Jumat Agung di Katedral Jakarta
INTERNASIONAL NASIONAL TRENDING

Jumat Agung di Katedral Jakarta

Jumat Agung di Katedral Jakarta, Ribuan umat Katolik hadir untuk mengikuti ibadat mengenang wafatnya Yesus Kristus, dengan prosesi Jalan Salib yang digelar secara kreatif dan teatrikal oleh Orang Muda Katolik (OMK) Katedral. Salah satu momen paling emosional adalah ketika pemeran Yesus, Ridwan Dimas Koesnadi, tak mampu membendung air matanya saat memerankan adegan penyaliban.

Pementasan Jalan Salib Kreatif yang Menyentuh Hati

Prosesi Jalan Salib tahun ini dikemas berbeda dari biasanya. Tidak hanya dalam bentuk doa dan lagu, tetapi juga dalam bentuk teater kreatif yang menampilkan 14 perhentian penderitaan Yesus dengan pendekatan visual dan dramatis. Sekitar 60 orang terlibat dalam produksi ini, termasuk 25 pemeran utama serta puluhan kru panggung dan tata artistik.

Menggunakan panggung terbuka di halaman gereja, para pemeran tampil dengan kostum yang menggambarkan suasana Yerusalem pada masa lampau. Musik latar dan nyanyian khas liturgi menambah kesan mendalam pada setiap adegan.

“Saat saya berdiri di depan salib dan mendengar suara umat yang hening, saya benar-benar merasakan betapa besar cinta Tuhan bagi umat manusia. Itu bukan hanya akting, saya seperti ikut merasakan penderitaan-Nya,” ujar Ridwan dengan mata berkaca-kaca usai pementasan.

Makna Mendalam bagi Kaum Muda

Menurut Ketua Panitia Jalan Salib Kreatif, Maria Kristanti, pementasan ini bertujuan bukan hanya untuk menghidupkan kembali momen sengsara Yesus secara visual, tetapi juga sebagai media refleksi bagi generasi muda Katolik. Jumat Agung di Katedral Jakarta

“Anak muda sekarang butuh cara baru untuk mendalami iman. Lewat seni pertunjukan, mereka bisa lebih dekat dengan makna pengorbanan Yesus,” jelas Maria.

Persiapan teater ini berlangsung selama lebih dari satu bulan, mulai dari latihan intensif, pendalaman iman, hingga workshop spiritualitas. Para peserta juga terajak merenungkan bagaimana mereka bisa membawa semangat kasih dan pengorbanan dalam kehidupan sehari-hari.

Ribuan Jemaat Ikuti Ibadat dalam Tiga Sesi

Untuk menampung antusiasme umat, pihak Gereja Katedral Jakarta menggelar ibadat Jumat Agung dalam tiga sesi, yakni pukul 12.00, 15.00, dan 18.00 WIB. Masing-masing sesi terhadiri oleh ratusan jemaat, dengan total kapasitas mencapai sekitar 2.700 orang.

Sebanyak 800 kursi tersediakan di dalam gereja bagi jemaat yang telah melakukan pendaftaran sebelumnya, sementara sisanya tersiapkan di halaman gereja yang terlengkapi layar dan pengeras suara agar umat tetap dapat mengikuti ibadat dengan khidmat.

Pihak keamanan yang terdiri dari 162 personel gabungan TNI-Polri, Satpol PP, dan petugas gereja turut terkerahkan demi memastikan kelancaran dan keamanan seluruh rangkaian ibadat.

Tema Tahun Ini: Kesejahteraan Bersama

Perayaan Jumat Agung 2025 ini mengusung tema “Peran Serta Kita dalam Mewujudkan Kesejahteraan Bersama.” Tema ini sejalan dengan arah dasar Keuskupan Agung Jakarta yang mendorong umat untuk tidak hanya fokus pada spiritualitas pribadi, tetapi juga turut aktif dalam membangun kesejahteraan masyarakat secara luas.

Dalam homilinya, Uskup Agung Jakarta Mgr. Ignatius Kardinal Suharyo menyampaikan bahwa makna Jumat Agung bukan sekadar mengenang penderitaan Yesus, tetapi juga mengajak umat untuk meneladani semangat pengorbanan dan kasih dalam hidup sehari-hari, terutama di tengah tantangan sosial dan kemanusiaan.

Kita semua dipanggil untuk menjadi terang dan garam dunia melalui tindakan nyata,” ujar Kardinal Suharyo.

Refleksi dan Solidaritas di Tengah Kota

Jumat Agung di Katedral Jakarta tidak hanya menjadi momen religius semata, tetapi juga perayaan iman yang membangkitkan solidaritas. Banyak jemaat mengaku merasakan kedekatan emosional yang kuat, terlebih dalam suasana pementasan yang menyentuh.

Salah satu jemaat, Theresia (45), yang datang bersama keluarganya, mengatakan, “Saya menangis saat melihat adegan Yesus jatuh untuk ketiga kalinya. Ini mengingatkan saya pada beban hidup yang kita semua rasakan, dan bagaimana Tuhan selalu hadir dalam penderitaan kita.”

Penutup

Jumat Agung di Katedral Jakarta tahun ini menjadi bukti bahwa spiritualitas dan kreativitas dapat bersatu menghasilkan pengalaman iman yang mendalam. Melalui Jalan Salib Kreatif dan peran aktif kaum muda, pesan kasih dan pengorbanan Kristus terhidupkan kembali. Sebuah pengingat bahwa cinta yang besar kadang hadir dalam bentuk penderitaan—namun selalu membawa harapan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *