Banjir di Tangerang Setinggi 1 Meter Warga Harus Mengungsi Tangerang, 7 April 2025 — Hujan deras yang mengguyur wilayah Tangerang selama lebih dari enam jam sejak Minggu malam menyebabkan banjir setinggi hingga satu meter di sejumlah titik.
Ratusan rumah terendam, aktivitas warga lumpuh, dan sejumlah jalur transportasi terputus. Warga pun harus berjibaku menyelamatkan diri dan barang-barang berharga.
Hujan Deras Tak Kenal Ampun
Kondisi cuaca ekstrem sejak akhir pekan memang sudah di prediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Namun, intensitas hujan yang begitu tinggi membuat saluran air dan sungai-sungai kecil di Tangerang kewalahan menampung debit air.
Sungai Cisadane, salah satu sungai utama yang melintasi wilayah ini, turut meluap dan memperparah banjir di daerah sekitarnya.
“Air mulai merambat masuk ke rumah sekitar pukul 02.00 dini hari. Awalnya hanya semata kaki, tapi dalam waktu dua jam, sudah sepinggang orang dewasa,” ujar Wahyu (35), warga Perumahan Total Persada, yang merupakan salah satu kawasan terdampak parah.
Warga Diungsikan, Sekolah Diliburkan
Pemerintah Kota Tangerang sigap menurunkan petugas dari BPBD dan Dinas Sosial untuk membantu evakuasi. Hingga Senin pagi, tercatat lebih dari 300 warga telah di evakuasi ke lokasi pengungsian yang tersebar di masjid, aula kelurahan, dan gedung sekolah.
“Fokus utama kami saat ini adalah keselamatan warga, terutama kelompok rentan seperti lansia, anak-anak, dan ibu hamil,” jelas Kepala BPBD Kota Tangerang, Rudi Hartono.
Sebanyak 15 sekolah di wilayah terdampak di liburkan untuk sementara, dan pembelajaran di alihkan ke sistem daring. Pemerintah juga membuka posko kesehatan untuk mengantisipasi penyakit pascabanjir seperti diare, leptospirosis, dan infeksi saluran pernapasan.
Listrik Dipadamkan Demi Keselamatan
Dalam rangka menghindari risiko korsleting dan kebakaran, PLN memutus sementara aliran listrik di beberapa titik rawan banjir. Meski berdampak pada aktivitas warga, langkah ini dinilai tepat untuk mencegah bahaya yang lebih besar.
“Kami paham ini menyulitkan, tapi keselamatan harus jadi prioritas utama. Listrik akan dinyalakan kembali setelah kondisi dinyatakan aman,” kata Humas PLN Wilayah Tangerang, Dewi Anggraini.
Harapan dan Tuntutan Warga
Banjir bukan hal baru bagi warga Tangerang, namun frekuensinya yang semakin sering dan dampaknya yang makin luas membuat warga mulai gerah. Banyak yang mempertanyakan sistem drainase dan tata kota yang dinilai belum optimal mengantisipasi cuaca ekstrem.
“Kami butuh solusi jangka panjang. Jangan cuma datang pas banjir, lalu hilang begitu air surut,” ujar Siti Nurhasanah (46), warga Ciledug, sambil menyeka air mata karena rumahnya kembali terendam untuk ketiga kalinya dalam dua tahun terakhir.
Warga berharap pemerintah pusat dan daerah serius dalam membenahi infrastruktur, memperluas ruang hijau, dan memperketat pengawasan pembangunan di wilayah rawan banjir.
Langkah Penanganan dan Pencegahan
Pemerintah Kota Tangerang menyatakan akan segera melakukan evaluasi menyeluruh. Rencana jangka pendek mencakup pembersihan saluran air dan penyedotan genangan menggunakan pompa portable. Sementara rencana jangka panjang meliputi normalisasi sungai dan pembenahan sistem drainase di kawasan pemukiman padat.
“Kami tidak bisa melawan alam, tapi kami bisa memperkuat sistem agar dampaknya tidak separah ini,” tutur Wali Kota Tangerang, Sachrudin, dalam konferensi pers. Banjir di Tangerang Setinggi 1 Meter Warga Harus Mengungsi
Alarm untuk Kita Semua
Banjir yang kembali melanda Tangerang menjadi alarm keras akan pentingnya kesadaran lingkungan, kesiapan infrastruktur, dan peran serta semua pihak dalam menjaga keseimbangan alam. Perubahan iklim yang makin terasa, di tambah dengan urbanisasi yang pesat, menjadikan banjir bukan hanya masalah lokal, tetapi isu bersama.
Kini, saatnya semua pihak pemerintah, swasta, dan masyarakat berpikir lebih jauh dan bertindak lebih cepat. Karena jika tidak, banjir setinggi satu meter bisa jadi hanya permulaan.