Tangis Paula Verhoeven Perjuangan Seorang Ibu di Tengah Persoalan Hukum
TRENDING

Tangis Paula Verhoeven Perjuangan Seorang Ibu di Tengah Persoalan Hukum

Tangis Paula Verhoeven Perjuangan Seorang Ibu di Tengah Persoalan Hukum Jakarta, 18 April 2025 — Model sekaligus aktris Paula Verhoeven kembali jadi sorotan, bukan karena karya di dunia hiburan, tapi karena langkah beraninya menempuh jalur hukum demi mencari keadilan.

Kamis (17/4), Paula mendatangi Komisi Yudisial (KY) di kawasan Salemba, Jakarta Pusat. Ia datang bersama tim kuasa hukumnya, dengan raut wajah yang mencerminkan kesedihan mendalam.

“Saya datang sebagai ibu, bukan sebagai publik figur. Yang saya inginkan hanyalah keadilan,” ungkap Paula dengan suara bergetar, matanya berkaca-kaca. Laporan yang ia ajukan menyangkut dugaan pelanggaran kode etik oleh majelis hakim yang memutuskan perkara perceraiannya dengan Baim Wong.

Perceraian yang Sarat Ketegangan

Hubungan rumah tangga Paula dan Baim mulai jadi bahan pemberitaan sejak Oktober 2024, ketika Baim resmi melayangkan gugatan cerai. Publik terkejut pasangan yang terlihat harmonis itu ternyata menyimpan persoalan serius.

Dalam gugatan, Baim menuduh adanya perselingkuhan. Paula menepis tudingan tersebut dan menyatakan bahwa ia telah berusaha menjaga pernikahan demi kedua anak mereka, Kiano dan Kenzo.

Upaya mediasi di Pengadilan Agama Jakarta Selatan tidak membuahkan hasil. Kedua belah pihak memilih untuk melanjutkan proses hukum. Bahkan, Paula sempat mengganti pengacaranya, menandakan kesungguhannya untuk memperjuangkan haknya di persidangan.

Luka Karena Putusan Hakim

Yang membuat Paula semakin terpukul yaitu keputusan majelis hakim terhadap hak asuh anak. Meski telah memberikan bukti dan argumentasi di pengadilan, hasilnya jauh dari harapan. Paula hanya bisa menerima kenyataan pahit, meskipun hatinya menolak.

“Saya sudah berjuang. Semua saya lakukan untuk anak-anak,” ujarnya lirih namun penuh makna.

Pihak kuasa hukumnya juga menyoroti proses peradilan yang dianggap janggal. Saksi dari pihak lawan dinilai lemah dalam keterangan, namun tetap mendapat bobot dalam penilaian hakim. Paula merasa putusan tersebut jauh dari nilai keadilan yang seharusnya di junjung tinggi.

Komisi Yudisial: Titik Terang Baru?

Tak puas dengan hasil persidangan, Paula mengambil langkah lanjutan. Ia melapor ke Komisi Yudisial, lembaga yang berwenang mengawasi perilaku hakim. Mengenakan busana putih dan kerudung berwarna lembut, Paula tampak tegar meski jelas ada duka yang mendalam di balik tatapannya.

“Saya tidak ingin pola co-parenting. Anak-anak butuh kehadiran penuh dari ibunya, bukan berbagi waktu,” tegasnya.

Paula berharap KY dapat menanggapi laporannya secara profesional dan menindaklanjuti dengan tindakan nyata. Ia ingin memastikan bahwa keadilan di tegakkan, bukan hanya untuk dirinya, tapi untuk siapa pun yang mengalami hal serupa.

Dukungan Mengalir Deras

Aksi Paula mendapat respons luar biasa dari masyarakat. Media sosial di penuhi dukungan moral. Tagar #JusticeForPaula ramai digunakan, mencerminkan simpati publik terhadap perjuangannya. Tangis Paula Verhoeven Perjuangan Seorang Ibu di Tengah Persoalan Hukum

Banyak warganet menilai Paula telah menjadi simbol bagi para ibu yang merasa di pinggirkan oleh sistem. “Dia memperjuangkan bukan hanya dirinya, tapi juga suara ibu-ibu yang kerap tak terdengar,” tulis seorang pengguna X (dulu Twitter).

Kini, semua mata tertuju pada Komisi Yudisial. Apakah lembaga ini akan bertindak? Atau justru membiarkan kasus ini berlalu begitu saja?

Satu hal yang pasti, perjuangan Paula menunjukkan bahwa keadilan bukan milik segelintir orang. Ia adalah hak setiap individu, terutama seorang ibu yang hanya ingin bersama anak-anaknya dalam damai.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *