Konflik Memanas Harvard Di Serang Trump Kembali Bikin Geger
INTERNASIONAL POLITIK

Konflik Memanas Harvard Di Serang Trump Kembali Bikin Geger

Konflik Memanas Harvard Di Serang Trump Kembali Bikin Geger Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, kembali membuat gempar dengan pernyataan terbarunya yang menyebut Universitas Harvard sebagai “aib nasional.”

Pernyataan tajam ini datang setelah ketegangan panjang antara Harvard dan pemerintahan yang dipimpin Trump dalam berbagai isu, mulai dari otonomi akademik hingga transparansi pendanaan luar negeri.

Trump, yang dikenal tidak segan melontarkan kritik keras terhadap institusi-institusi yang dianggapnya “liberal radikal,” menuduh Harvard gagal menjaga integritas akademik dan terlalu berpihak pada agenda politik tertentu.

Dalam pidato publik di Florida, Trump menyebut Harvard sebagai “tempat pencetak kaum munafik yang hidup dari uang pajak rakyat namun memusuhi nilai-nilai Amerika.”

Tarik Ulur Dana dan Ancaman Hukum

Pernyataan itu bukan sekadar gertakan. Sejak awal tahun, pemerintahan Trump telah membekukan lebih dari $2 miliar dana federal untuk Harvard, termasuk hibah riset dan bantuan pendidikan.

Tidak berhenti di situ, Trump bahkan menginstruksikan Internal Revenue Service (IRS) untuk meninjau kembali status bebas pajak Harvard sebuah langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya dan memunculkan kekhawatiran luas di kalangan pendidikan tinggi.

“Ini bukan soal pajak. Ini soal menertibkan lembaga arogan yang lupa diri,” ujar Trump dalam wawancara dengan media konservatif. Namun para ahli hukum mempertanyakan legalitas tindakan tersebut, menyebutnya sebagai bentuk penyalahgunaan kekuasaan eksekutif untuk membungkam oposisi intelektual.

Harvard Melawan: “Kami Tidak Akan Tunduk”

Di sisi lain, Universitas Harvard tidak tinggal diam. Rektor interim Harvard, Alan Garber, menyatakan bahwa pihaknya akan menolak tekanan politik dalam bentuk apapun.

“Institusi akademik tidak boleh tunduk pada intervensi politik. Prinsip kebebasan akademik adalah fondasi dari demokrasi itu sendiri,” katanya dalam sebuah pernyataan resmi.

Harvard pun menolak permintaan Departemen Pendidikan AS yang menginginkan daftar rinci donasi serta kontrak dari entitas luar negeri, disebut sebagai bentuk intimidasi yang tidak berdasar. Sebagai respons, komunitas kampus menggelar aksi solidaritas yang melibatkan ribuan mahasiswa, dosen, dan alumni.

Banjir Dukungan dan Gugatan Balik

Tindakan pemerintahan Trump justru memicu gelombang dukungan terhadap Harvard. Asosiasi Profesor Universitas Amerika (AAUP) telah mengajukan gugatan hukum terhadap pemerintah AS, menuduh pelanggaran terhadap kebebasan akademik.

Beberapa universitas ternama lain seperti Yale dan Stanford juga menyatakan solidaritasnya terhadap Harvard.

Bahkan, sejumlah tokoh dari partai Republik pun mulai angkat bicara. Memperingatkan bahwa langkah Trump dapat menciptakan preseden berbahaya bagi hubungan antara negara dan institusi pendidikan.

Simbol Benturan: Kampus vs Kekuasaan

Konflik antara Trump dan Harvard kini bukan hanya sekadar sengketa pendanaan. Tapi telah menjadi simbol dari benturan besar antara kekuasaan politik dan dunia akademik. Konflik Memanas Harvard Di Serang Trump Kembali Bikin Geger

Di satu sisi, Trump ingin membuktikan bahwa tidak ada institusi yang kebal dari pengaruh pemerintah. Di sisi lain, Harvard bertekad menjaga independensinya sebagai pusat pemikiran bebas.

Pertarungan ini belum usai. Tapi satu hal pasti: pernyataan Trump yang menyebut Harvard sebagai “aib” justru membuat sorotan dunia tertuju pada nilai sejati kebebasan akademik di tengah badai politik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *