Pembantaian KKB 11 Warga Sipil Tewas di Yahukimo Papua
DAERAH TRENDING

Pembantaian KKB 11 Warga Sipil Tewas di Yahukimo Papua

Pembantaian KKB 11 Warga Sipil Tewas di Yahukimo Papua Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan, kembali di kejutkan oleh serangkaian aksi kekerasan brutal yang diduga di lakukan oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Dalam dua hari berturut-turut, pada 6 dan 7 April 2025, sebanyak 11 warga sipil dilaporkan tewas akibat serangan sadis yang terjadi di sejumlah titik di Distrik Dekai.

Serangan pertama terjadi pada pagi hari, 6 April. Enam warga di serang secara tiba-tiba saat sedang melakukan aktivitas keseharian. Keesokan harinya, lima warga lain menjadi korban dalam penyerangan serupa. Sebagian korban di temukan dalam kondisi luka berat dan tidak sempat mendapatkan pertolongan medis.

Tanggapan Pemerintah dan Aparat

Pemerintah daerah serta aparat keamanan segera merespons kejadian tersebut. Tim gabungan TNI dan Polri di kerahkan ke lokasi untuk mengevakuasi korban dan mengamankan wilayah. Pengejaran terhadap pelaku pun langsung di lakukan, meski kondisi geografis Yahukimo yang sulit di jangkau menjadi tantangan tersendiri.

Kapolda Papua menyampaikan bahwa pihaknya sudah mengidentifikasi kelompok pelaku dan sedang memfokuskan upaya pengejaran. “Kami akan terus menjaga keamanan warga dan tidak akan membiarkan tindakan biadab ini terus terjadi,” tegasnya.

Situasi Yahukimo: Warga Di liputi Ketakutan

Serangan tersebut meninggalkan trauma mendalam bagi masyarakat. Banyak warga memilih meninggalkan kampung dan mengungsi ke daerah yang di anggap lebih aman. Sekolah dan fasilitas umum sementara di tutup. Aktivitas ekonomi pun lumpuh, karena masyarakat takut keluar rumah.

Suasana duka menyelimuti Yahukimo. Pemakaman massal di gelar dengan pengamanan ketat dari aparat. Pembantaian KKB 11 Warga Sipil Tewas di Yahukimo Papua

Seruan Perdamaian dan Solusi Jangka Panjang

Pemerintah pusat, tokoh gereja, dan tokoh adat menyerukan agar konflik ini segera di akhiri melalui jalur damai. Mereka menekankan pentingnya pendekatan humanis dan dialog antar pihak untuk menyelesaikan akar konflik.

Tragedi ini menjadi pengingat bahwa perdamaian Papua tidak bisa di capai hanya lewat kekuatan militer. Di perlukan pendekatan yang menyeluruh: pembangunan, pendidikan, dan rekonsiliasi sosial demi mengakhiri siklus kekerasan yang terus berulang.

Peristiwa tragis ini menambah urgensi bagi pemerintah dan seluruh elemen masyarakat untuk mencari solusi efektif dalam mengatasi konflik bersenjata di Papua. Pendekatan yang holistik, melibatkan aspek keamanan, sosial, dan ekonomi, di perlukan untuk menciptakan stabilitas dan kesejahteraan bagi masyarakat Papua.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *