Toko Online Terbesar di China Naikkan Harga Buntut Tarif Trump
INTERNASIONAL POLITIK

Toko Online Terbesar di China Naikkan Harga Buntut Tarif Trump

Toko Online Terbesar di China Naikkan Harga Buntut Tarif Trump Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, tampaknya belum selesai dengan jurus proteksionisnya. Dalam kebijakan terbaru yang di umumkan bulan April 2025, Trump kembali memberlakukan tarif tinggi untuk barang-barang impor dari China.

Tidak tanggung-tanggung, keputusan ini menyasar langsung pada pusat denyut ekonomi digital di China toko online raksasa seperti Shein, Temu, dan beberapa marketplace besar lain yang menjamur di pasar global.

Langkah ini di sebut sebagai strategi “melindungi produsen lokal” sekaligus mengurangi defisit perdagangan Amerika. Namun, dampaknya sangat terasa bagi konsumen dan pelaku e-commerce.

Terutama yang bergantung pada produk-produk murah dari Tiongkok. Tarif ini otomatis membuat harga-harga barang naik dan konsumen di AS, sebagai pasar utama, harus siap menanggungnya.

Selamat Tinggal “De Minimis”, Selamat Datang Kenaikan Harga

Salah satu titik balik besar dari kebijakan ini adalah penghapusan aturan “de minimis”. Aturan ini sebelumnya memungkinkan barang dengan nilai di bawah $800 masuk ke Amerika Serikat tanpa bea masuk.

Ini adalah celah hukum yang selama ini di manfaatkan habis-habisan oleh e-commerce China, mengirim jutaan paket setiap minggu ke AS tanpa beban tarif.

Namun kini, celah itu di tutup rapat. Dengan penghapusan de minimis, semua kiriman termasuk produk berharga rendah seperti baju $5 atau aksesori $2 ikut dipungut bea masuk. Tak ayal, Temu dan Shein harus memutar otak: menaikkan harga atau menanggung rugi. Pilihannya jelas harga dinaikkan.

Langkah Cepat: Potong Iklan dan Atur Ulang Strategi

Temu dan Shein bereaksi cepat. Selain menaikkan harga jual produk mulai akhir April 2025, keduanya juga memangkas anggaran iklan secara drastis. Temu dilaporkan memangkas pengeluaran iklan di AS sebesar 31%, sementara Shein menyusul dengan pengurangan sebesar 19%.

Langkah ini di ambil sebagai respons terhadap ekspektasi penurunan permintaan akibat harga yang tak lagi “semurah dulu”.

Selain itu, penjual yang menggunakan platform Temu dan Shein kini di wajibkan membayar deposit sebesar 30% dari nilai eceran produk sebelum produk dikirim ke AS.

Deposit ini akan di gunakan untuk menutupi potensi bea masuk, dan bisa di kembalikan atau di tambah tergantung pada hasil pemeriksaan bea cukai AS. Sistem ini membuat cash flow penjual menjadi lebih ketat dan berisiko tinggi.

Penjual Kecil Ketar-Ketir, Konsumen Ikut Gigit Jari

Tak hanya perusahaan besar yang terkena dampaknya. Ribuan penjual kecil di China yang menggantungkan hidup dari penjualan lintas negara juga terdampak parah.

Banyak yang mulai mempertimbangkan opsi relokasi pabrik ke negara-negara seperti Vietnam, Meksiko, atau Indonesia, demi menghindari tarif tinggi AS terhadap produk China.

Sementara itu, konsumen AS juga mulai merasakan dampaknya. Harga pakaian, aksesori, hingga peralatan rumah tangga murah yang biasanya datang dari Temu dan Shein kini tak lagi seramah dulu di kantong.

Beberapa pengguna di media sosial menyatakan mereka harus membayar 10-20% lebih mahal dari harga sebelumnya untuk barang yang sama. Toko Online Terbesar di China Naikkan Harga Buntut Tarif Trump

E-Commerce China: Bertahan atau Mundur?

Perang dagang versi terbaru ini telah menjadi ujian berat terhadap e-commerce China. Meski daya tarik produk murah masih kuat, strategi lama tak lagi cukup.

Kini, yang di butuhkan adalah inovasi rantai pasokan, di versifikasi pasar, dan adaptasi teknologi yang memungkinkan mereka tetap bersaing tanpa harus sepenuhnya bergantung pada pasar AS.

Para analis menyebutkan bahwa ke depannya, perusahaan seperti Temu dan Shein akan lebih agresif membidik pasar Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Amerika Latin wilayah yang pertumbuhan e-commerce-nya sedang menggeliat dan (untungnya) belum terdampak tarif ala Trump.

Dengan tarif baru yang menghantam langsung ke akar bisnis mereka, raksasa e-commerce China kini harus bermain di medan yang berbeda. Trump mungkin hanya ingin “melindungi bisnis lokal”, tapi efeknya menciptakan gelombang besar dalam industri perdagangan global.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *