Bursa Asia Anjlok Dipicu Tarif Trump dan Gejolak Wall Street, Pasar saham Asia mengalami tekanan besar pada Jumat, 4 April 2025, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan kebijakan tarif baru yang menargetkan produk-produk impor dari China dan beberapa negara Asia lainnya. Langkah ini memicu kekhawatiran luas di kalangan investor terkait prospek ekonomi global, yang mengakibatkan indeks-indeks utama di Asia mengalami penurunan signifikan.
Dampak di Pasar Asia
Di Jepang, indeks Nikkei 225 anjlok 2,6% ke level 33.818,18, yang merupakan posisi terendahnya dalam delapan bulan terakhir. Indeks Topix juga mengalami penurunan tajam sebesar 3,5% ke 2.477,96. Sektor perbankan menjadi yang paling terpukul, dengan indeksnya turun 10% hanya dalam satu hari, mencatatkan penurunan mingguan sekitar 20%. Saham perusahaan keuangan besar seperti Mitsubishi UFJ Financial Group merosot lebih dari 10%, sementara yen yang menguat semakin menekan ekspor Jepang.
Di Korea Selatan, indeks Kospi turun 0,5% seiring meningkatnya kekhawatiran terhadap rantai pasokan global. Saham raksasa teknologi seperti Samsung Electronics dan SK Hynix juga mengalami tekanan, mencerminkan kekhawatiran investor terhadap potensi gangguan perdagangan yang lebih luas akibat tarif baru AS.
Sementara itu, pasar saham di China dan Hong Kong tidak beroperasi pada hari ini karena hari libur, tetapi investor tetap mencermati dampak potensial kebijakan tarif baru Trump terhadap ekonomi China. Analis memperkirakan bahwa ketika pasar China kembali dibuka, kemungkinan besar akan terjadi aksi jual besar-besaran.
Di Australia, saham perusahaan-perusahaan pertambangan seperti BHP dan Fortescue Metals mengalami koreksi tajam, sementara sektor teknologi dan manufaktur menghadapi ketidakpastian besar. Tarif baru AS terperkirakan akan mengurangi permintaan terhadap ekspor dari negara-negara Asia, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi kawasan.
Dampak di Wall Street
Gejolak di pasar Asia mengikuti sesi perdagangan yang penuh tekanan di Wall Street. Pada Kamis malam, indeks Dow Jones Industrial Average merosot 1.679 poin atau sekitar 4%, sementara S&P 500 turun 4,84% dan Nasdaq anjlok hampir 6%. Penurunan tajam ini menghapus sekitar $3,1 triliun nilai pasar, menyusul reaksi negatif investor terhadap pengumuman tarif baru oleh Presiden Trump. Bursa Asia Anjlok Dipicu Tarif Trump
Sektor yang paling terpukul di AS adalah perusahaan dengan eksposur besar terhadap China, seperti Apple dan Nike. Saham Apple anjlok lebih dari 9%, sementara Nike kehilangan lebih dari 14% nilainya dalam sehari. Investor juga mencatat bahwa kebijakan tarif ini dapat menyebabkan kenaikan harga barang-barang konsumsi di AS, yang berpotensi meningkatkan inflasi dan memperlambat pertumbuhan ekonomi domestik.
Penyebab dan Dampak Tarif Baru
Pemerintahan Trump mengumumkan tarif tambahan yang menargetkan produk elektronik, otomotif, dan barang konsumsi dari China. Tarif ini juga mencakup negara-negara Asia Tenggara yang memiliki hubungan rantai pasokan erat dengan China, seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand.
Dengan tarif rata-rata yang meningkat secara substansial, analis memperkirakan bahwa negara-negara tersebut akan menghadapi hambatan besar dalam mengekspor produk mereka ke AS. China sendiri berpotensi menghadapi tarif di atas 50% untuk beberapa kategori produk tertentu, yang dapat memperburuk hubungan dagang antara kedua negara.
Para ekonom memperingatkan bahwa langkah ini dapat memicu perang dagang global, yang berisiko menyeret ekonomi dunia. Beberapa perusahaan multinasional mulai mempertimbangkan untuk memindahkan operasional mereka keluar dari China guna menghindari tarif tinggi.
Respon Pasar dan Analis
Investor global kini beralih ke aset-aset safe-haven seperti yen Jepang, emas, dan obligasi pemerintah AS, yang menyebabkan pergerakan besar dalam nilai tukar mata uang dan harga komoditas. Yen menguat terhadap dolar AS, sementara harga emas melonjak hampir 2% dalam satu hari terakhir.
Para analis pasar juga mengingatkan bahwa volatilitas di pasar keuangan kemungkinan akan terus meningkat dalam beberapa minggu mendatang. Jika eskalasi kebijakan tarif ini berlanjut, banyak perusahaan harus menyesuaikan rantai pasokan mereka.
Kesimpulan
Kebijakan tarif baru Presiden Trump telah mengguncang pasar keuangan global, menyebabkan aksi jual besar-besaran di Asia dan Wall Street. Dengan meningkatnya ketegangan perdagangan, investor bersiap menghadapi kemungkinan resesi global yang lebih dalam. Respons dari pemerintah China dan negara-negara Asia lainnya akan menjadi kunci dalam menentukan arah pasar keuangan dan prospek ekonomi dunia.