui semangat berkarya tanpa kompromi. Ia adalah simbol dari perjuangan musisi independen yang berhasil menembus batas industri arus utama.
Warisannya akan terus hidup dalam setiap nada yang di mainkan oleh Seringai dan band-band yang terinspirasi olehnya. Meski raganya telah pergi, suara gitarnya akan tetap menggema di hati para penggemar musik keras di tanah air.
Selamat jalan, Ricky. Terima kasih untuk dentuman, semangat, dan inspirasinya. Musik Indonesia takkan pernah melupakanmu.