Reputasi Buruk Dragonball Evolution Diselamatkan oleh Snow White di Peringkat Terendah IMDb, Film ‘Dragonball Evolution’ yang selama bertahun-tahun menjadi ikon kegagalan adaptasi live-action, kini tidak lagi memegang predikat film terburuk versi pengguna IMDb. Gelar memalukan itu kini diambil alih oleh film terbaru produksi Disney, ‘Snow White’, yang merosot ke posisi paling bawah dalam daftar rating film terendah sepanjang masa di situs basis data film internasional tersebut.
Sejak terilis pada Maret 2025, ‘Snow White’ versi live-action mengalami banjir kritik dari penonton maupun kritikus film. Meski terpromosikan sebagai reimajinasi modern dari dongeng klasik, film ini justru menuai kontroversi sejak jauh sebelum penayangannya, terutama menyangkut pemilihan pemain, narasi cerita yang jauh dari versi aslinya, serta pernyataan politik dari pemeran utamanya, Rachel Zegler.
Rating Terendah dalam Sejarah IMDb
Berdasarkan data terbaru per 9 April 2025, film ‘Snow White’ meraih rating mengejutkan sebesar 1,6 dari 10 di IMDb, dengan lebih dari 180.000 ulasan pengguna yang sebagian besar memberikan nilai 1. Angka ini secara otomatis menempatkannya sebagai film dengan skor terendah dalam sejarah IMDb, menggeser film-film seperti. Reputasi Buruk Dragonball Evolution terselamatkan oleh Snow White di Peringkat Terendah IMDb
Sebagai perbandingan, ‘Dragonball Evolution’, film adaptasi live-action dari anime populer Jepang yang terrilis tahun 2009, saat ini memiliki rating 2,5 dari 10 di IMDb. Selama lebih dari satu dekade, film ini menjadi simbol kegagalan Hollywood dalam mengadaptasi anime, dan kerap menjadikan referensi dalam diskusi seputar adaptasi film yang mengecewakan. Namun kini, dengan kehadiran ‘Snow White’ yang jauh lebih buruk dari segi penerimaan publik, film itu seolah mendapat angin segar, atau dalam kata lain, “terselamatkan”.
Kontroversi yang Membayangi ‘Snow White’
Salah satu penyebab anjloknya rating ‘Snow White’ teryakini berkaitan erat dengan berbagai kontroversi yang menyertainya. Rachel Zegler, aktris utama yang memerankan karakter Snow White, menjadi sasaran kritik setelah beberapa pernyataannya ternilai ofensif terhadap penggemar dan bahkan terhadap film animasi orisinal Disney tahun 1937.
Penting” dan “aneh karena jatuh cinta dengan gadis yang tertidur”. Komentar ini memicu kemarahan di kalangan penggemar setia , yang menilai pernyataannya sebagai bentuk penghinaan terhadap warisan sinematik klasik.
Tidak berhenti di situ, Zegler juga terlibat dalam kontroversi politik setelah mengunggah dukungan terbuka terhadap Palestina dan pernyataan anti-Donald Trump dalam unggahan promosi trailer ‘Snow White’. Meskipun fissney terlaporkan telah meminta Zegler untuk menghapus unggahan tersebut, sang aktris menolak.
‘Dragonball Evolution’: Buruk, Tapi Kini Bukan yang Terburuk
Terrilis pada tahun 2009, ‘Dragonball Evolution’ merupakan adaptasi longgar dari serial anime legendaris ‘Dragon Ball’ karya Akira Toriyama. Sejak awal, film ini terkritik karena plotnya yang klise, akting yang datar, efek visual yang mengecewakan.
Fans menyebutnya sebagai bentuk “pengkhianatan” terhadap karya asli, dan bahkan sang penulis skenario, Ben Ramsey, secara terbuka meminta maaf . Ia mengakui bahwa proyek tersebut terlakukan demi uang, bukan karena kecintaan terhadap materi aslinya.
Namun meskipun sedemikian buruknya, rating ‘Dragonball Evolution’ tak pernah menyentuh titik nadir seperti ‘Snow White’.
Efek Review Bombing dan Reaksi Industri
Meskipun anjloknya rating ‘Snow White’ di IMDb mencengangkan, beberapa analis industri film menyarankan agar angka tersebut terlihat dengan hati-hati. Mereka mengungkapkan bahwa film ini mungkin menjadi korban dari ‘review bombing’, yaitu praktik memberikan skor rendah secara masif dan terorganisir.
Meski demikian, tidak dapat terpungkiri bahwa kombinasi dari perubahan naskah yang kontroversial, komentar negatif dari pemeran utama.
Kesimpulan
Perpindahan gelar film dengan rating terendah dari ‘Dragonball Evolution’ ke ‘Snow White’ mencerminkan dinamika unik dalam dunia perfilman, . Bagi ‘Dragonball Evolution’, ini mungkin bukan rehabilitasi total, tapi setidaknya film itu kini tak lagi menjadi ‘film terburuk’ dalam daftar.
Sementara itu, tampaknya harus melakukan evaluasi besar-besaran terhadap pendekatan mereka dalam memproduksi film remake. Tidak hanya dari segi naratif, tetapi juga bagaimana keterlibatan aktor, arah cerita, dan sensitivitas publik harus terkelola dengan lebih bijaksana.
Apakah ‘Snow White’ akan terus bertahan di dasar daftar IMDb, atau justru nanti ada film lain yang menyusul? Hanya waktu dan penonton yang bisa menjawabnya.