Pandawara Kembali ke Denmark Dalami Pengolahan Sampah Modern untuk Solusi Indonesia, Komunitas lingkungan asal Bandung, Pandawara Group, kembali melakukan kunjungan ke Denmark dalam upaya memperkuat pengetahuan dan pengalaman mereka mengenai sistem pengelolaan sampah modern dan berkelanjutan. Undangan ini datang dari Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kopenhagen, Denmark, sebagai tindak lanjut dari kunjungan studi yang sebelumnya telah dilakukan Pandawara pada akhir 2023 lalu.
Dalam kunjungan kali ini, Pandawara Group menargetkan pembelajaran yang lebih mendalam mengenai sistem ekonomi sirkular, pengolahan limbah modern, serta pembangunan fasilitas pemulihan limbah (Material Recovery Facility/MRF), yang ke depannya akan mereka terapkan di Indonesia sebagai bentuk nyata solusi terhadap krisis sampah.
“Kami melihat Denmark sebagai salah satu negara yang berhasil menerapkan pengelolaan sampah secara komprehensif. Bukan hanya dari aspek teknologi, tapi juga budaya dan kebijakan yang mendukung partisipasi aktif masyarakat,” ujar Gilang Rahma, salah satu pendiri Pandawara Group, dalam konferensi pers virtual dari Kopenhagen.
Belajar Langsung dari Negara Terbersih di Dunia
Denmark memang dikenal sebagai salah satu negara paling bersih dan ramah lingkungan di dunia. Dalam sistem mereka, setiap rumah tangga memilah sampah menjadi beberapa kategori—organik, plastik, kaca, logam, dan limbah berbahaya—yang masing-masing dibuang ke dalam tong terpisah. Sistem ini memungkinkan proses daur ulang dan konversi energi berjalan lebih efisien.
Salah satu lokasi yang menjadi sorotan dalam kunjungan ini adalah Copenhill atau Amager Bakke, fasilitas pembangkit listrik tenaga sampah yang mampu mengubah sekitar 440.000 ton sampah setiap tahun menjadi listrik dan panas untuk lebih dari 150.000 rumah tangga di Kopenhagen.
“Copenhill itu luar biasa. Bayangkan, sampah tidak lagi jadi beban, tapi justru menjadi sumber energi. Bahkan, atap bangunannya dijadikan arena ski buatan dan area hiking. Konsep ini sangat menyatu dengan gaya hidup berkelanjutan,” tutur Gilang penuh kekaguman.
Selain Copenhill, Pandawara juga mengunjungi tempat pengolahan limbah rumah tangga, pusat edukasi daur ulang, serta berdiskusi langsung dengan para pakar pengelolaan limbah dari institusi pemerintah Denmark dan perusahaan swasta yang bergerak di bidang lingkungan.
Bawa Pulang Ilmu, Bangun Fasilitas Daur Ulang di Bandung
Hasil dari kunjungan ini tidak akan berhenti hanya pada observasi. Pandawara bertekad untuk menerapkan model yang mereka pelajari di Denmark ke dalam proyek nyata di Indonesia. Salah satu langkah awalnya adalah membangun Material Recovery Facility (MRF) di Bandung, Jawa Barat.
MRF ini terrancang untuk mengelola sekitar 10 ton sampah per hari dan akan menjadi pusat edukasi, pemilahan, dan daur ulang sampah. Pandawara berharap proyek ini bisa menjadi prototipe yang dapat tereplikasi di kota-kota lain di Indonesia.
“Ini bukan proyek seremonial. Kami ingin benar-benar menciptakan perubahan sistemik dari bawah. Edukasi ke masyarakat tetap jadi prioritas utama kami, karena kunci dari keberhasilan pengelolaan sampah adalah perilaku kolektif,” kata Gilang.
Pandawara juga menyebutkan bahwa mereka telah menjalin komunikasi dengan pemerintah daerah, sejumlah LSM, dan institusi akademik untuk kolaborasi dalam pembangunan dan pengoperasian fasilitas tersebut.
Komitmen Jangka Panjang dan Dukungan dari Pemerintah
Kepulangan Pandawara ke Denmark ini mendapat dukungan penuh dari KBRI Kopenhagen. Duta Besar Indonesia untuk Denmark, Dewi Savitri Wahab, menyatakan bahwa pihaknya sangat mengapresiasi inisiatif Pandawara dalam membawa semangat perubahan.
“Mereka bukan hanya belajar, tetapi membawa semangat anak muda Indonesia untuk menyelamatkan lingkungan. Kami percaya, dengan semangat ini, Indonesia bisa melakukan lompatan besar dalam reformasi sistem pengelolaan sampah,” ujar Dewi dalam siaran persnya.
Pemerintah Indonesia sendiri kini mulai mendorong pendekatan ekonomi sirkular sebagai bagian dari strategi pembangunan berkelanjutan. Pandawara terharapkan bisa menjadi contoh bagaimana komunitas bisa terlibat aktif dan menjadi motor penggerak di akar rumput.
Pandawara dan Misi Lingkungan yang Lebih Besar
Group selama ini terkenal luas di media sosial karena aksi-aksi mereka membersihkan sungai dan lingkungan yang tercemar. Video mereka yang membersihkan sungai penuh sampah di wilayah Bandung, Bekasi, dan Jakarta telah tertonton jutaan kali .
Namun, mereka menyadari bahwa perubahan tidak cukup hanya dengan aksi bersih-bersih. Oleh karena itu, mereka kini fokus pada edukasi, kebijakan, dan teknologi sebagai langkah lanjutan yang lebih strategis.
“Bersih-bersih itu penting, tapi perubahan perilaku dan sistem jauh lebih penting. Kami ingin mengajak masyarakat, pemerintah, dan dunia usaha untuk duduk bersama menyelesaikan masalah ini,” ujar salah satu anggota Pandawara lainnya.
Kesimpulan
Kembalinya Pandawara Group ke Denmark bukan hanya sebagai simbol apresiasi internasional terhadap kiprah mereka, tapi juga sebagai tonggak penting bagi misi besar mereka untuk membawa perubahan nyata dalam penanganan sampah di Indonesia. Dengan bekal ilmu dan inspirasi dari negara lain, Pandawara kembali ke tanah air dengan semangat dan strategi baru.
Jika perubahan itu termulai dari komunitas kecil yang berkomitmen kuat dalam hal pengelolaan sampah dan Pandawara telah membuktikan.